BAB 11

1452 Kata

BAB 11 “Yah, Kasih berangkat dulu.” Kasih mencium punggung tangan Ayah. “Sama si tukang ojol itu?” Vania yang baru saja keluar turun dari tangga tersenyum miring. “Dia itu punya nama, Mbak.” Kasih mendelik. Hatinya merasa tergores tatkala kakak perempuannya selalu memandang rendah siapa pun dari kaca mata dia. Vania tertawa lalu berjalan mendekat ke arah Kasih dan ayah. “Ciee ... marah. Lagian gak penting juga buat aku tahu nama si tukang ojol itu. Gak level.” Kekeh Vania seraya duduk pada sofa dan mengambil pisang goreng yang tersedia di atas meja. “Iya, mending Mbak gak usah tahu namanya, daripada nanti syok lebih cepat karena sudah menghinanya.” Kasih tersenyum miring. Rasanya ingin segera melihat wajah Vania yang pucat pasi ketika dirinya hadir sebagai istri dari seorang Evander

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN