18 Selalu Buruk.

1579 Words

Sesampainya di kediaman kakek keduanya ternyata sudah di tunggu oleh kakek di halaman rumah besar bergaya Eropa kuno itu, Jefian yang tadinya turun lebih dulu memutuskan untuk menunggu Sashi agar terlihat harmonis di hadapan kakeknya itu. “Cepat! Lama sekali untuk turun dari mobil saja!” “Aku memakai dress jadi susah untuk terburu-buru. Lagi pula untuk apa kau menungguku? Masuk saja lebih dulu. Astaga tidak bisakah kau sehari saja tidak marah-marah.” Kata Sashi berjalan turun dari mobil itu dengan hati-hati memegangi bawah dressnya. Jefian tidak peduli dia segera meraih tangan Sashi untuk dia gandeng di hadapan kakek. Seperti biasa bukan Jefian namanya jika dia tidak mengeluarkan umpat-umpatan kecilnya, ada saja yang salah dengan Sashi di mata dia. Namun Sashi tidak peduli ada kala

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD