Part 3

1180 Words
"Waahh kukira aku tidak akan bisa kembali lagi ke dunia ini. Kukira aku akan menjadi bangkai di dalam perusahaan itu." Gumam Alesha saat sudah berada didalam mobil. Dia benar-benar bersyukur pada seorang bapak yang tadi datang menemui presdir Haykal. Karena jika bukan karena dia datang untuk mengantarkan laporan perusahaannya, mungkin Alesha tidak akan bisa lepas dari genggaman presdir jahat itu. Berulang kali Alesha menghela nafasnya berat, mengingat kejadian menegangkan yang baru saja dialaminya. "Sha, maaf ya karena telat jadi kamu yang antarin laporan, Hehe." Ucap Rose yang sudah berdiri didepan Alesha. "Aku tidak akan pernah menggantikanmu lagi untuk mengantar laporan, cukup ini terakhir kalinya." Jawab Alesha ketus kemudian masuk kedalam lift. "Kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Rose bingung. "Aku hampir mati karena presdir gila itu, bayangkan dia baru saja melihat cover laporan dan sudah melempar laporan dan minta diulang. Dimana sopan santunnya. " "Terus apa kau meminta maaf dan mengambil laporan nya?" Tanya Rose yang wajah nya sudah tampak ketakutan. "Tentu tidak, aku meminta untuk mebaca isinya supaya tau dimana letak kesalahan sebenarnya. Tapi apa, dia malah memarahiku." Jawab Alesha dengan wajah yang sudah sangat kesal. "ALESHA!!!" Teriak Rose. "Apa? Kamu sudah gila meneriaki aku seperti itu? " "Kamu yang sudah gila, bagaimana mungkin kamu berani mengatakan hal seperti itu dihadapan presdir Haykal. Seharusnya kamu hanya minta maaf dan kembali kekantor. Sha selamat menunggu kabar buruk mu." Ucap Rose yang membuat Alesha semakin bingung. "Gila." Jawab Alesha kemudian keluar dari lift dan berjalan menuju meja kerjanya. Baru saja akan duduk di bangku meja kerja nya, Alesha sudah disuruh masuk kedalam kantor bosnya. Tanpa merasa bersalah sedikit pun, Alesha berjalan memasuki ruangan bosnya. "Apa kamu sudah gila?!! " Teriak CEO Andi saat Alesha baru saja memasuki ruangannya. Alesha tampak bingung dan tidak menjawab perkataan bosnya. "Kamu yang mengantar laporan hari ini kan? Apa yang kamu lakukan pada presdir Haykal? Apa hak mu untuk memprotesnya seperti itu hah?" Ucap CEO Andi. "Pak, tapi saya... " "Sekarang minta maaflah kepadanya, berlututlah dihadapannya atau kamu akan segera diusir dari perusahaan ini. Kamu tau aku tidak akan bisa memecatmu karena kerja mu Bagus, tapi kalau presdir Haykal sudah mengatakan untuk menyingkirkan mu aku bahkan tidak bisa membantahnya sedikit pun." Ucap CEO Andi memotong ucapan Alesha. "Pak, saya hanya mengatakan untuk membaca isinya, tidak memprotesnya. " "Kamu benar benar tidak tau siapa presdir Haykal? Tidak ada yang boleh membantah ucapannya. Lagi pula kemana perginya Rose, kenapa dia tidak mengantarkan laporan dan menyuruhmu. Sekarang pergilah lakukan seperti yang kukatakan." Ucap CEO Andi. Alesha menundukkan kepalanya hormat kemudian keluar dari ruangan bosnya itu. Dia tidak pernah berfikir kalau masalah itu akan berlarut seperti ini, dia mengira dia sudah bebas saat keluar dari ruangan itu tadi. "Ah, Sha, jangan temui dia sekarang. Temui dia besok, kalau kamu temui dia sekarang, aku rasa dia sedang dalam mood yang tidak baik." Ucap CEO Andi dari balik pintu ruangannya. Alesha mengangguk dan berjalan kearah meja kerjanya. Rose yang melihatnya itu sudah berlari menghampirinya. "Apa yang terjadi, apa kamu dimarahi?" Tanya Rose yang dijawab dengan anggukkan oleh Alesha. "Lalu apa yang akan kamu lakukan?" Lanjut Rose. "Pak Andi memintaku untuk berlutut dan minta maaf, kalau tidak, aku mungkin akan dipecat dari kantor ini." Jawab Alesha lemas sambil menjatuhkan kepalanya keatas meja. "Maaf ini semua salahku, tapi kamu tenang aja, aku akan coba bicara pada bibi ku. Aku dengar bibiku sangat dekat dengan Ibunya CEO HK group, aku akan bicarakan ini nanti supaya kamu tidak diberhentikan. Oke?" Ucap Rose kemudian mengelus lembut kepala Alesha. *** "Dimana Ibumu?" Tanya Rose pada Adik sepupunya. Adik sepupunya yang berusia 8 tahun itu hanya menunjukkan tangan nya kearah dalam rumah tanpa bicara sedikit pun. Rose berjalan pelan dan masuk kedalam rumah. "Akhirnya kamu ingat jalan pulang, duduk kesini, Bibi akan perkenalkan kamu dengan bu Refa. " Ucap Bibi saat melihat Rose berjalan mengendap-endap memasuki rumah. Karena tidak punya pilihan lain, Rose berjalan mendekati Bibinya yang sedang duduk bersama temannya yang tidak dikenal oleh Rose itu. "Apa dia Rose?" Tanya Tante Refa. "Benar, dia ponakan ku satu satunya yang aku besarkan seperti anakku sendiri." Jawab Bibi. "Halo Tante, aku Rose, senang bertemu dengan Tante. " Ucap Rose sopan kemudian duduk di samping Bibinya. "Tante ini adalah Ibu dari presdir Haykal, kamu tau kan? Presdir muda yang memegang HK group itu?" Lanjut Bibi. "Ahhh... Aku tau. " Jawab Rose sambil tersenyum. Seketika mendengar nama HK group, dia langsung teringat kejadian yang menimpa Alesha. "Ah Tante, apa aku boleh meminta bantuan Tante? " Tanya Rose. "Tentu, katakanlah apa itu sayang." Jawab Tante Refa. "Begini, aku punya sahabat bernama Alesha, jadi tadi pagi dia tidak sengaja membuat kesalahan. Dia menggantikanku mengantar laporan pada Tuan Haykal, dan Tuan Haykal menyuruhnya mengulang laporan padahal baru membaca covernya. Temanku ini sangat polos Tante, dia tidak tau apa-apa tentang Tuan Haykal. Sampai dia berani meminta Tuan Haykal untuk membaca isi laporan itu dulu baru mengkritiknya bagaimana. Bisakah Tante coba bicara pada Tuan Haykal dan meminta dia melepaskan sahabatku, dia ingin sahabatku berlutut padanya, jika tidak, sahabatku itu akan kehilangan pekerjaannya." Ucap Rose panjang lebar. "Hahaha, yaampun kamu sangat peduli pada temanmu ya. Baiklah Tante akan mengurus itu, tapi tunggu saat nanti dia dalam kondisi hati yang baik ya." Jawab Tante Refa. "Terima kasih banyak Tante." Ucap Rose sambil memegang tangan Tante Refa. "Tapi... " Tante Refa tampak ragu mengatakan nya. "Kenapa Tante?" "Tante Refa ingin kamu menikah dengan Haykal, dia sudah mendiskusikan ini dengan Bibi. Dia merasa Haykal harus segera mencari istri karena usianya yang sudah menginjak 28 tahun. Dia ingin segera memiliki cucu yang akan meneruskan perusahaan nya nanti. Karena itu dia merasa kamu yang pantas untuk mendampingi Haykal." Ucap Bibi. "Apa? Menikah?" Teriak Rose tampak kaget mendengar ucapan Bibinya. "Benar Rose, Tante mohon sama kamu untuk menerima nya ya. Dengan begitu, Tante yakin temanmu akan bebas dengan selamat." Ucap Tante Refa. "Tapi Tante aku... " Tiba-tiba Bibi menarik Rose menjauhi Tante Refa. "Terima saja, kalau tidak Bibi tidak bisa lagi membiayaimu. Bibi akan ungkapkan kesemua orang kebiasaan kamu ke club malam itu, dan tidak ada satupun lelaki yang akan mau menikahi mu. Dan yang paling penting, Bibi tidak akan memberikan info sedikit pun padamu tentang keberadaan Ibumu. Bagaimana?" Bisik Bibi ditelinga Rose. "Tapi Bi, aku punya pacar, kenapa harus menikah dengan nya. " "Pikirkan, kamu memilih Ibumu atau pacarmu. Kamu harus menetukan pilihan mu besok, sampai besok kamu tetap menolak, percayalah apa yang akan Bibi lakukan padamu. Kamu mungkin tidak bisa bertemu dengan Paman dan Ibumu lagi. Dan bahkan sahabatmu itu, dia akan diberhentikan kerja walaupun sudah memohon pada tuan Haykal dan tidak akan ada satu pun perusahaan yang akan menerimanya bekerja." Lanjut Bibi. Rose terdiam mendengar penjelasan Bibinya, kemudian berjalan mengikuti Bibinya yang kembali duduk di meja tamu. "Bagaimana Rose? Apa kamu setuju?" Tanya Tante Refa. "Apa Tuan Haykal sudah menyetujuinya Tante?" Tanya Rose pasrah. "Ah, it.. Itu, Tante rasa dia tidak akan ada alasan untuk menolak nya." Jawab Tante sedikit terbata-bata. "Baiklah, aku akan menerimanya." Ucap Rose lemas. "Wah Bibi tidak menyangka kamu akan menjawab lebih cepat dari perkiraan Bibi. " Jawab Bibi. "Kalau aku tidak menjawab setuju, Bibi pasti tidak akan membiarkanku hidup tenang bukan." Gumam Rose dalam hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD