BAB 39

1151 Words
Mark sekarang dengan mata terpejam mengarahkan kedua tangannya ke depan, ia memfokuskan energi yang ada di dalam dirinya untuk keluar dan menyelimuti air sungai yang ada di depannya itu, tetapi Mark baru menyadari sesuatu. Bagaimana mungkin Mark dapat mengubah air sungai sebanyak itu menjadi air murni yang netral? Bukankah itu mustahil? Akhirnya Mark pecah fokus dan terpental sejauh 5 meter dari tempat ia berdiri. Alan dan Dave yang melihat itu segera menghampiri Mark, “Ada apa?” tanya Alan membuka suara untuk menanyakan yang terjadi. Tubuh Mark yang jatuh terlentang itu terasa sedikit perih, untung saja bukan kepalanya yang mendarat dahulu. Mark membuka matanya saat perihnya sudah mulai menghilang dan mendapati langit mendung, Mark mengerutkan dahinya karena langit mendung itu, “Apa terjadi sesuatu? Lihat langitnya!” seru Mark menunjuk ke atas. Alan dan Dave refleks mengikuti arah tunjukkan dari Mark, mereka melihat langit hitam kelabu yang secara perlahan mulai meluas dari satu titik. “Apa itu ulahmu?” tanya Dave curiga dengan matanya yang memicing tajam. “Yaelah ngapain juga gue buat musim berubah lagi?” Mark membantah tuduhan Dave dengan muka kesalnya, ia bangkit dari tidurnya itu dan berdiri dengan cepat, lalu membersihkan bagian belakang tubuhnya dengan menepuk-nepuk seluruh pakaiannya. “Jadi sekarang apa?” tanya Alan yang benar-benar bingung mereka harus melakukan apa di hutan besar itu. “Bentar, sebelum itu, kenapa lo tadi terpental?” tanya Dave masih penasaran. “Gue kelepasan fokus jadi sihir gue mental lagi ke gue,” jawab Mark dengan polosnya. “Terus? Lo kenapa nggak bisa fokus? Padahal tidak ada hal yang menditraksi,” kali ini Alan yang bertanya. “Itu.. air sungai kan luas dan panjang. Bagaimana gue bisa menetralkannya coba? Sedangkan ia akan terus mengalir.” Mark membagikan kekhawatirannya ketika ingin mencoba untuk menetralkan air sungai. “Benar juga, tapi satu hal yang pasti, lo bisa nggak lindungi kita dulu? Kayanya itu bukan hujan air atau es? Tapi hujan besi panas..” lirih Dave di akhir kalimatnya yang membuat Mark melihat secara perlahan ke atas. “Gila! Kekuatan apa ini?” panik Mark disertai kagum saat melihatnya. Awan yang berada di atas mereka sudah penuh akan awan hitam kelabu bahkan di seluruh penjuru ufuk mata angin. Hujan besi panas itu perlahan mulai turun dengan sangat cepat, jumlahnya tidak terhitung ada kemungkinan itu berjumlah jutaan bahkan milyaran karena meluas. Berbagai peralatan pandai besi jatuh dengan menusuk tajam ke bawah, Mark yang melihat kejadian itu sedikit terpana, tetapi ia langsung melindungi tubuh ia dan kedua temannya itu dengan sihir gravitasi pelindung paling kuat miliknya. Pelindung gravitasi Mark kali ini terlihat transparan hanya saja ada warna abu-abu seperti asap yang berada di sekeliling mereka dengan bentuk seperti telur. Saat hujan besi itu turun hingga mencapai dasar tanah, banyak yang bisa menargetkan ke sosok makhluk bernapas. Semua besi yang berada di sekitar Mark, Alan, dan Dave menargetkan mereka bertiga dengan gerakan yang sangat cepat, tetapi itu tidak mempan karena sihir pelindung gravitasi milik Mark. Sihir Mark kali ini benar-benar berbeda, gravitasi yang seharusnya mementalkan sebagai pelindung. Kali ini justru mampu menelan dan menyerap semua besi itu dalam sekejap. Mark tersenyum tipis karena ia memiliki ide yang cukup berbahaya terlintas di otaknya. “Lo nggak mau aneh-aneh kan?” tanya Dave yang bisa merasakan emosi Mark berubah drastis. “Bukankah ini pertemuan jarak jauh? Kalau kita manfaatkan ini, gue rasa kita bakal bisa cepat keluar dari sini,” ucap Mark. “Gimana? Jangan bilang lo mau kombinasikan kekuatan lo?” tanya Alan. “Tepat sekali!” seru Mark dengan memberikan jempo dua buat Alan. “Tapi Mark, apa lo udah yakin dengan keputusan lo ini?” Dave memperingati Mark kembali karena ia memiliki firasat tidak enak. “Untuk memastikan, bagaimana kalau lo baca keputusan gue ini pada akhirnya akan membawa kita ke mana?” Dave sempat kepikiran seperti yang dikatakan Mark, tetapi ia merasa bersalah jika melakukan itu seakan mereka curang dalam berkompetisi. “Gue rasa sih itu nggak masalah kalau lo liat masa depan dan mencari untung, lagipula itu kekuatan lo sendiri kan? Kita juga dalam pengembangan diri, gue rasa justru itu tujuannya, bukan?” ucap Alan meyakinkan Dave untuk berbuat curang. “Halah! Banyak bacot juga lo, gue baca pikiran lo kalau lo sendiri aja berkata ini sebuah kecurangan!” Dave berkata dengan penuh penekanan dan emosi. Ia yang biasanya jujur jadi merasa tidak enak melakukan kecurangan seperti ini. “Lama ah! Gue langsung coba aja ya!” pinta Mark tanpa persetujuan kedua temannya itu. Ingin menyela perkataan Mark, tetapi Mark sudah lebih dulu meluaskan sihir gravitasinya itu sampai ke seluruh hutan sampai ke pembatas di mana tempat kubah yang melindungi hutan terlarang itu berada. “Mari kita uji kekuatan gravitasi ini sejauh apa!” seru Mark. Mark mengalirkan kekuatan dari dalam dirinya ke seluruh sihirnya yang meluas itu dalam sekejap, lalu dengan penuh aura dominannya yang kuat bibir Mark terbuka, “Berhenti.” Ucapan Mark itu membuat awan kelabu tadi langsung menghilang dan keadaan hutan menjadi senyap seketika. Alan dan Dave juga merasakan dampaknya, tubuh mereka menjadi sangat kaku dan tidak dapat digerakkan sama sekali. Sedangkan Mark merasa ia sudah mampu mengendalikan kekuatannya itu, jadi Mark tersenyum licik dengan kembali membuka bibirnya untuk mengatakan sebuah kata yang membuat semuanya lenyap seketika. “Matilah,” ucap Mark dengan nada beratnya membuat semua yang ada di dalam hutan itu mati seketika. “Eits tidak semudah itu!” ucap seseorang di telinga Mark. Mark menoleh dengan cepat, membuat pedang es dan menyerang orang yang berada di belakangnya itu. Mark menatap tidak percaya dengan orang yang sekarang berhadapan dengannya, sungguh orang mengerikan. Bagaimana bisa ia berjalan di atas gravitasi Mark? Bahkan ia bisa bergerak sana ke mari dengan sangat lincah tanpa merasa tertekan sedikitpun. “Lo berhasil buat teman gue mati, tapi sayangnya gue nggak bisa mati semudah itu. Supaya setimpal, sepertinya gue juga harus bunuh kedua teman yang ada di belakang lo itu!” seru pemuda itu tersenyum lebar kepada Mark. Pemuda itu mengeluarkan benang merah dari dalam jarinya dan membalut pelindung gravitasi milik Mark, seketika pecah dan sekarang Alan juga Dave sudah berada di genggaman pemuda itu. “Bagaimana bisa?” gumam Mark tidak dapat berkutik karena kehebatan pemuda itu, bahkan ia bisa menghancurkan sihir pelindung terkuat milik Mark? “Ucapkan selamat tinggal!” ucap pemuda itu. “Sayangnya tidak semudah itu.” Alan mencair seketika. Tubuhnya berubah menjadi lendir dan menjalari sihir benang merah itu, benang merah itu perlahan hangus saat Alan sudah melewatinya dan sampailah ia mendekati pemuda yang menyerang mereka, pemuda itu langsung memutuskan sihirnya dan melompat ke belakang. Serangan lambat Alan itu berhasil membuat Dave terlepas dan bernapas kembali, karena benang merah yang mengikat tubuhnya itu mengincar lehernya sehingga ia kesulitan bernapas. “Ia pemilik sihir benang merah pengubah takdir,” ujar Dave memberitahu. “Wah! Tim yang sangat menarik! Tidak seperti tim gue yang hanya beban saja, kalau begitu bagaimana jika kita menyudahi pemanasannya dan bertarung lebih serius?”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD