“Je, masuklah ke mobil!” perintah Hamid. “Enggak, Om. Saya nggak mau ikut.” Je takut membuat Justin semakin gedeg terhadapnya. “Ayolah, Je! Kamu tidak mau menolong saya?” pinta Hamid. “Bukannya nggak mau, Om. Tapi saya nggak mau bikin Mood-nya Justin ancur.” Je menoleh ke wajah Justin. “Masuk!” perintah Justin dengan gigi gemeletukan. Je agak kaget mendengar perintah Justin, hatinya berdebar. Ingin langsung meloncat masuk ke mobil karena sudah diberi kesempatan masuk ke mobil, namun juga ogah-ogahan mengingat Justin memerintah diatas perasaan kesal. “Enggak, ah. Biar Justin pergi sendiri aja.” “Je, ayo masuk!” titah Justin lagi, kali ini agak lembut. Tak ingin Papanya kesal, Justin pun mengalah. Je masih terpaku. “Ayo, masuk!” ulang Justin. Mendengar perintah itu,