Urusan Perempuan.

1721 Kata

“Ami?” tegurku saat ke dapur melihat Ami duduk termenung di atas kursi dan tangannya menggenggam gelas berisi air putih. Dia tersentak, tanda memang tertangkap sedang melamun. “Eh, Mbak Anna.” Sampai refleks hendak bangun, aku menekan bahunya. “Duduk saja.” Ami mengangguk, tersenyum manis. “Kamu melamun, kenapa? Kaflin belum membayar gaji bulan ini?” gurauku. Ami tertawa kecil, “Pak Doker selalu bayar gaji Ami tepat waktu. Malah kadang sebelum waktunya. “ Aku menuangkan air ke gelas, mengisi gelas tinggi tersebut sampai hampir penuh dan bergabung duduk di hadapan Ami. “Bagus itu! Karena kamu sudah menjaga dan merawat Mamah dengan sangat baik.” Aku yakin begitulah cara Kaflin mengapresiasi kerja Ami. “Ami hanya melakukan tugas saja, Mbak.” Katanya. Aku bisa melihat polosn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN