BAB 22 “Baik, Juragan!” Suryadi langsung berdiri di tengah-tengah mereka. Dia mengeluarkan satu buah amplop, lalu di tumpahkannya isinya. Semua mata memandang benda-benda yang tercecer itu. Seketika wajah Nirina memucat. Paman Nursam dan Bi Lela menoleh pada putrinya. Dengan tangan gemetar, Nirina mengambil salah satu foto yang tergeletak. “Si-siapa lelaki dalam foto ini, Rina?” Suara Bi Lela bergetar. Bahkan, dirinya merasa sudah tak punya muka untuk melihat gambar-gambar tak berpakaian dengan berbagai fose. Nirina menunduk, jemarinya saling bertaut. Susah payah dirinya menelan saliva, berharap tak harus menjawab apa pun lagi. “Ini semua pasti hanya rekyasa! Kenapa Juragan merendahkan putri saya?”] Paman Nursam menatap Juragan Arga. Harga dirinya seolah diinjak-injak dan dipermainka