Turning Every Corner

1964 Words

Pukul lima pagi, Danisa baru saja melipat mukena ketika suara ketukan di pintu kamarnya. Ia diam sejenak, meyakini ketukan itu benar di depan pintu kamarnya. Keningnya berkerut heran. Perempuan itu terperangah, Erik berdiri di depan pintu, mengenakan track jacket, celana jogger, dan sneakers. "Kamu kok tau kamarku? Terus ngapain datang pagi-pagi subuh?" Lelaki itu menyeringai lebar. "Kemarin aku janji datang subuh buat jemput kamu, aku tepati janjiku." Danisa memutar bola matanya. "Ya, ampun... nggak gitu juga kali, Rik!" "Ikut, yuk!" "Kemana pagi-pagi begini?" "Jogging!" Bibir Danisa mengerucut. Ia tidak membawa baju olahraga. Di lemarinya hanya terisi kaos oblong, polo shirt, sementara bawahan hanya celana jeans untuk ke proyek dan celana pendek untuk santai. "Hmm, aku nggak sed

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD