Eps 25. Jangan Temani Aku

1093 Kata

Tiga puluh menit berlalu. Sungguh bukan waktu yang sebentar. Je resah menanti. Sudah puluhan atau bahkan ratusan kali bolak-balik di teras, kakinya terasa sangat pegel. Jika bukan karena menunggu si ganteng, Je pasti tidak akan rela menjadi penunggu teras begitu. Je kembali memikirkan perasaan yang tumbuh dalam hatinya, kenapa ia bisa menyukai Justin? Apakah manusia dari kalangan bawah sepertinya pantas PDKT dengan Justin? Rasanya sah-sah saja. Toh, Je dulu juga pernah merasakan bagaimana menjalani hidup menjadi orang kaya. Dia yang selama hidup dalam gelimang harta, tidak pernah membeda-bedakan antara yang miskin dan yang kaya. Ia berteman, bergaul, berbaur dengan semua kelas tanpa memandang status sosial. Dan yang ia yakini sekarang, Justin yang seyogyanya adalah orang tajir,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN