INGIN MAMA CEPAT SEMBUH

1028 Words
“Oke kalau seperti itu, nanti sore jam besuk kita ke sana.” “Aku kabarin Irhan deh biar dia nemenin kita, kayaknya lebih enak kalau ada dokter situ.” “Ya boleh seperti itu. Mama nanti akan minta OB untuk pesan juice asli tanpa gula di café depan kantor saja, kita minta tambahkan madu seperti biasa. Daripada bawa buah, buat pasien lebih mudah mengkonsumsi juice.” ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Terima kasih ya Mbak mau rawuh. Tahu dari mana kalau istri saya dirawat di sini?” tanya Mahendra. Saat itu Seruni baru saja tidur. “Kebetulan Anto melihat Galih dan Mas Mahendra tadi pagi saat Anto bertemu dengan temannya Irhan ini, tapi tadi pagi Anto tidak sempat menegur Mas Mahendra karena dia keburu-buru berangkat kantor. Lalu dia tanya sama dokter Irhan jadi kami tahu kondisi Mbak Seruni kata Widuri. Irhan dan Anto tersenyum sambil mengangguk mendengar jawaban Widuri, karena memang tak mungkin kan dibilang Irhan lapor tanpa sebab. Jadi lebih baik memang seperti itu, dibilang Anto yang melihat tapi tidak sempat menegur karena keburu-buru. “Oh iya, Mas Prabu titip salam. Dia nggak bisa kabur dari kantor, sedang Listy sedang sangat sibuk dengan promo film yang diangkat dari novelnya, jadi nggak bisa ikut ke sini. Dia titip salam saja buat Seruni,” ucap Widuri. “Iya Mbak, matur nuwun. Nanti saya sampaikan,” ucap Mahendra. “Eh Tante apa kabar?” ucap Taufik yang baru masuk ruangan. Dia masuk bersama Galih. Galih pucat pasti melihat calon ibu mertua yang gagal ada di ruangan rawat mamanya, juga ada Anto di sana dengan seorang lelaki tampan menggunakan seragam dokter. ‘Kalau Listy saja sejago itu karatenya, Anto pasti lebih hebat,’ itu pikiran Galih. Taufik langsung memberi salim pada Widuri dan berjabat tangan dengan Anto. degan tertatih Galih pun menghampiri Widuri dan memberi salim. Widuri hanya mengulurkan tangan tapi tidak berkata apa pun pada Galih. Begitu pun Anto, mereka sudah memprediksi pasti bakal ketemu Galih, namanya yang sakit ibunya tak mungkin kan anak itu tidak ada saat ibunya sakit. “Kenalkan ini temanku juga temannya Listy, kami sama-sama karateka nasional,” Anto memperkenalkan Irhan pada Taufik dan Galih. “Irhan,” kata Irhan saat berjabat tangan pada kedua lelaki kakak beradik tersebut. “Dokter di sini?” tanya Taufik melihat kenalan barunya menggunakan sneli. “Iya, saya dokter anak. Kebetulan barusan Mas Anto dan Tante Widuri ke ruangan saya jadi saya temani ke sini,” ucap Irhan. “Mas kami nggak bisa lama-lama, karena kami masih harus bertemu dengan klien lagi. Nanti titip salam saja pada Mbak Seruni. Semoga dia cepat sembuh,”’ kata Widuri. Yang penting dia sudah memperlihatkan bahwa keluarganya sangat berbeda dengan keluarga Harsana. Dia perlihatkan bahwa keluarga Prabu Kuncoro itu tidak pernah gentar menghadapi apa pun. “Iya nanti kami sampaikan bila Seruni sudah bangun. Mungkin ini pengaruh obat sehingga ada suara seperti ini pun dia tidak bangun. Biasanya ada suara sedikit saja dia bangun. Saya yakin ini pengaruh obat,” ucap Mahendra. “Kalau pasien yang dirawat karena kejiwaan pasti diberi obat untuk istirahat tenang Pak. Agar dia rileks otot-ototnya, juga pikirannya,” jelas Irhan. “Oh iya seperti itu mungkin Dok, karena memang beberapa malam ini dia kurang tidur,” Mahendra membenarkan dugaan Irhan. “Karena stres atau depresi pasien bisa seperti itu. Bisa juga nanti dia berteriak-teriak dan akhirnya dia mengalami schizophrenia atau apa ya kalau orang awam bilang. Mohon maaf, sekali lagi mohon maaf, orang awam mungkin bilang sinting ya.” “Tidak sampai taraf gila tapi masih sedikit dibawah itu lah. Itu yang dalam kedokteran disebut schizophrenia. Pasien suka meracau sendiri, suka bicara sendiri, nanti suka teriak atau menangis dan segala macamnya karena halusinasi. Itu nanti arahnya ke sana kalau depresi dibiarkan,” jelas Irhan. Mendengar itu tentu saja Taufik, Mahendra dan Galih sangat ketakutan bila Seruni sampai mengalami schizophrenia. Mereka harus benar-benar menjaga dan mengobati Seruni sampai benar-benar sembuh. Itu sebabnya mereka minta Seruni dirawat agar bisa ditangani oleh dokter jiwa. “Baik, mari saya juga ikut permisi, karena kebetulan hari ini saya sudah selesai. Saya masih harus prakktik di rumah,” pamit Irhan. Irhan bersama papanya memang buka praktik di rumah jadi kalau Irhan pergi ada papanya yang menggantikan. Begitu pun kalau papanya pergi. Itu sebabnya dulu Irhan sengaja mengambil spesialis anak agar bisa bekerja sama dengan sang papa. “Iya Dokter. Terima kasih,” jawab Taufik. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Berarti kita memang tidak boleh cepat-cepat membawa pulang Mama bila Mama belum sembuh secara kejiwaan Pa, kasihan kalau seperti itu,” ucap Taufik saat mereka tinggal bertiga. “Papa juga nggak bilang sama kita kalau beberapa malam Mama sulit tidur,” protes Galih. “Papa nggak berpikir dampaknya akan seperti itu. Papa pikir ya sulit tidur nanti juga lama-lama dia akan tertidur karena capek sebab beberapa malam nggak tidur. Itu pikiran Papa,” jelas Mahendra. “Apa kita cari alternatif mungkin?” usul Galih. “Maksudku bagaimana?” tanya Mahendra. “Mungkin dengan pengobatan totok syaraf atau dengan tusuk jarum atau pengobatan tradisional tapi ya pengobatan tradisional yang kontemporer bukan dukun klenik maksud aku,” kata Galih. “Seperti tadi aku bilang misalnya tusuk jarum atau terapi apa gitu. Pokoknya yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan lah.” “Mungkin dengan hypnoterapi Pa,” kata Taufik. “Kalau hypnotherapy kayaknya dokter jiwa sini bisa kok. Coba saja minta hypnoterapi Pa.” “Ya Mas Taufik saja kalau nanti bertemu dengan dokter atau ayo sekarang kita ke dokter jiwanya. Kita minta alternatif bagaimana untuk penyembuhan Mama lebih cepat,” kata Galih. “Kamu itu kan sudah dibilang jangan banyak bergerak biar recovery tulangnya cepat sembuh,” Mahendra melarang Galih banyak bergerak. “Kalau jalan kan aku nggak apa-apa Pa. Jalan aku pakai satu kaki kok, satu kaki kanan sama tambah tongkat di ketiakku. Itu saja. Aku nggak gerakin kaki kiriku,” jelas Galih. Akhirnya setelah banyak diskusi Taufik Dan Galih pun mencari dokter jiwa yang menangani Seruni. Mereka ingin penyembuhan yang lebih cepat agar Seruni tak makin parah. Dalam hal ini Galih yang sangat menginginkan Seruni kembali pulih, karena dia sadar, kondisi Seruni seperti saat ini semua karena kelakuan buruknya. Dan dia ingin mengupayakan semua jalan agar Seruni bisa kembali sehat jiwanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD