"Mau kemana malam-malam gini, Nith?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Dito barusan berhasil membuat langkah Zenith terhenti, ia menoleh sejenak ke arah suaminya itu. Ia memutar otaknya sejenak untuk mencari alasan yang tepat bagi Dito. Tak mungkin ia berkata jujur kalau dirinya akan pergi ke bar hanya untuk menjemput mantannya itu. "Mau keluar sebentar, boleh nggak?" tanya Zenith meminta izin. Ia merasa resah ketika harus berbohong pada suaminya itu. Dito terlihat berpikir sebentar, keningnya yang mengerut membuat kedua alis hitam tebal miliknya tampak saling bertautan. "Ke mana sih malam-malam gini, Nith? Udah jam sepuluh juga. Nggak bisa besok aja?" Zenith menggelengkan kepalanya. "Nggak bisa, Mas. Eum... teman aku ada yang masuk rumah sakit, tapi keluarganya baru bisa datang besok