Part 2

1083 Words
"Waah dimana letak sopan santun pria itu, dia berniat membantuku atau menghinaku. Dasar gila." Gerutu Alesha kemudian beranjak pergi meninggalkan tempat kejadian itu. Alesha masih melihat lihat kesana kemari, mencari keberadaan sahabatnya itu, dan akhirnya dia menemukan Rose sedang duduk disebuah sofa sendirian. Alesha segera berlari kearah Rose. "Rose, bangunlah kita pulang. Putri dimana?" Tanya Alesha pada Rose yang sekarang sudah membuka matanya dan tersenyum melihat Alesha disampingnya. "Putri pergi dengan pacarnya, hahaha aku tau kamu tidak mungkin membiarkan aku disini sendirian, ayo kita bersenang senang malam ini." Jawab Rose. "Tidak Rose ini sedah larut, kita harus pulang. Ayo berdiri aku antar kamu pulang ke Apartemenmu. " "Aku tidak mau pulang ke Apartemenku malam ini, antar kan aku kerumah bibiku." Jawab Rose yang masih setengah mabuk itu. "Okeoke, paling kamu akan dimaki oleh Bibimu nanti. Sudahlah ayo berdiri, aku antar kamu. " "Aah aku tidak mau tidur sendirian, Putri pasti tidak akan pulang malam ini. " "Oke oke, aku temani kamu tidur diApartemenmu. Aku tidak mengerti bagaimana bisa aku berteman dengan kalian yang pergaulannya seperti ini." Ucap Alesha kemudian memopong tangan Rose diatas bahunya. "Ah!!!!" Teriak Alesha saat tangan Rose mengenai lehernya. Ah dia baru sadar kalau lehernya terluka dan banyak darah mengalir disana. Tanpa mempedulikan lukanya, dia membawa Rose keluar dari tempat itu. Bagaimana pun, jalan pertama yang harus dicarinya adalah keluar dari tempat gila ini. Dari kejauhan Haykal masih memperhatikan gerak gerik Alesha. Merasa bersalah karena melukai Alesha, dia meminta sekretaris Rey mengantar Alesha pulang ketempat tujuannya. "Maaf Nona, selamat malam. Saya Sekretaris tuan yang tadi menolong Nona. Izinkan saya mengantar Nona pulang ketempat tujuan Nona. Ini kartu nama saya, jika anda merasa tidak aman atau takut sesuatu terjadi." Ucap Sekretaris Rey. Karena sudah larut, Alesha juga berfikir pasti sulit untuk menemui taksi dan kendaraan yang bisa membawa mereka pulang. Akhirnya Alesha mencoba percaya dan menyetujui saran pria didepannya itu. Setelah mengantarkan Alesha dan Rose sampai ke depan Apartemen nya, sekretaris Rey menundukkan kepalanya dan berpamit pergi. Karena hanya Alesha yang sadar, jadi hanya dia yang mengucapkan terima kasih pada sekretaris Rey. Alesha membopong Rose untuk masuk kedalam Apartemen nya yang berada di lantai 2, butuh tenaga ekstra untuk melakukan itu karena tubuh Rose yang lebih besar dan lebih tinggi dibanding kan dengan tunuh Alesha. Alesha berusaha menarik Rose untuk sampai ke dalam kamarnya, dan akhirnya setelah berusaha keras Alesha berhasil membawa Rose masuk kedalam kamarnya. Alesha mengganti baju Rose dan membersihkan tubuh sahabatnya itu. Kemudian dia memberi Rose minum air hangat untuk membuatnya merasa sedikit enakan. Setelah selesai dengan urusan Rose, Alesha terbaring diatas sofa yang berada di depan tempat tidur, memejamkan matanya sebentar untuk menghilangkan rasa lelahnya. Tiba tiba Alesha duduk dan mengambil hp nya, dia lupa belum memberitahu Ibunya kalau dia akan menginap dirumah Rose. "Bu, aku malam ini akan menginap dirumah Rose, dia tidur sendiri malam ini jadi aku menemaninya tidur disini. " Ucap Alesha ketika teleponnya tersambung ke telepon rumah. "Aku tau kamu pasti ingin bermain main dengan lelaki itu kan, siapa namanya Fif Fif gitu. " Jawab Rahel yang menjawab telepon kakaknya itu. "Mana Ibu? Kenapa tidak bicara dari awal kalau ini kau. " Jawab Alesha kesal. "Ibu sudah tidur. " "Sampaikan itu pada Ibu, ah satu lagi, besok sebelum berangkat ke sekolah antarkan baju kerjaku ke tempat Rose. Cepat jangan sampai terlambat." Ucap Alesha. "Malas. " "50.000, aku memberikan nya langsung padamu besok. " "Oke, tunggu aku didepan kos kak Rose besok. " Jawab Rahel kemudian menutup teleponnya. *** Pagi sekali, setelah menerima baju dari adiknya, Alesha langsung menyiapkan sarapan untuknya dan Rose. Membangunkan Rose dan dia bersiap siap untuk pergi ke kantor. "Rose, makanlah sarapanmu diatas meja, aku berangkat duluan. Aku harus bertemu dengan beberapa model hari ini dulu untuk menentukan jadwal." Ucap Alesha pada Rose yang sedang mandi dikamar mandi. "Iya.., ah Sha, bawa mobilku, aku akan minta antarkan sama Putra nanti." Mendengar itu, Alesha segera berlari ke garasi mobil karena Rose akan diantar pacarnya. "Sha, hari ini kita harus mengantarkan laporan mingguan ke HK group. Rose mana?" Tanya Rafif pada Alesha yang baru saja memasuki kantor. "Ah Rose masih dirumahnya. " "Seharusnya dia yang mengantarkannya, bagaimana kalau kamu mengantarkannya Sha? Kita tidak bisa terlambat sedikit pun, karena kamu tahu sendiri karakter buruk dari Presdir perusahaan itu." Ucap Rafif memberikan saran. "Tapi, aku masih harus menemui model untuk mengantarkan jadwal." Jawab Alesha. "Aku akan mengurusnya, sekarang pergilah antar laporan ini, kalau tidak nanti Rose akan berada dalam masalah." Mau tidak mau Alesha harus menyetujui hal itu karena takut hal buruk terjadi pada sahabatnya. "Hufttt, Rose... Kumohon sehari saja jangan membuatku dalam keadaan sulit." Gumam Alesha sambil beranjak pergi meninggalkan Rafif yang masih berdiri menatapnya. *** "Maafkan saya Tuan, saya akan memperbaiki kesalahan saya. Maafkan saya." Ucap seorang pria paruh baya yang berlutut di kaki Haykal. "Berdirilah, aku tidak suka tingkah mu seperti itu. " Jawab Haykal yang spontan membuat laki laki itu langsung berdiri. "Serahkan semua berkasnya dan undurkan diri mu dari perusahaan." Ucap Haykal yang membuat laki laki itu kembali berlutut dan memohon. Melihat itu, sekretaris Rey menarik laki-laki itu keluar dari ruangan presdir Haykal. Alesha yang melihat kejadian itu dari depan ruangan membuka mulutnya. Dia bertanya tanya apa sebenarnya kesalahan laki laki paruh baya itu sampai berlutut pun tidak dapat membuatnya mendapatkan satu kesempatan lagi. "Nona silahkan masuk, Tuan Haykal sudah menunggu anda." Ucap sekretaris Rey setelah menyeret pria paruh baya itu dan menuntun Alesha masuk kedalam ruangan. Saat memasuki ruangan, bahkan membuat Alesha lebih terkejut. Bagaimana tidak, laki laki yang mengatainya di club waktu itu adalah presdir dari HK group, perusahaan yang memiliki kekuasaan sebagian besar dari perusahaan tempat dia bekerja. Alesha memberikan laporan ditangannya kepada Haykal yang tidak bergeming sedikit pun saat melihatnya, seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya. "Ulangi!!" Ucap Haykal sambil melemparkan laporan itu kehadapan Alesha. Alesha menarik nafasnya berat, dan mengambil laporan yang dibuang tadi. "Maaf Tuan, tapi tidak bisakah anda lihat dulu baik baik laporan ini baru mengatakan hasilnya? Anda hanya baru melihat covernya dan sudah melemparkan laporan ini. " Ucap Alesha yang membuat Sekretaris Tey terkejut dan matanya membelalak. Haykal yang tadinya tampak tenang, menatap aneh wanita dihadapannya itu. Bertanya tanya dalam hatinya apa yang terjadi pada wanita ini. Haykal berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati Alesha. "Kau kira kau siapa beraninya memprotes keputusanku hah!!" Teriak Haykal didepan Alesha. "Wahh, apa harus seperti ini. Saya hanya mengatakan saran saya, tidak menentang keputusan anda. Oke kalau memang harus diulangi ya ulangi tidak perlu berteriak seperti itu." Jawab Alesha yang sekarang bahkan sudah berlagak pinggang di hadapan Haykal. "Kau sudah bosan hidup?" Ucap Haykal sambil menggenggam dagu Alesha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD