"Thank you, Jean," ucap Zenith begitu mobil Jean berhenti di depan bangunan butiknya yang menjulang tinggi tiga lantai. "Nith," panggil Jean seraya menahan lengan Zenith saat ingin beranjak turun dari mobil. Merasakan tangannya dipegang membuat Zenith menjadi risih, ia menolehkan kepalanya ke arah Jean seraya berusaha melepaskan genggaman tangannya. Ada rasa tak nyaman yang menggerayangi hatinya, padahal dulu Jean adalah tempat ternyaman untuknya. "Kenapa?" tanya Zenith dengan salah satu alis yang dinaikkan. "Cepetan ya kalau mau ngomong, aku hari ini lumayan banyak janji sama klien lain." Mata Jean menatap nanar ke arah Zenith, membuat kedua netra mereka saling bertemu beberapa detik. Namun, dengan cepat Zenith memutuskan tatapan mereka dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ter