Bersamaan dengan ibu Violita yang beres mengunci tiga buah koper besar, Albizar datang. Albizar ngos-ngosan dan tubuhnya juga sempoyongan. Dari pengawasannya, ibu Violita yakin, sang putra tengah sangat buru-buru. Sulungnya itu berlari sangat kencang hingga wajahnya saja berkeringat sekaligus berwarna merah padam. Pertemuan mereka terjadi di ruang pertama yang ada di apartemen. Sementara setelah ibu Violita awasi lagi, tampaknya Albizar hanya datang sendiri. Albizar yang awalnya pergi dengan pak Daniel berikut beberapa pengawal mereka, kedatangannya tak disertai siapa pun lagi. “Ada apa, Mas? Mas pulang sendiri?” Ibu Violita refleks membeku. Karena si dingin Albizar tak sedikit pun merespons bahkan sekadar meliriknya. Kenyataan tersebut membuat hatinya teriris. Hati ibu Violita terasa