Megan menunggu suaminya pulang, ia mengikuti keinginan Mark untuk tetap di hotel, jadi ia memilih menginap di sini, malam telah menunjukkan pukul 3, namun Mark belum juga kembali, Megan mulai merasakan jenuh, menjadi yang kedua dan mengharapkan Mark datang kepadanya tiap hari. Ia harus melalui bantak hal, namun Mark tidak memberikan kejelasan padanya. Megan lalu meminum bir kaleng yang ada ditangannya, terus saja meneguknya hingga tandas. Sesaat kemudian suara ponselnya terdengar dan dan melihat nama Jhony, ia menghela napas panjang ketika tahu yang menelponnya bukan suaminya. ‘Helo?’ ‘Nona, Tuan tidak bisa ke hotel, karena beliau mendapatkan telpon dari Nyonya Katie bahwa beliau sedang di rumah sakit.’ Seperti tertimpa beton dikepalanya, Megan menghela napas panjang, ia tak menyangka