Part 1

1375 Words
"Bu aku akan lembur malam ini, jangan menungguku pulang, ada banyak pemotretan yang harus aku lakukan. " Ucap Alesha sambil menggigit roti yang ada di tangannya. "Ibu akan menunggu mu sampai pulang." Jawab Ibu. "Tidak bu, aku akan menelepon Ibu nanti kalau sudah mau pulang, jadi jangan menungguku. " "Alaah paling dia mau berduaan sama temannya itu dikantor, alasannya kerjaan. " Ucap Rahel. Plakkk!!! Sebuah sendok nasi mendarat diatas kepala adiknya itu. "Sudah Ibu bilang bicara yang sopan pada kakakmu. " Alesha yang melihat Adiknya dimarahi itu mengeluarkan lidahnya, jurus yang sering dilakukannya ketika Adiknya dimarahi. Masih memegang roti ditangannya, Alesha berlari keluar rumah untuk berangkat kerja. "Alesha habiskan dulu makananmu." Teriak Ibu saat melihat anaknya sudah sampai di halaman rumah. "Aku habiskan di jalan, aku bisa ketinggalan bus. " Jawab Alesha sambil berlari yang masih terdengar hingga ke dalam rumah. *** "Haykal, Ibu punya teman yang mempunyai perusahaan Bagus, akan lebih Bagus jika kita bergabung dengan perusahaannya. Ibu dengar kinerja perusahaannya sangat baik." Ucap Ibu pada Haykal yang sedang mengunyah roti miliknya. "Hmm, berikan datanya pada sekretaris Rey, dia akan menyelesaikannya. " Jawab Haykal ringan tanpa memikirkan apa maksud Ibunya. "Tapi kal tentunya ada syaratnya." Jawab Ibu ragu. "Yasudah batalkan saja, aku tidak suka mempersulit urusan. Aku berangkat bu. " Jawab Haykal tanpa menghiraukan apa yang sebenarnya ingin disampaikan Ibunya itu. Haykal memasuki mobil yang sudah dibukakan oleh sekretaris Rey, kemudian melaju kearah jalanan untuk sampai ke kantornya. Haykal menutup matanya, dan menyandarkan kepalanya di bangku mobil. Dia selalu seperti itu saat berada didalam mobil. Dia merasa dengan seperti itulah dia bisa merasakan sedikit ketenangan. *** "Rose!!! " Teriak Alesha saat melihat sahabatnya itu sudah berjalan didepan nya. "Heyyy, Kamu baru datang? " Ucap Rose yang kemudian dijawab dengan anggukan oleh Alesha. "Sha, malam ini ada party di club yang biasa aku datangi, kamu mau ikut gak. " Ucap Rose antusias. "Gila, sejak kapan aku kesana, kamu aja yang pergi, aku bakal selesaikan pemotretan hari ini." "Hey baby dengar, hari ini kantor akan mengadakan rapat mendadak dengan HK group yang tidak bisa ditunda. Bukannya kamu tau perusahaan itu paling berkuasa, jadi kita hanya bisa mengundur pekerjaan kita dan membiarkan mereka melakukan kemauan mereka. " Jawab Rose sambil memainkan hp nya. Alesha menggeleng, tanda menolak keinginan temannya itu. "Kalau Rafif pergi kesana, apa kamu juga akan ikut kesana? " Goda Rose. "Untuk apa juga dia kesana? Rafif tidak akan pergi ketempat itu. " "Ya ampun Sha, emang kamu kira Rafif itu sepolos kamu apa. Yang gak pernah kesana, gak pernah ngunggkapin perasaan yang sebenarnya, yang gak pernah pacaran, gak pernah..... Hmmm.." Ucapan Rose terhenti saat Alesha menutup paksa mulut sahabatnya itu. Bagaimana tidak, sekarang Rafif sudah berada dihadapan mereka. Alesha tersenyum ramah saat melihat Rafif ikut masuk kedalam lift bersama mereka. "Kamu bertingkah seperti madu didepannya, tetapi bertingkah seperti empedu didepanku." Bisik Rose ditelinga Alesha. "Tutup mulutmu. " Jawab Alesha ketus. Seperti biasanya, Alesha mengambil segala keperluan nya untuk bekerja dan berjalan menuju ruang pemotretan diikuti juga oleh Rafif. Sedangkan Rose, duduk manis dimejanya sebagai seorang sekretaris yang memegang peran penting di perusahaannya itu. "Sha, ini. " Ucap Rafif kemudian menyodorkan sebotol s**u kepada Alesha. Alesha tersenyum kemudian dengan cepat mengambil s**u itu. Melihat lihat kameranya, sesekali mengetesnya apakah sudah pas sesuai yang diinginkan. Begitulah kerja Alesha sehari hari, dia akan bermain dengan kamera setiap harinya. Tapi untungnya dari pekerjaan ini, dia bahkan bisa bertemu dengan berbagai macam artis, hingga artis papan atas maupun artis luar negeri. "Malam ini kemana Sha? " Tanya Rafif pada Alesha yang masih sibuk mengatur kameranya. "Ah, tidak kemana mana. Katanya pemotretan akan diundur, jadi kita gak jadi lembur. " Jawab Alesha. "Mau makan malam bersama gak?" Tanya Rafif. Alesha terdiam sejenak, mencoba mencerna kebenaran dari apa yang baru saja didengarnya itu. Kemudian dengan senyuman sok manisnya itu dia tunjukkan kepada Rafif dan mengangguk dengan cepat. Ya begitulah Alesha kalau sudah berada didepan Rafif, dia akan bertingkah semanis dan seimut mungkin. Betul kata orang, Cinta kadang membuat seseorang gila. *** "Makanlah yang banyak, hari ini aku yang tarktir. " Ucap Rafif. Alesha yang tampak malu malu, memasukkan sedikit demi sedikit makanan kedalam mulutnya. Rafif yang melihat tingkah Alesha itu tersenyum, karena dapat merasakan apa yang dirasakan gadis dihadapannya ini. Kringg.... Kring... "Halo? " "Sha.. Kamu dimana? " Jawab Rose dari balik telepon. "Aku lagi makan di restoran depan kantor, kenapa? " "Aahh, jemput aku di club yang biasa aku datangi itu. Aku rasa aku sudah mulai mabuk. " "Rose, kamu.. Apa kamu sudah gila? Ini sudah jam 10, bagaiamana aku akan menjemputmu kesana? Aku bahkan tidak mengerti tempat itu." Jawab Alesha berbisik supaya Rafif tidak mendengarnya. "Aku akan mengirimkan alamat nya ke kamu. " Tett.... Tet.. Rose mematikan hp nya. Begitulah Rose selalu bertingkah semaunya kalau sudah didepan Alesha. Karena dia tau Alesha gadis yang baik hati dan tidak mungkin membiarkannya terjebak di dalam club sendirian. "Kenapa? Apa ada masalah?" Tanya Rafif yang melihat Alesha tampak gelisah. "Ahh... Bagaimana ini? Kalau aku katakan yang sejujurnya ke Rafif pasti Rose akan marah, karena Rose tidak suka orang lain tau dia sering pergi kesana. Bagaimana ini, kalau aku lama menjemput nya, nanti dia kenapa kenapa bagaimana." Gumam Alesha dalam hatinya. "Ah itu, Rose bilang dia bertengkar dengan pacarnya dan meminta aku datang kerumahnya untuk membantunya baikan. " Jawab Alesha mencoba mengutarakan apa saja yang dipikirnya masuk akal. "Oh, yaudah ayo aku antar kamu." Jawab Rafif yang sudah mau berdiri dari tempat duduknya. "Ah tidak usah, aku akan pergi sendiri saja, maklum Rose tidak mau banyak orang tau alamat rumah nya. Hehehe." Jawab Alesha mengada-ada. Dengan berat hati, Rafif mencoba percaya dengan ucapan wanita dihadapannya itu. Alesha mengeluarkan ATM dari dalam tasnya dan menyerahkannya kepada Rafif. "Tolong bayar tagihannya Fif, sandinya ******." "Tidak, aku akan membayarnya, pergilah cepat. " Jawab Rafif menolak kartu ATM Alesha. "Tapi... " "Udah, pergi sana. " Jawab Rafif kemudian menodorong sedikit Alesha tanda menyuruhnya pergi. Alesha segera berlari keluar restoran dan mencari taksi di depan restoran. Untungnya ada taksi yang sedang menganggur dan dia segera masuk dan melaju menuju alamat yang dikirimkan Rose kepadanya. "Halo? Rose kamu dimana? Aku udah di dalam ini tapi belum melihat kamu dimana. " Ucap Alesha yang sama sekali tidak mendengar suara Rose didalam hpnya. Alesha memanggil Rose berkali kali, tetapi tetap tidak ada suara. Yang ada hanya suara teriakan manusia yang ada didalam itu. "Huftt, bagaimana gadis itu bisa tahan berada ditempat ini berjam jam?" Gumam Alesha pada dirinya sendiri. Alesha berusaha melangkahkan kakinya menuju lautan manusia itu, walaupun masih ragu tapi dia hilangkan keraguan itu demi memikirkan nasib sahabatnya. Alesha berhenti di tengah tengah keramaian itu, melihat kesana kemari, tetapi tidak juga menemukan keberadaan Rose, sampai akhirnya seorang laki laki yang tampak sudah mabuk mendekatinya. "Hai cantik, kamu sendirian? " Ucap laki-laki itu. "Ah iya, aku sedang menjemput temanku. " Jawab Alesha setengah berteriak karena suaranya terhalang oleh suara musik didalam ruangan itu. "Oh teman mu pasti sedang bersenang senang, ayo kamu juga harus bersenang senang, aku temani kamu." Jawab laki-laki itu yang sudah memegang tangan Alesha. "Maaf saya tidak punya waktu untuk itu. " Ucap Alesha kemudian menepiskan tangan laki-laki itu. "Ayolah, kalau tidak bersenang senang untuk apa kamu kemari hah. " Ucap Lelaki itu sudah mulai kurang ajar memegang bahu Alesha. Alesha berusaha melepaskan diri dari laki laki itu, tetapi tenaganya kalah kuat dengan laki laki itu. Alesha terus berusaha mendorong laki laki itu tapi masih tidak berhasil. Dalam hati Alesha sudah mau menangis, dia benar benar merasa ketakutan dengan kejadian aneh ini. Seorang laki-laki yang sedari tadi melihat kejadian itu merasa tidak nyaman. Dia berjalan kearah kejadian itu dengan membawa sebotol minuman kaca ditangan nya. Plakk!!!!! Botol itu sudah mendarat diatas kepala lelaki yang mengganggu Alesha tadi. Alesha yang melihat itu terkejut dan tidak bisa berkata apa apa. Serpihan kaca yang terlempar mengenai sedikit bagian lehernya, memang tidak lebar tetapi sepertinya lumayan dalam, karena darah sudah keluar dengan derasnya dari leher Alesha. Tetapi karena kejadian mengejutkan dihadapannya itu, dia bahkan tidak merasakan sakit apapun. "Tuan Haykal, apa anda baik-baik saja? " Ucap sekretaris Rey pada Haykal yang masih memegang botol itu. "Singkirkam semua yang mengganggu pestaku. dan kau, jika tidak ingin bersenang senang dipestaku, jangan menginjakkan kakimu disini." Ucap Haykal menatap Alesha kemudian pergi meninggalkan Alesha. "Apa aku sudah gila? Aku bahkan tidak mabuk, aku hanya meminum jus jeruk tidak mungkin bisa membuat ku mabuk. Apa yang kulakukan, kenapa aku menolong gadis bodoh itu?" Gumam Haykal dalam hatinya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD