Michelle kembali memandang Lady Fixy yang melayang indah tanpa sayap. Ia merasa hampir terhipnotis memandang keindahan itu.
“Baiklah. Dengarkan penjelasanku baik-baik, nona. Seperti yang sudah kuperkenalkan padamu, aku adalah penguasa angin. Dari nama itupun kurasa kau sudah menebak kekuatan apa yang akan kau dapatkan, bukan ?” ia tersenyum misterius.
“Jadi, maksudmu aku menggunakanmu sebagai kekuatanku ?” tanya Michelle dengan kening yang semakin berkerut. Lady Fixy dengan sabar menggeleng lembut padanya.
“Kau tidak akan menggunakanku sebagai kekuatanmu kelak. Kau akan menggunakan kekuatanmu sendiri untuk melewati Pusat Bumi. Aku hanya berfungsi sebagai pengajarmu dan pendampingmu. Aku akan ikut bersamamu untuk menjelajah Pusat Bumi.” jawab Lady Fixy.
“Menggunakan kekuatanku sendiri ? Bagaimana ?” heran Michelle.
“ Aku tahu bahwa kau sangat menyukai angin dan kekuatan ini berjodoh denganmu. Kau akan belajar bagaimana mengontrol kekuatan dasarmu sebelum kau bisa memasuki Pusat Bumi. Aku akan memberikanmu apa yang dimaksud oleh kekuatan dasar itu.” jelas Lady Fixy.
Lady Fixy melayang kembali mengitari Michelle yang masih kebingungan dengan penuh pandangan bertanya. Cahaya berpendar yang keluar dari tubuh Lady Fixy menerpa tubuhnya sendiri. Sangat hangat hingga tanpa sadar pakaian dan rambut Michelle yang basah telah kering kembali. Ia memandang takjub terhadap kekuatan Lady Fixy.
“Wow...ini keren sekali !” kagum Michelle menatap pakaiannya yang telah kering. Lady Fixy tersenyum padanya.
“Kau akan bisa menggunakan kekuatan seperti ini jika kau telah menguasai kekuatan dasar. Sekarang, kenakanlah kalung ini.” Lady Fixy memberikannya sebuah kalung dengan batu berwarna hijau pekat berbentuk daun clover bermata empat.
“Itu bukan daun clover. Itu adalah kincir angin.” kata Lady Fixy seakan bisa membaca pikiran Michelle. Michelle menerima kalung itu dan kembali mengamati batunya.
“Apa aku akan mendapatkankan kekuatanku jika aku mengenakan kalung ini ?” tanyanya.
“Ya. Tapi, tanpa bantuan pikiranmu kau tidak akan bisa mengeluarkan kekuatanmu. Tanpa keinginan kuat darimu, kalung itu hanya akan berupa kalung biasa tanpa kekuatan apapun. Well, akan kuajarkan padamu bagaimana mempraktekkannya.” Lady Fixy mundur selangkah. Michelle meneguk ludah karena tegang dan sangat berminat sekali.
“Pejamkan matamu.” perintah Lady Fixy. Michelle langsung menurutinya tanpa berkata apapun.
“Isilah pikiranmu dengan keadaan sekelilingmu yang bisa kau rasakan. Setiap suara yang tertangkap di telingamu, cahaya matahari yang hangat dan yang paling penting setiap hembusan angin yang kau rasakan. Tetap seperti itu sampai kau mendengar sebuah suara yang menyebutkan sebuah kata padamu.” kata Lady Fixy dengan lembut.
Michelle berusaha untuk meresapi semua yang dirasakan oleh indera tubuhnya. Ia memang dapat merasakan hembusan angin yang menyapu kulitnya. Gadis itu berusaha untuk sangat tenang dan berkonsentrasi. Ia dapat merasakan kalung yang dikenakannya menjadi hangat dan menggesek permukaan kulit lehernya. Semakin lama semakin hangat hingga terasa sedikit membakar.
“Jangan terkejut saat kau mendengar suara lain.” pesan Lady Fixy.
Tidak berapa lama, Michelle memang dapat mendengar ada suara yang berbisik mengatakan sesuatu padanya. Tapi, ia tidak bisa menebak apa yang dikatakan oleh suara itu. Terdengar seperti bahasa asing baginya.
“Ucapkan saja kata yang disampaikan oleh suara itu.” lanjut Lady Fixy.
Michelle mulai merasa sebal karena ia tidak dapat menebak apa yang dikatakan oleh suara itu. Bagaimana mungkin ia bisa mengucapkan kata-kata yang tidak dimengertinya, pikir Michelle. Tiba-tiba, ia tertegun dan merasakan bahwa suara yang muncul di pikirannya menjadi lebih jelas dan tanpa sadar ia bisa mengucapkan kata itu.
“Voquilla.” katanya tiba-tiba.
Dalam sekejap, ada angin yang memutari tubuh Michelle lebih kuat dari yang dapat dirasakannya sebelumnya. Ia membuka mata dan takjub melihat bahwa ia sekarang diselimuti oleh angin yang berputar-putar di sekelilingnya. Sebuah kata lagi terlintas di kepalanya dan tanpa sadar diucapkannya kembali.
“Procus.” dan tiba-tiba angin yang mengelilinginya semakin menebal hingga ia tidak dapat melihat keluar dari lingkaran itu. Michelle merasa sedikit takut terhadap putaran angin itu. Tapi, ia tidak tahu bagaimana menghentikannya.
Terdengar sebuah jentikan dan angin yang memutari Michelle pelan-pelan menghilang. Michelle berputar-putar di tempatnya seperti orang bodoh yang kebingungan.
“Itu tadi beberapa mantra untuk mengeluarkan kekuatanmu secara sederhana. Ada berbagai cara lain selain mengucapkannya untuk menghasilkan efek yang berbeda. Semakin rumit cara yang kau gunakan, kekuatannya semakin berlipat ganda.” jelas Lady Fixy dengan serius.
“Voquilla adalah mantra untuk mengumpulkan angin yang ada di sekitarmu. Sedangkan, Procus adalah mantra untuk melindungi dirimu. Semacam pelindung jika ada yang menyerangmu.” lanjutnya. Michelle hanya mengangguk-angguk paham.
“Err, Lady Fixy...” belum sempat Michelle melanjutkan perkataannya, Lady Fixy memotongnya langsung. “Kau boleh memanggilku dengan Fixy saja, nona.” katanya.
“Ehm, Fixy...apa tidak ada cara lain selain aku harus memikirkan sensasi sekelilingku ? Maksudku, kalau aku membutuhkan waktu yang begitu lama untuk menghasilkan kekuatan, aku bisa diserang kapan saja !” Michelle mulai mengernyit kembali. “Dan lagi, apa tidak ada cara untuk memunculkan mantra-mantra itu ? Apa aku harus tetap bermeditasi untuk memunculkannya ?” tanya Michelle lagi.
“Sepertinya anda kurang sabar ya, nona. Mari kujelaskan padamu...anda bisa mengeluarkan kekuatanmu dengan mudah jika kau telah menguasai dasar-dasarnya seperti itu. Bahkan mungkin kau bisa mengeluarkan angin topan hanya dengan menjentikkan jari mu ! Itu adalah langkah dasar untuk mengetahui kau adalah elemen apa. Seperti mantra yang kau ucapkan sebelumnya. Procus, dari situlah aku dapat mengetahui kalau kau adalah elemen Pelindung dalam bagian 'Yang Terpilih'.” jelas Lady Fixy.
“E...elemen apa ?” bingung Michelle.
“Buka kembali kitabmu. Kau sudah bisa membalik halaman selanjutnya dengan kata kunci.” perintah Birk yang tiba-tiba ikut berbicara.
“Kata kunci apa ? Jangan membuatku tambah bingung ! Aku tidak tahu kata kunci apapun !” Michelle sudah hampir membentak mereka karena semakin bingung.
“Nona, ambil saja dulu kitabmu dan ucapkan mantra pelindung tadi. Itulah kata kuncinya.” Lady Fixy berbaik hati untuk bersabar dalam menjelaskan semuanya pada Michelle.
“Nah, begitu. Aku jadi tahu harus melakukan apa. Kau lebih baik menjadi seorang guru, Fix. Birk tidak pandai menjelaskan.” gerutunya dan ia berjalan ke arah ranselnya untuk mengambil buku Treasure Of the Earth. Dengan cepat ia membalik halaman-halamannya dan berhenti pada halaman terakhir yang dibacanya.
Dengan hati yang berdegup kencang, Michelle menghela napas panjang dan menyentuh permukaan halaman itu dengan telapak tangannya.
“Procus.” gumamnya.
Sekelebat cahaya menyilaukan kembali terpantul dari kitab itu. Michelle sampai takjub melihatnya. Setelah sinar itu menghilang, Michelle membalik halamannya. Sebuah paragraf lain dengan tulisan yang berukir dan simbol-simbol aneh terpampang di depannya.
Selamat datang wahai pejuang tangguh penguasa angin.
Kau telah sampai pada gerbang barat menuju Pusat Bumi.
Saat kau masuk ke dalam gerbang itu, kau akan bertemu dengan orang-orang terpilih lainnya.
Mereka semua memiliki elemen yang berbeda dengan dirimu.
Saat ketujuh elemen berkumpul menjadi satu, gerbang utama Pusat Bumi akan terbuka.
Elemen Pelindung yaitu dirimu, bertugas melindungi mereka yang tidak kenal lelah bertarung.
Elemen Penyerang bertugas mengenyahkan semua malapetaka yang menimpa.
Elemen Penenang bertugas menghilangkan kegelisahan pada pejuang lainnya.
Elemen Penyembuh bertugas mengobati semua marabahaya yang ada pada mereka.
Elemen Penangkal bertugas menahan semua kutukan yang akan menyerang.
Elemen Kutukan bertugas memberikan imbalan yang setimpal pada lawan.
Elemen Penghancur bertugas melenyapkan semua penghadang di depan.
...
Setiap kekuatan tidak hanya berfungsi sebagai elemen yang mereka miliki.
Kekuatan itu bisa digunakan untuk melindungi dan menyerang.
Bergeraklah menjadi satu jika kalian ingin mendapatkan apa yang kalian inginkan.
Tapi, tidak semudah itu langkah yang akan kalian tempuh.
Teka-teki dan rintangan penuh bahaya menanti kalian.
Michelle selesai membaca halaman itu dan menatap ke arah Birk dan Lady Fixy. Raut wajahnya menjadi tegang. Ia tidak akan menyangka bahwa ia seperti menjadi seorang petualang di bawah tanah. Gadis itu sama sekali tidak berkata apa-apa dan terdiam begitu lama. Ia masih berusaha untuk mencerna apa yang dibacanya tadi.
“Ada apa, nak ? Kau syok ?” tanya Birk dengan pelan.
“A...aku hanya masih belum percaya ini...ada begitu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan, tapi aku bingung harus memulai dari mana...” gumam Michelle dengan linglung.
“Apa kami hanya harus menghadapi teka-teki dan rintangan dari Pusat Bumi ?” tanyanya langsung. Birk dan Lady Fixy saling berpandangan.
“Sebenarnya kalian tidak hanya berhadapan dengan itu saja. Masih ada kelompok Chaos.” jawab Lady Fixy.
“Kelompok Chaos ? Apa itu ?” heran Michelle.
“Sama seperti kalian, 'Kelompok Survivors'. Mereka adalah anak-anak yang terpilih dari gerbang lain yang merupakan Pengacau dalam kestabilan dunia. Mereka juga memiliki elemen sama seperti para Survivor. Kalian harus berlomba untuk sampai pada Pusat Bumi terlebih dahulu sehingga Kelompok Chaos tidak bisa meminta permohonan mereka untuk menghancurkan dunia.” jelas Lady Fixy.
“Kedengarannya seperti superhero.” komentar Michelle.
“Semacam itulah. Karena tentu saja banyak manusia yang ingin permintaannya dikabulkan. Tidak semua permintaan itu untuk kebaikan saja, nak. Ada yang memiliki permintaan untuk diri mereka sendiri dan untuk berbuat seenaknya.” celetuk Birk.
“Lalu, kapan aku boleh masuk ke gerbang ?” tanya Michelle memandang Birk.
“Saat kau sudah mendapatkan kekuatanmu, saat itu jugalah kau harus masuk.” jawab Birk enteng. Mata Michelle langsung membelalak kaget.
“A...apa ??? Jadi, aku tidak bisa pulang dulu untuk mengatakan apapun pada orangtua ku ???” Michelle benar-benar panik sekarang. Lady Fixy menggeleng lemah.
“Sayang sekali, tidak bisa.” kata Lady Fixy. Michelle sudah memelototi mereka dengan pandangan tidak percaya. “Hanya untuk berpamitan pun tidak bisa ?” pintanya memelas.
“Tetap tidak bisa, nona. Semua yang berhubungan dengan Pusat Bumi adalah rahasia. Anda tidak mungkin memberitahu semua orang mengenai letaknya, bukan ? Akan ada banyak orang yang berusaha masuk dan keserakahan akan menimbulkan kelompok Chaos semakin banyak.” jelas Lady Fixy. “Jadi, kelompok Chaos bisa menjadi banyak ?” tanya Michelle dengan tidak percaya lagi.
“Tentu saja bisa ! Mereka timbul dari hati yang serakah dan tertutupi oleh kejahatan.” jawab Birk cepat.
“Tapi, aku kira jumlahnya ada tujuh juga !” rengek Michelle.
“Tidak, nona. Yang berjumlah tujuh adalah Prime Chaos. Mereka lebih berkekuatan daripada Chaos biasa.” jelas Lady Fixy. “Seperti bos penjahat kedengarannya.” gumam Michelle sambil mengangguk-angguk mengerti.
“Oh, kumohon pada kalian. Setidaknya izinkan aku untuk berpamitan dulu pada teman-temanku yang datang bersamaku, please. Mereka akan menganggapku hilang ditelan Dering Wood ini ! Dan kurasa juga perjalananku ini akan memakan waktu yang lama. Aku tidak membawa persediaan yang cukup.” bujuk Michelle menatap mereka dengan memohon.
“Anda tidak membutuhkan banyak persediaan, nona. Begitu kita masuk ke sana, anda akan dibekali oleh Wealthy Room.” kata Lady Fixy.
“A...apa ? Wealthy Room ? Ruang Kesejahteraan ?” heran Michelle. Lady Fixy mengangguk lembut padanya.
“Wealthy Room akan membekali anda dengan semua yang anda butuhkan selama perjalanan. Di dalam Pusat Bumi ada lebih dari satu Wealthy Room. Namun, setiap ruangan mempunyai keunikan sendiri.” jelasnya lagi.
Tiba-tiba terdengar suara panggilan dari kejauhan. Ketiganya langsung menoleh ke arah datangnya suara. “Itu Cod dan Rowena !” seru Michelle. Ia memandang pada Lady Fixy dan Birk kembali. “Ayolah, kumohon. Biarkan aku bicara sebentar pada mereka.” pintanya sekali lagi. Lady Fixy melayang mendekati Michelle dan memegang kedua bahunya.
“Maaf, nona. Waktu kita terbatas. Gerbang hanya akan membuka selama satu menit.” Lady Fixy berusaha mendorong Michelle mendekati Birk. Michelle masih melakukan sedikit pemberontakan sambil terus melihat ke belakang berharap Coddie dan Rowena segera sampai ke tempatnya.
Masih terdengar suara panggilan yang semakin lama semakin mendekat. Birk sudah berhenti mengoceh hingga begitu Michelle menoleh kembali padanya, ia terlonjak. Lubang yang tadi menganga sebagai mulut Birk telah berubah menjadi sebuah lubang yang mengeluarkan cahaya terang ! Tanpa sengaja, Michelle langsung berbalik dan berteriak memanggil kedua temannya.
“COD ! ROWENA ! AKU DISINI !!!” teriaknya hingga Lady Fixy harus dengan cepat terus mendorongnya ke lubang yang telah dibuat Birk. Michelle terus berteriak memanggil mereka. Ia sudah tidak peduli bahwa ada larangan ia tidak boleh memberitahu teman-temannya.
Terdengar derap berlari yang semakin mendekat. Michelle masih berusaha untuk bertahan dari Lady Fixy yang telah mendorongnya semakin dekat dengan mulut Birk. Coddie dan Rowena akhirnya muncul dengan terengah-engah.
“Michelle !” pekik mereka serempak dan berusaha berlari lagi mendekati gadis itu.
Dengan cepat, Lady Fixy mendorong Michelle dalam satu sentakan kuat hingga Michelle langsung tertelan ke dalam mulut Birk. Gadis itu masih sempat memandang kedua temannya sekilas sebelum Birk menelannya secara utuh.
“Procus.” gumam Lady Fixy dan sebuah tameng yang terbuat dari angin menutupi pandangan Coddie dan Rowena.
Begitu angin tersebut menghilang, mereka berdua tidak melihat bayangan Michelle lagi. Hanya sebuah pohon Giant Sequoia yang berdiri kokoh.