Part 4

1264 Words
"Haykal, ada yang ingin Ibu bicarakan, ayo sinilah duduk." Ucap Ibu pada Haykal yang baru selesai makan malam. Haykal hanya mengikuti langkah Ibunya dan kemauan Ibunya. "Sudah berapa lama kamu putus dengan Shakila? " "Bu, kenapa harus mengungkitnya lagi? " Jawab Haykal. "Ibu dengar Shakila sudah menjadi model terkenal dan membintangi banyak iklan. " Lanjut Ibunya tak menghiraukan perasaan Haykal yang mulai merasa tidak nyaman. "Terserahlah, kalau bukan hal penting aku akan naik kekamar, aku capek." Ucap Haykal yang kemudian ditarik oleh Ibunya untuk duduk kembali. "Tunggu sebentar, ada yang mau Ibu bicarakan, tunggu sebentar lagi kakekmu akan datang. Kakekmu akan menjelaskan semua nya sama kamu. " Haykal hanya diam dan menyandarkan kepalanya di sofa. Tidak lama saat Haykal mulai memejamkan matanya, kakeknya datang kemudian menghampiri anak dan cucunya itu. "Wahh, sangat sulit untuk bertemu denganmu akhir akhir ini. Tampaknya kamu sangat sibuk dengan perusahaan. " Ucap Kakek yang langsung duduk disamping cucunya itu. "Apa kakek masih sibuk bermain golf? Aku akan menemani kakek bermain nanti. " Jawab Haykal. "Tentu, kamu bisa menemani kakek nanti setelah kamu menuruti kemauan kakek. " Lanjut Kakeknya. Haykal tidak menjawab tetapi hanya menatap Kakeknya. Pandangan itu sudah mengisyaratkan bahwa Haykal meminta penjelasan dari ucapan kakek. "Menikahlah. Kakek sudah tua dan tidak tau sampai kapan akan hidup, umurmu juga sudah dewasa dan sudah pas untuk menikah. Kamu harus segera memiliki penerus keluarga kita. Ibumu sudah mencarikan mu calonnya. " "Kek, kenapa harus membahas pernikahan, aku sangat sibuk dengan pekerjaanku dan tidak punya waktu mengurus hal itu. " Jawab Haykal dengan wajah kesalnya. "Benar Haykal, kamu sudah sangat lama tidak berhubungan dengan wanita, apalagi rumor yang sering dibicarakan orang-orang kalau kamu suka main wanita. Itu akan membuat image mu menjadi buruk. Ibu dan Kakek sudah memikirkan ini. Hanya ini permintaan kakek dan Ibu." Ucap Ibu. "Tapi Bu.. " "Putuskanlah, saat kamu sudah punya keputusan hubungi kakek. Jika kamu bersedia, pernikahan itu akan diumumkan saat ulang tahun perusahaan. " Jawab kakek yang kemudian langsung berdiri dari duduknya karena marah. "Kek, tolong jangan memikirkan hal yang tidak-tidak, aku belum mau menikah, tolong mengertilah. " "Kamu... Ahhh. " Tiba-tiba kakek terjatuh kelantai. "Kek? Bu kakek kenapa? Pak Ahmad telepon ambulance. " Ucap Haykal yang sudah panik melihat kakeknya yang sudah tidak sadarkan diri. "Papa bangunlah, Papa. " Teriak Ibu yang sudah menangis, tetapi kemudian terhenti saat melihat Papanya mengedipkan mata pada putrinya itu. Melihat itu Ibu nya kembali menangis dengan kuatnya membuat Haykal semakin khawatir dengan kakeknya. *** "Ibu pulang lah istirahat, aku akan menjaga kakek disini. " Ucap Haykal pada Ibunya. "Tidak, kamu saja yang pulang, besok kamu harus bekerja, jangan khawatirkan Ibu. Ibu akan baik baik saja. " "Kalau tidak aku akan menyuruh pak Ahmad untuk menjaga kakek, Ibu tidurlah disini. " Lanjut Haykal. Ibu mengangguk setuju dengan keputusan Haykal. Setelah Haykal keluar dari pintu kamar, seketika kakek langsung membuka matanya dan tersenyum pada putrinya. "Papa, apa yang papa lakukan, kalau Haykal tau dia akan marah besar." Ucap Ibu. "Tidak, dia tidak akan bisa marah padaku, sekalipun dia bisa marah pada mu dia tidak akan bisa marah padaku. " Jawab Kakek. "Ya ya ya, aku tau dia sangat menyayangi Papa. " Jawab Ibu kesal. "Mau bagaimana lagi, hanya ini satu satunya cara untuk membuatnya menyetujui pernikahan itu. Aku sangat menyayanginya, karena itu aku tidak ingin melihat nya merasa terus kesepian seperti itu. Dia sudah seperti robot yang tidak memiliki perasaan apapun. " "Iya-iya, Papa tidurlah, aku harus mengurus perawatan dan Dokter yang akan bekerja sama dengan kita." Jawab Ibu kemudian keluar dari kamar rawat Papanya. Setelah menyelesaikan urusannya dirumah sakit, Ibu teringat dengan permintaan Rose tadi siang, dia benar benar akan merasa bersalah kalau sahabat calon menantunya itu dipecat. Kalau itu terjadi, calon menantunya itu akan membenci nya. Dengan secepat kilat, dia menelepon Haykal yang langsung dijawab oleh Haykal. "Haykal, Ibu baru teringat tentang ucapan Rose tadi siang. " "Rose? Siapa dia? " Tanya Haykal. "Calon istrimu, dia meminta tolong pada Ibu agar kamu memaafkan wanita bernama Alesha perwakilan dari perusahaan TL yang sempat memprotes tindakan mu saat menerima laporan itu. " "Ah dia, kenapa aku harus memaafkannya, aku akan membuatnya berlutut besok dan memecatnya dari pekerjaannya. Dia akan merasakan bagaimana sulitnya berurusan denganku. " Jawab Haykal. "Haykal, jangan begitu nak. Wanita itu sahabat calon istrimu, kamu harus memaafkannya supaya calon istrimu bahagia. Kalau kamu tidak melakukannya Ibu akan mengatakan pada kakekmu kalau... " "Sudahlah Ibu, aku akan memikirkannya lagi. Aku akan menundanya sampai aku juga memutuskan untuk menerima pernikahan ini atau tidak. Jika aku menerimanya, bersyukurlah gadis itu karena tidak perlu kupecat. Aku melakukannya hanya untuk kakek. Dan tolong berhentilah menyebut calon istriku, aku bahkan belum membuat keputusan. " Jelas Haykal. "Iya-iya Ibu tau kamu melakukannya demi Kakekmu, yasudah pulanglah Ibu akan menjaga kakekmu. " Jawab Ibu kemudian menutup teleponnya. *** "Hey apa yang terjadi padamu?" Tanya Alesha yang melihat Rose menghembuskan nafasnya berat berkali kali. "Kamu harus berterima kasih banyak padaku kali ini. Karena kali ini aku yang membantumu bukan kamu." Jawab Rose sambil menundukkan kepalanya menatap lantai. "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." "Kemungkinan kamu tidak akan perlu meminta maaf pada Tuan Haykal dan tidak dipecat, aku sudah membicarakannya dengan Ibunya semalam dirumah Bibi. " "Wahh, beneran? Terima kasih sayang. Mwah. " Jawab Alesha sambil memeluk dan mencium Rose. "Apa kamu sebahagia itu?" "Hmm. " Jawab Alesha dengan anggukannya dan masih memeluk Rose. "Iya berbahagialah, karena hanya aku yang menderita disini. " "Kenapa? Apa kamu putus dengan pacarmu? " "Tidak, aku akan menikah dengan Tuan Haykal. " Jawab Rose ringan. "Hahaha. Gausah becanda pagi-pagi Rose, gak lucu. " "Aku benar-benar ingin menampar mulut kecilmu itu, aku berkata jujur, kalau tidak buat apa aku seakan tidak semangat hidup seperti ini. " Teriak Rose yang membuat Alesha membelalakan matanya. "Kamu serius? Hahaha aku masih tidak percaya, menikah? Playgirl sepertimu menikah? Hahahaha waah, aku benar-benar tidak menyangka ternyata jodohmu lebih cepat dariku. Hahaha tapi kenapa aku merasa ini seperti lelucon ya. " Ucap Alesha mengejek Rose. "Sekali lagi bicara, aku akan menyuruh Ibunya mengatakan pada Tuan Haykal untuk membuat mu berlutut dihadapan Tuan Haykal dan membiarkan dia memecatmu dari pekerjaan. " Jawab Rose kesal. "Oke-oke, aku diam, aku diam." Jawab Alesha yang menahan tawanya dengan menutup mulutnya. Dengan tidak semangat, Rose melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya diikuti dengan Alesha dibelakangnya. Mereka terhenti saat ada keramaian dihadapan mereka. "Wahh benar-benar tampan. " "Aku ingin menjadi sepatunya saja supaya bisa merasakan tubuhnya. " "Aku ingin menyentuhnya. " "Sangat tampan. " "Apa ada cara untuk memikatnya, aku akan melakukan segala cara. " Bisik-bisik yang ada dikerumuman itu terdengar oleh Alesha dan Rose. Saat yang jadi bahan kerumunan itu keluar dan berdiri dihadapan Alesha dan Rose, mereka tidak bisa menahan mulutnya yang sudah terbuka kaget. "Apa ini akhir dari hidupku? Dimaafkan kepala lu peang Rose, sekarang dia bahkan datang kekantor untuk membuat aku berlutut padanya. Apa yang harus kulakukan ini." Gumam Alesha dalam hati. "Apa apaan ini, apa dia akan mengatakan kepada semua orang kalau aku calon istrinya? Tidak, aku belum siap, banyak sekali yang belum aku siapkan. Tolonglah aku sudah sangat mencintai pacarku yang sekarang dan ingin belajar setia, kumohon tolaklah pernikahan itu." Gumam Rose dalam hati. "Singkirkan mereka, mereka menghalangi jalanku. " Ucap Haykal pada Sekretaris Rey yang langsung menggerakkan tanganya tanda meminta Alesha dan Rose untuk mundur. Alesha dan Rose hanya mengikuti perintah sekretaris itu dengan masih penuh tanda tanya dikepalanya. "Apa yang dilakukannya disini?" Tanya Alesha pada Rose. Rose hanya menggeleng tidak mengerti. "Bersyukurlah kamu, karena Tuan Haykal tidak mengungkit masalahmu." Ucap CEO Andi yang sudah berdiri di hadapan Alesha. "Ah pak, tapi mengapa dia kesini kalau bukan untuk meminta ku berlutut? " Tanya Alesha. "Dia ingin melihat kantor ini, ingin melihat bagaimana kinerja perusahaan yang sudah berani memprotesnya. Sudah kembali ke meja mu, jangan buat masalah." Jawab CEO Andi yang kemudian berlari kecil mengikuti Haykal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD