bc

Guardian Dragon

book_age16+
37
FOLLOW
1K
READ
adventure
warrior
weredragon
drama
ambitious
others
rebirth/reborn
dragons
like
intro-logo
Blurb

Innovel Writing Contest~The Next BIG Name

Naga Ares adalah naga dari Planet Aques yang mati di tengah medan pertempuran. Tubuhnya terpecah menjadi lima bagian berbentuk bulat. Salah satu bola berwarna abu-abu masuk ke dalam tubuh manusia bumi yang telah mati bernama Zack Winter. Ternyata bola itu berisi jiwa Naga Ares.

Penyesuaian dalam tubuh manusia bagi seekor naga sangatlah sulit. Untuk itu, Zack harus beradaptasi sebaik mungkin menjadi manusia tanpa celah. Keinginannya untuk kembali ke Planet Aques tak pernah surut. Dengan bantuan dua raja dari negara yang terisa, Zack mencari ke empat bola kehidupan yang telah terpecah.

Dapatkan sang naga yang sudah menjadi manusia itu kembali ke Planet Aques untuk memberantas para penghianat? Atau dia harus terjebak di dalam pusaran lautan manusia. Karena terkadang, kenyamanan hidup sebagai manusia menumpulkan naluri hewannya.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Planet Aques adalah planet yang dihuni oleh para manusia yang memiliki kekuatan super dari empat elemen yaitu tanah, api, air, dan udara. Namun ada kelemahan dibalik kekuatan mereka yang hanya aktif di malam hari. Karena sumber kekuatan mereka terbatas, salah satu dari kau mereka yang ingin menguasai semua negara menggunakan segala cara untuk menghancurkannya untuk merubahnya menjadi era baru. Tentu kudeta itu membuat perseteruan tiada habisnya sehingga tersisa dua negara yang masih bertahan untuk negaranya. Sekarang mereka terlibat pertempuran dahsyat yang melibatkan satu-satunya naga pelindung bagi kaum mereka. “Ares!” panggil pria yang memakai zirah berlapis emas dengan lambang naga di d**a kanan. Setelah memanggil, seekor naga putih keluar dari balik gunung-terbang merentangkan sayapnya yang panjang, dikepakkan berulang kali turun mendekati pria itu. Grrrrrrr “Justin,” panggil Ares sambil menatap ke medan pertempuran. Kaum dari Planet Aques saling berkelahi satu sama lain dengan senjata maisng-masing. Bau anyir darah membuat naluri Ares menajam. Terlihat jelasmata yang hitam berubah menjadi merah. “Kita akan bertarung habis-habisan.” Justin naik ke punggung Ares dengan gagah. Sang naga terbang mengepakkan sayap hingga membuat angin begitu besar sampai para musuh sedikit mundur karena takut. “Jangan takut, dia hanya naga! Kalian hanya perlu membunuh dua raja!” teriak sang komandan. Ares terbang, menyemburkan api dari mulutnya ke arah sang panglima. Sontak si panglima musuh langsung terbakar habis tak tersisa menjadi debu. Mata nyalang Ares menuju ke pria bertopeng yang sedang menaiki kuda putih. “Bersiaplah... kau harus membunuh pria bertopeng itu.” Sanga naga menyemburkan apinya kembali. Kali ini sasarannya adalah pria bertopeng. Sayangnya api itu ditangkis dengan kekuatan eleman air. “Tak mungkin,” seru Justin tak percaya. Ini siang hari, kekuatan Elemen tak akan berfungsi. Pria bertopeng itu tertawa keras menggelegar. “Kau menyerah saja, karena smeua sudah berada di kendaliku.” Dia mengangkat kedua tangannya dengan cepat ke udara dengan posisi terentang. Air dari berbagai arah naik ke udara. Ares terbang ke atas. “Bepegangan!” teriaknya cukup keras. “Kita harus mengulur waktu karena sebentar lagi akan malam.” “Sial! Aku tak suka seperti ini!” Justin berteriak cukup keras karena Ares terbang tinggi ke atas melewati beberapa awan. Dia mengambang untuk menunggu waktu matahari tenggelam. Namun semua rencananya gagal karena pria bertopeng itu terbang mengikutinya dengan menggunakan elemen air yang dimiliki. “Kau tak akan bisa lari.” Ares dan Justin tak bisa berkutik sama sekali. Dengan sekali gerakkan, air itu mengelilingi Naga Ares dan Justin dengan cepat lalu menyelimuti tubuh keduanya. Naga Ares tak tinggal diam, menyemburkan api miliknya untuk menembus air itu. Sayang sekali, kekuatannya tak cukup karena tiba-tiba tubuhnya melemah. Matahari yang mulai turun menghilang membuat Justin berteriak karena letupan kekuatan. Angin besar yang di hasilkan dari teriakan itu membjuat alir terbelah menjadi beberapa bagian kecil. Ares seperti sekarat, terbatuk seteguk darah. Justin terkejut sementara pria bertopemg itu tertawa dengan sangat arrogan, Tiba-tiba ada api besar mengenai punggung pria bertopeng itu tanpa di sadarinya. “b******k!” umpatnya cukup keras. Seorang pria terbang dengan lima bola api di seluruh tubuhnya. Dua api di kaki, dua api di tangan, dan satu api di atas kepala. Kaum Planet Aques menyebutnya formasi bintang. Hanya orang yang memiliki elemen api yang dapat melakukan formasi itu. “Steve!” panggil Justin melayang di udara. Ares sudah tak sanggup lagi menampung berat badannya karena pusing yang melanda. Dia langsung menutup mata jatuh ke bawah. “Ares!” teriak Justin dan Steve bersama. Si pria bertopeng tersenyum semirik lalu menggunakan kesempatan itu untuk menyerang Naga Ares. Dia mengangkat kedua tangannya. Semua air yang ada di tanah langsung keluar mengikat tubuh Ares dengan cepat. Steve tak tinggal diam langsung melayangkan kekuatan apinya untuk menghentikan tindakan pria bertopeng itu. Namun salah satu panglima menghalaunya. Sekarang tinggal Justin yang berusaha keras untuk menyelamatkan Ares. Belum sempat kekuatan angin miliknya membelah air yang menyelimuti tubuh Ares perlahan, ada air menghantam tubuhnya dari samping sehingga kekuatan yang dilayangkan melesat. Sementara Ares tubuhnya kian sesak akhibat air yang terus menyelimuti dirinya. Dia memiliki kekuatan api yang terisa di dalam tubuhnya. Kekuatan yang ada di dalam tubuhnya mulai terkikis perlahan. Ares adalah raja dari empat elemen. Itulah alasan kenapa Kaum dari Planet Aques percaya padanya. Sayang sekali kekuatan itu perlahan menghilang menyisakan elemen api. Setelah air itu membuat tubuhnya lemas, dia terjatuh ke tanah cukup keras. Justin hendak bangkit membantu, tapi para bawahan pria bertopeng itu mengepungnya. Mata Justin melihat sekeliling. Genangan darah dan juga banyak mayat tergelitak di mana-mana. Negaranya sudah hancur dan yang terisa adalah para pemberontak untuk membangun era baru. Mata Justin mengarah pada satu-satunya naga pelindung yang sedang sekarat. Tapi pandangan itu dihalangi oleh seseorang. “Ah... seperti dia mau mati.” Wajah pria itu menatap penuh kebencian kepada Ares. “Jadi, akhirnya dia kalah.” Dia menoleh ke arah Justin. “Kau!” desis Justin cukup keras. “Bukankah kau yang sellau merawat Ares?” Ia tak menyangka bahwa dia yang selalu berada di samping Ares telah emnghianatinya. “Aku menunggu waktu hari ini untuk melihat naga itu mati. siapa sangka dia mengibaskan ekornya senang ketika aku merawatnya.” “Amerta!” teriak Justin sangat kesal. Tombak para prajurit langsung mengarah padanya. Justis menggigit bibirnya tanda menahan amarah. “Kenapa? Padahal Ares percaya padamu.” “Ah... karena aku membenci naga itu. Dia adalah sumber mala petaka. Aku sennag karena dia bodoh, menerima semuanya dariku, tanpa ada keraguan. Hehehehe.” “Tutup mulutmu, Jalang!” Justin berteriak lagi membuat Amerta memukul wajahnya. “Buang dia ke lembah pendosa. Aku tak ingin melihat wajahnya.” Amerta berjalan mendekati pria bertopeng. Sedangkan Justin terus berteriak mengumpat wanita itu berulang kali. Amerta mengacuhkannya, memilih sujud kepada pria bertopeng. “Salam, aku telah melakukan tugas dengan baik.” “Aku senang, dan hadiah akan aku berikan.” Pria bertopeng itu mengambil berlati yang ada di balik jubahnya, dnegan cepat dia menghunuskan belati itu tepat di jantung Amerta hingga terbatuk mengeluarkan darah segar sebanyak dua kali. “K-kau,” kata Amerta terkejut dengan tindakan dari pria bertopeng itu. Mata wanita itu mengarah pada Ares, lalu meneteskan air mata. Kenangan bersama sang naga teringat jelas di benaknya. Inikah saatnya dia pergi? Ternyata smeua yang dilakukan menghianati Ares adalah hal sia-sia. Pada kenyataannya dia hanya dijadikan b***k tak berharaga sebagai alat perantara uuntuk membunuh sang naga. Amerta menyesal, telah membunuh Ares perlahan dengan racun. Mengunci seluruh aliran darahnya sehingga hanya api saja yang dapat digunakan ketika melindungi penduduk Planet Aques. “Kau menangis disaat ajal menjemputmu, Amerta.” Pria itu mengambil belati yang tertancap di jantung Amerta. Sontak tubuh wanita itu langsung ambruk di tanah dengan darah yang terus mengalir hingga menggenagi seluruh tubuhnya. “Sayang sekali, jantungmu harus aku ambil.” Pria bertopeng itu menacapkan belati tepat ke d**a sebelah kiri milik Ares. Namun tiba-tuba tubuhnya bercahaya membentuk lima bola. Empat bola elemen dan yang satu adalah bola berwarna abu-abu yang berisi jiwa. Pria bertopeng itu hendak menangkap kelima bola itu, tapi bola itu langsung terbang menjauh dengan kecepatan di atas rata-rata. Hal itu membuat pria tersebut murka. “Arrggggghhh...! Cari benda itu sampai dapat! Cari di seluruh planet! Aku tak mau tau!” Semua bawahannya pun langsung bergegas meninggalkan medan pertempuran. Sisanya memburu para penghuni yang tersisa untuk di masukan penjara. Plenat yang sangat indah beberapa dekade lalu berubah menjadi lautan penuh darah. Hanya satu orang yang diwaspadai yaitu pria bertopeng yang sedang berjalan menjauh dari lokasi pertempuran.  Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Time Travel Wedding

read
6.6K
bc

Romantic Ghost

read
164.3K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
22.2K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
91.5K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
10.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
7.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
148.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook