Athar tertawa. "Wow ... berarti ada dua kemungkinan. Pertama, Anda mendekati kakak saya karena Anda benar - benar tertarik. Dan ke dua, Anda mendekati kakak saya karena tujuan lain, sampai - sampai tidak peduli dianggap apa, yang penting kalian jadi dekat." Athar malah membuat dua hipotesis.
"Mohon maaf sebelumnya karena berkata seperti ini. Anda memang adiknya Tuan Archie. Tapi apa dengan fakta itu, Anda berhak mencampuri urusan percintaan kakak Anda?" Freya makin kesal karena kelakuan Athar.
Athar kembali tertawa. "Oh, jadi hubungan kalian adalah hubungan percintaan? Oh ya? Haha. Kenapa kedengarannya lucu sekali?"
Freya hanya diam. Tak lagi menanggapi.
"Saya bukannya mencampuri urusan pribadi kakak saya," lanjut Athar. "Saya hanya penasaran dengan tujuan sebenarnya Anda mendekati kakak saya. Hanya itu. Saya nggak masalah meski tujuan Anda buruk sekali pun. Saya hanya heran, kenapa kembaran Raya yang baik hati, memiliki sifat yang berbeda dengannya. Benar - benar berbeda."
Freya lagi - lagi tersinggung. "Jadi Anda pikir saya tidak baik?"
"Ya ... mana ada wanita baik, yang sengaja memilih hotel yang berbeda selama masa training naik jabatan, hanya karena ingin mendekati seorang laki - laki? Pikir pakai logika saja lah. Sudah ketahuan, kan?"
Sial. Freya mengumpat dalam hati. Ternyata Athar sudah mengawasinya sejauh itu.
Memesan taksi online Athar tempo hari adalah sebuah musibah besar.
Mobil ini sudah memasuki pelataran hotel Halim. Sudah sampai akhirnya. Perjalanan yang sebenarnya sebentar, tapi terasa begitu lama, akibat ia berada dengan seseorang yang sangat toxic bagi tujuannya.
Sampai di depan lobi, mobil berhenti. Freya melempar uang bayaran dan membuka pintu sendiri dengan kasar.
Sebelum keluar, Freya terlebih dahulu melampiaskan rasa kesal pada Athar. "Apa pun tujuan saya, itu bukan urusan Anda. Memangnya Anda akan melakukan apa, hm? Mau melaporkan saya ke polisi? Silakan saja."
Freya segera keluar dari sana, dan menutup pintu dengan begitu keras. Wanita itu berjalan cepat masuk ke hotel. Sementara Athar tertawa di dalam mobil.
Ia belum mendapatkan jawaban yang ia cari. Maka ia tidak akan berhenti mencari tahu.
***
Archie benci dengan apa yang ia alami. Apa tidak cukup Tuhan membuatnya hancur dengan mengambil seluruh dunianya? Dengan mengambil Raya dari dunia ini, itu berarti Archie sudah kehilangan segalanya.
Tapi bahkan hanya sebentar setelah Raya pergi, Tuhan membuatnya merasa sangat tersiksa ... dengan menghadirkan seseorang lain.
Seseorang yang benar-benar mirip dengan Raya. Cenderung sama. Fisik mereka begitu sama. Terlalu sama.
Archie sangat terkejut ketika melihat wanita itu untuk pertama kalinya di pemakaman Raya.
Archie sempat berpikir, Raya kembali untuk menemuinya.
Ia juga sempat berpikir, itu adalah arwah Raya. Tak apa. Bahkan jika itu bantu, Archie akan menerimanya. Dari pada ia jadi hidup tanpa kehadiran Raya sama sekali.
Ia dan Raya akan tetap bisa mewujudkan mimpi mereka. Ia akan cari penghulu yang mau menikahkan manusia dengan hantu. Tak apa. Apa pun akan Archie lakukan asal bisa bersama Raya kembali. Bersama Raya terus selamanya.
Sayangnya Tuhan kembali Membuat Archie terhempas dengan begitu kuat setelah kembali memiliki harapan. Setelah ia akhirnya tahu, gadis itu ... ternyata bukan Raya.
Namanya adalah Freya.
Mereka bilang, gadis itu adalah saudara kembar identik Raya. Mereka sudah lama terpisah. Raya adalah anak adopsi yang dicintai seperti anak kandung.
Kecewa tentu saja. Sangat kecewa. Mau semirip apa pun, tetap saja Freya bukan lah Raya.
Meski fisik Keduanya begitu mirip. Tapi belum tentu Freya memiliki kehangatan yang sama dengan Raya. Meski fisiknya sama, belum tentu Freya akan memahaminya sebaik Raya.
Archie menggeleng. Ia akan memutuskan untuk melupakan saja. Ia tidak berharap apa pun lagi atas munculnya saudara kembar Raya secara tiba-tiba. Ia hanya akan pergi, menganggap pertemuannya dengan Freya tak pernah terjadi.
Tapi hancur sudah Harapan Archie itu. Karena nyatanya, Tuhan menggariskan ia untuk bertemu kembali dengan Freya.
Ingin rasanya Archie cuek. Ia ingin bersikap masa bodoh. Tidak peduli.
Tapi Freya justru menyapanya. Kamar hotel mereka bersebelahan. Dan mereka saling bertemu di balkon masing-masing.
Takdir macam apa itu?
Seluruh tubuh Archie merinding rasanya. Melihat betapa miripnya Raya dengan Freya. Gaya mereka, cara mereka berbicara, selera berpakaian, selera fashion, model rambut. Semuanya benar-benar identik.
Itu sangat lah menyiksa Archie. Ia sudah dipukul keras dengan menyaksikan kematian belahan jiwanya. Tapi sekarang ia melihat dengan jelas, ada seseorang yang benar-benar serupa dengan Raya-nya. Hanya saja Archie tahu ... ia bukan Raya.
Awalnya Archie masih kuat bertahan. Masih berusaha sadar bahwa ia bukan lah Raya.
Tapi lama-lama pertahanannya hancur. Ia tak lagi dapat menahan diri untuk tidak berinteraksi dengan wanita cantik itu.
Mereka banyak terlibat dalam obrolan. Dan berakhir sama-sama mereka nyaman. Hingga ... bahkan mereka sampai kebablasan.
Archie begitu merasa bersalah dengan Raya. Akibat hubungannya dengan Freya, ia jadi merasa telah berselingkuh dengan kembaran mendiang Kekasihnya itu.
Tapi di sisi lain, Archie juga tak dapat menahan perasaannya sendiri.
Ini benar-benar kondisi yang sulit.
Ketika Archie tertidur, mimpi-mimpi itu kembali datang. Mimpi kenangan indah masa lalunya dengan Raya.
Indah ... teramat sangat indah.
Andai waktu bisa diputar. Andai waktu bisa dihentikan. Archie ingin berhenti saja pada masa-masa di mana ia sedang bersama Raya dulu. Sehingga mereka tidak akan pernah bisa dipisahkan Selamanya.
Namun mimpi malam ini berbeda. Itu bukan lah mimpi seperti biasanya. Bukan mimpi kenangan masa lalunya. Mimpi itu ... seperti kenangan baru. Kejadian baru lebih tepatnya.
Raya datang ke dalam kamarnya. Menghampirinya di balkon. Ia terlihat sangat cantik. Hanya saja sedikit pucat.
Archie langsung memeluknya. Memeluknya dengan begitu erat. Seluruh tubuh Raya terasa dingin
"Archie ... kamu nggak bisa seperti ini terus. Kamu harus melanjutkan hidup. Kamu harus hidup dengan baik."
"Raya ... harusnya kamu nggak pergi."
"Mau aku juga begitu. Tapi aku nggak ada pilihan lain, bukan? Mana bisa aku menggeser garis yang sudah Tuhan lukis? Memangnya aku ini siapa?"
Archie terdiam. Laki-laki itu terus mengeratkan pelukannya pada Archie.
"Lanjutkan hidup kamu, Ar. Jangan sampai kamu hidup dengan buruk. Temukan cinta lain, yang akan menjadi rumah Baru kamu. Yang bisa menggantikan posisi aku."
"Mana bisa, Raya. Mana bisa ada wanita lain yang bisa menggantikan posisi kamu."
"Bisa, Archie. Karena itu adalah sebuah keharusan. Karena ... hidup kamu harus berlanjut. Temukan wanita lain, menikah lah, miliki banyak anak. Yang akan bisa menjadi pelipur lara, dan juga penyejuk hati bagi kamu. Rasa bersalah itu hanya sebentar Archie. Setelah kamu menemukan kebahagiaan lain, kamu akan dengan cepat melupakan aku."
***