Calya menatap gamang pintu di depannya. Rasanya, dia ingin berbalik pergi. Tak kuat mendapati wajah datar yang Hasta perlihatkan padanya. Tapi, di sisi lain, Calya ingin mengakhiri perang dingin yang memerangkap mereka beberapa hari terakhir. Jadi, menelan paksa rasa ragunya. Calya mengetuk pintu beberapa kali. Uh, padahal pintu yang diketuk. Tapi kenapa, justru jantungnya yang serasa digedor-gedor? Suara Hasta yang memberi izin masuk membuat Calya berjengit di tempatnya. Mengendapkan gugup, gadis itu meraih kenop pintu. Mendorongnya secara perlahan, hingga akhirnya terbuka. Calya terpaku di ambang pintu, saat Hasta mengangkat pandangan kearahnya, hingga tatapan mereka bersirobok. Hanya beberapa detik, karena pria itu kemudian memilih menatap arah lain. Mencoba membuang rasa dongkol