Lucas mengikuti keinginan Vallerie yang meminta diantar ke apartementnya. Setelah Vallerie tiba di apartementnya maka Lucas pergi meninggalkan wanita itu dan kembali menjemput ketika Vallerie mengabari jadwal penerbangannya ataupun kedatangan Roland.
Namun bukan Vallerie namanya kalau ia betah di rumah saja. Maka setelah ia membenah diri membereskan keperluannya di apartement sedikit membereskan kamarnya yang sudah beberapa hari ditinggal ia pergi mencari udara segar.
Sahabatnya Ainsley Hawysia sedang ada penerbangan. Yap sahabat Vallerie sama seperti dirinya yang merupakan pramugari di maskapai penerbangan yang sama. Mereka bertemu di saat proses wawancara dan setelah itu mereka berteman dan memutuskan tinggal bersama. Lebih tepatnya Vallerie yang mengajak Ainsley Hawysia yang saat itu memang belum menemukan tempat tinggal tetap.
Akhirnya mereka berbagi apartement bersama dan hubungan mereka jelas sangat dekat sampai sekarang. Keduanya sangat cocok dan tidak ada rahasia yang disembunyikan keduanya. Ainsley mengetahui bahwa Vallerie mempunyai hubungan dengan boss mereka yang tak lain dan tak bukan Roland Clint Fredico.
Bukan hanya itu saja Ainsley tahu bahwa sahabatnya itu tidak hanya tidur dengan satu pria saja tetapi banyak pria. Termasuk pilot-pilot di dalam maskapai mereka, hal itu sudah biasa. Siapa yang bisa bertahan ketika perjalanan panjang dan tidak bertemu dengan kekasih atau istri bisa menahan kebutuhan. Jikalau ada yang bisa memuaskan kenapa tidak itu pikir mereka.
Tetapi tidak dengan Ainsley karena ia setia pada satu pria saja siapa lagi kalau bukan kekasihnya. Nanti kita akan bahas mengenai Ainsley dengan kekasihnya. Tetapi persahabatan mereka memang sangat-sangat baik. Tidak ada simbiosis mutualisme tetapi keduanya bisa saling melengkapi satu dengan yang lain.
Saat ini Vallerie sudah berada di depan menunggu taxi lewat dan segera membawanya pergi. Tetapi bukan taxi yang di dapatinya tapi mobil yang sangat ia kenal siapa lagi kalau bukan mobil Edward Zander. Siapakah Edward? Edward adalah kekasih Vallerie saat ini.
Status mereka memang kekasih tetapi sebenernya hubungan mereka hanya sebatas hubungan badan saja. Keduanya saling membutuhkan kehangatan. Vallerie pada saat itu baru saja putus dari kekasihnya dan membutuhkan kehangatan serta pelampiasan maka ia berkenalan dengan Edward dan keduanya sepakat menjalin hubungan.
Edward hanyalah karyawan biasa di salah satu maskapai penerbangan juga tetapi tidak sama dengan Vallerie. Niat Edward mendekati Vallerie awalnya sebagai mata-mata tetapi ia tidak menyangka bisa jatuh ke dalam pesona Vallerie. Lebih tepatnya pesona ranjang bukan pesona rasa sayang, cinta atau apapun itu.
Edward juga memberikan akses pada Vallerie untuk bermain dengan pria lain. Edward bukanlah pria yang bodoh, tidak mungkin ia tidak tahu kalau Vallerie sudah tidur pada banyak pria termasuk bossnya sendiri. Mala Edward mendukungnya dengan begitu Vallerie bisa memorot Roland itu katanya. Hanya saja Vallerie tidak ambil pusing dengan pemikiran Edward karena disatu sisi ia menyukainya.
Vallerie suka karena fantasi liarnya tersalurkan. Ia suka karena ia memang membutuhkan banyak pria untuk dia rasakan. Bagi Vallerie sebelum ia mendapatkan yang tepat yang bisa membuatnya tidak lagi menyukai punya orang lain maka ia akan terus berkelana sampai ia menemukan rasa yang tepat itu. Karena sebelumnya ia sudah pernah merasakan milik pria yang membuatnya lupa akan segelanya.
Ia sudah pernah menemukan rasa itu, ia sudah pernah merasakan milik seorang pria yang berhasil membuatnya gila. Pria itu juga yang berhasil mengambil harta berharga milik Vallerie. Karena Vallerie merasakan artinya nikmat yang luar biasa dari pria tersebut, bukan hanya itu saja Vallerie merasa dihargai, disayangi, di anggap dan merasa dibutuhkan dengan kelembutan yang diberikan pria itu. Karena Vallerie bisa merasakan pria itu sangat mengutamakan dirinya pada saat itu. Hanya sayang Vallerie tidak tahu siapa pria itu karena pada saat itu Vallerie benar-benar mabuk sehingga ia tidak tahu pria mana yang berhasil menyentuhnya selembut itu.
Karena permainan itu yang dingat Vallerie kehangatan pria itu, deru nafas pria itu ditelinganya yang diingat Vallerie. Semua permainan mereka jelas diingat oleh Vallerie dan satu lagi yang diingat Vallerie ada tato huruf CZ di bahu pria tersebut. Hanya itu tanpa ada teringat wajah atau apapun itu. Karena setelah ia bangun ia tidak menemukan siapa-siapa berada disampingnya.
Maka itu salah satu alasan Vallerie mau tidur dengan berbagai pria. Karena ia ingin merasakan bagaimana bermain dengan pria tersebut apakah sama seperti yang dirasakannya dulu karena Vallerie benar-benar mencari pria itu melalui insting yang digunakannya dan tato yang melekat pada pria tersebut namun ia tidak temukan. Segila dan sebodoh itu emang tetapi itulah Vallerie.
“Silahkan naik Honey,” Kata Edward menurunkan jendela kaca mobilnya.
“Dari mana kau tahu kalau aku sudah kembali?” Tanya Vallerie heran, karena ia belum mengabari Eedward sedikit pun.
“Punyaku langsung tahu ketika tempatnya sudah kembali karena ia merindukan tempat itu.” Kata Edward seperti ambigu tetapi Vallerie tahu maksud dari perkataanya. Apa lagi kalau bukan soal kebutuhan yang dapat memuaskannya yang dibutuhkan Edward. Vallerie menghembuskan nafasnya kasar lalu ia membuka pintunya dan masuk.
Edward melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan seskali ia memandang Vallerie. Ia benar-benar merindukan Vallerie begitu besar. Merindukan kehangatan wanita itu pastinya bukan yang lain.
“Aku sangat merindukanmu Honey.” Kata Edward dengan sensual. Mobil Edward matic sehingga tangan kirinya sudah bermain dipaha Vallerie dengan meremasnya. Tetapi Vallerie langsung memukul tangan Edward.
“Aku masih mau hidup fokuslah menyetir. Kalau sudah mengenai kepunyaanmu itu kau tidak bisa mengendalikan diri!” Ucap Vallerie sarkas. Tetapi Edward hanya tertawa menanggapinya karena Vallerie sudah sering mengatakan hal itu.
Padahal Vallerie mengatakannya jujur dan ia kesal karena Edward hanya membutuhkannya saat ia membutuhkan seseorang untuk menuntaskan hasratnya saja. Tidak ada sikap yang dilakukan Erward selayaknya kekasih pada umumnya yang perhatian atau apapun itu.
Edward segera menepikan mobilnya ketika ia merasa tempat itu sudah cukup sepi untuk ia menyerang Vallerie. Tanpa aba-aba ataupun izin Edward langsung menarik Vallerie dan mencium wanita itu dengan rakus.
Vallerie saja tentu tidak siap hanya saja bukan Edward namanya kalau ia akan berhenti ketika Vallerie minta. Maka Vallerie hanya bisa pasrah menerima Edward yang saat ini sedang menyerangnya. Tangannya sudah meraba kemana-mana bahkan mulutnya juga sudah berpindah ke posisi yang satu dengan posisi lainnya. Hanya permainan mereka harus berhenti ketika ada mobil lewat dan menglekson membuat Edward kesal bukan main.
“Kita cari tempat terdekat aja.” Kata Edward pada Vallerie yang langsung diangguki wanita itu.
Vallerie merapikan bajunya yang sudah berantakan karena ulah Edward. Mereka baru saja melakukan pemanasan di mobil milik Edward. Pria itu segera melajukan mobilnya dengan sangat cepat karena ia sudah sangat bernafsu dan ingin langsung menyerang Vallerie.
Setelah tiba mereka segera turun dari mobil menuju kamar yang entah sejak kapan sudah disiapkan Edward. Vallerie tidak tahu kapan Edward memesan kamar tersebut. Karena Edward langsung masuk saja dan membawa Vallerie ke salah satu kamar yang sangat besar.
Setiba di dalam kamar Edward langsung mengunci pintunya dan segera meraih wajah Vallerie mendekat, mencium wanita itu dengan lembut. Sedangkan Vallerie langsung mengalungkan tangannya pada leher Edward.
Mereka berjalan menuju sofa yang tersedia di dalam kamar tersebut tanpa melepas ciuman mereka. Edward duduk dengan Vallerie yang berada di atasnya yang duduk dipangkuan Edward. Vallerie menyilangkan kakinya dipinggang Edward.
Edward segera menaikkan baju Vallerie hingga terlepas dari tubuhnya. Kini Vallerie sudah terlanjang dibagian atas. Edward tersenyum melihatnya karena sekarang sudah berhadapan dengan bukit kembar Vallerie yang dirindukannya itu. Edward memang sangat mengagumi bukit kembar indah milik Vallerie.
Edward segera menyerbu bukit kembar Vallerie dengan rakus, bibir dan ludahnya bermain di atasnya. Bahkan Edward menggunkan giginya untuk menggigit pelan p****g Vallerie yang sudah mengeras. Vallerie menggeliat, dengan napas yang sudah terlihat memburu.
Tangan Vallerie beralih untuk melepas sabuk dari celana milik Edward, membuka pengaitnya lalu menarik celana itu lepas dari Edward. Kini pria itu hanya menggunakan celana dalamnya yang sudah mengetak akibat desakan kepunyaan dibaliknya. Vallerie mengelusnya dari balik celana dalam milik Edward.
Vallerie segera menurunkan celana dalam Edward. Vallerie menggunkan lututnya untuk sujud menopan tubuhnya dan merendahkan kepalanya dihadapan kepunyaan Edward. Vallerie diam sejenak menikmati kepunyaan yang berada dihadapannya, lalu ia menggunkan lidahnya untuk mengecap rasa Edward.
Vallerie segera membuka mulutnya sangat lebar agar memastikan kepunyaan Edward masuk tanpa mengenai giginya. Baru sebagian masuk Vallerie merasa kepunyaan Edward masih mencapai setengah, lalu Vallerie mencobanya lagi lebih dalam.
Vallerie hendak menarik kepalanya namun tangan Edward langsung menahan kepalanya dan menekannya membuat Vallerie kembali memasukkan kepunyaan Edward ke dalam mulutnya. Hingga suara batuk Vallerie terdengar barulah Edward melepaskannya.
Edward tertawa melihat hal itu ia langsung menarik kepala Vallerie dan menciumnya. Edward membalikkan tubuh Vallerie untuk rebah di atas sofa, melepas pengait rok kerja milik wanita itu lalu melepaskannya. Tanpa membuang waktu Edward segera melepaskan celana dalam milik Vallerie. Ia langsung membuka kaki jenjang Vallerie lebih lebar.
Edward perlahan naik kembali mencium bibir Vallerie dan memposisikan dirinya ditengah kaki yang sudah melebar. Perhlahan Edward memasuki Vallerie. Cukup mudah karena ketika di dalam mobil Edward sudah membuat Vallerie basah dan mudah memawasuki wanita itu.
Edward ters mendorong kepunyaannya lebih dalam memasuki bagian milik Vallerie yang sudah mendesah dan hampir berteriak. Setelah cukup, Edward kembali menariknya, lalu memasukkannya lagi secara perlahan. Edward melakukannya terus menerus membuat Vallerie tidak bisa diam.
“Ahhh Yes Edward teruss,” Desah Vallerie.
Edward mengangkat tubuh Vallerie menuju ranjang membuat Vallerie kaget dengan tiba-tiba. Setelah diatas ranjang Edward kembali membuka kaki Vallerie lebih lebar dan dengan cepat Edward mengarahkan kepalanya pada s**********n Vallerie. Edward langsung menggunakan lidah dan bibirnya untuk bekerja di bagian dalam itu.
Vallerie merasa yang disentuh Edward memang bagian paling sensitive. Vallerie berusaha merapatkan kakinya karena tidak tahan membuat kedua tangan Edward harus menahan paha Vallerie agar tetap terbuka.
“Akhhhh Ed ahhh.”
Vallerie menggeliat liar, ia sampai harus memutar tubuhnya menyamping karena permainan Edward yang terus memburunya. Setelah merasa cukup Edward kembali naik menuju bibir Vallerie lalu mencium wanita itu kembali.
Edward segera merebahkan tubuhnya disamping Vallerie sambil menatap sendu pada wanita itu. Vallerie yang mengerti langsung naik ke atas tubuh Edward. Vallerie segera mengarahkan kepunyaan Edward untuk memasukinya. Menikmati kepunyaan Edward secara perlahan sampai membenamkan seluruhnya ke bagian miliknya.
Dengan perlahan Vallerie mulai bergerak, ia menggunakan tangannya pada d**a pria itu untuk bertumpu. Vallerie memompa dengan semakin cepat. Tetapi ketika ia memompa Edward segera membalikkan tubuhnya secara tiba-tiba dan menindihnya.
Gerakan cepat Edward membuat Vallerie seketika mengejang, tangannya terlihat memeluk tubuh Edward dengan erat. Keduanya sama-sama melakukan pelasannya tetapi Edward mepelaskan pelepasannya itu diluar ia tidak mau mengeluarkannya di dalam Vallerie karena ia tidak mau menangung resiko kalau saja Vallerie hamil pikirnya.
“Terimakasih Honey,” Kata Edward sambil turun menggunakan kembali bajunya yang berserakan dan memakainya. Ia segera meninggalkan Vallerie yang sedang kelelahan saat ini
Vallerie sudah berpikir ulang sebenernya untuk hubungan mereka karena menurutnya hubungan mereka hanya status. Mereka tidak perlu status kalau hanya soal menghangatkan ranjang. Karena dengan teman-temannya atau bahkan dengan Roland pun Vallerie melakukannya.
Ia sudah capek sebenernya ketika Edward membutuhkannya hanya untuk hal itu. Ia capek jikalau dibutuhkan sangat ingin saja setelah Edward tidak akan datang. Ia seperti perempuan murahan bedanya ia tidak dibayar. Memang Vallerie sudah seperti w************n karena menerima banyak pria memasukinya tetapi jangan salahkan Vallerie karena saat ini ia sedang masa penjajakan mencari pria yang diinginkannya.
Mungkin Vallerie akan mempertimbangkan kembali hubungannya dengan Edward. Saat ia tidak tahan lagi maka ia akan mengakhiri hubungannya dengan Edward yang tidak bisa diharapkan apa-apa. Karena menurutnya ia tidak butuh orang-orang yang tidak bisa menerimanya dengan sepenuhnya seperti orangtuanya yang melepaskannya begitu saja.