Roland Clint Fredico
“Kamu diminta untuk menjadi pramugari pribadi Tuan Roland.” Kata salah seorang pegawai maskapai yang menjadi tempat kerja Vallerie Dwyne.
“Okey, saya akan segera bersiap.” Jawab Vallerie.
Setelah mendapat perintah Vallerie segera mempersiapkan dirinya untuk melakukan tugasnya. Yaitu menjadi pramugari pribadi Tuan Roland Clint Fredico yang sekaligus menjadi CEO dari maskapai penerbangan yang menjadi tempat kerjanya itu.
Menjadi pramugari pribadi dari sang CEO sudah menjadi hal biasa bagi Vallerie. Karena bossnya itu sangat menyukai kepribadian Vallerie dan ingin selalu memakai Vallerie saat ia sedang mendapat kunjungan kerja di Indonesia.
Vallerie memang tidak pernah menolak saat bossnya itu memintanya secara tiba-tiba. Karena ia tahu jenjang karier yang didapatkannya saat ini memang di dapatkan karena kepercayaan yang diberikan Roland Clint Fredico padanya.
Vallerie sudah memakai baju seragam yang menjadi kebanggannya itu. Sebagai perempuan yang tidak lagi menjadi tanggung jawab orangtua mengharuskan Vallerie menjadi wanita yang mandiri dengan caranya sendiri. Dengan cara yang berbeda dan yang membuatnya harus melakukan berbagai cara untuk bisa bertahan hidup.
Karena Vallerie bukanlah seorang wanita yang bergelimpangan harta karena ia saja dari usia muda harus menghidupi dirinya sendiri. Saat ini usia Vallerie genap 24 tahun, usia yang masih sangat muda bukan. Jangan tanyakan bagaimana Vallerie, karena sudah pasti jelas ia seorang perempuan yang sangat cantik dan digilai oleh banyak orang.
Mempunyai tubuh yang sangat ideal dan sexy sudah pasti banyak pria yang menginginkan Vallerie. Hal itu sudah biasa bagi Vallerie, maka siapa yang menguntungkan baginya maka Vallerie akan meladeni pria tersebut.
*****
“Panggilkan perempuan itu kesini.” Kata Roland dengan tegas pada Lucas yang merupakan pengawal pribadinya.
Lucas mengetahui siapa yang dimaksud dari perempuan yang dimaksudkan Roland yang tak lain dan tak bukan adalah Vallerie. Saat ini penerbangan yang akan membawa mereka menuju negara Jepang yang menjadi tempat pertemuan Roland dengan rekan bisnisnya. Lucas segera menghampiri Vallerie yang sedang menyiapkan minuman untuk Roland.
“Tuan Roland sudah memanggilmu. Segera selesaikan dan temui Tuan Roland.” Kata Lucas dengan dingin.
Selama Vallerie bergabung dengan maskapai penerbangan milik Roland, selama ini juga Vallerie mengenal Lucas yang merupakan pengawal pribadi bossnya itu. Lucas orang yang bertanggung jawab menurutnya, karena apa yang dikatakan Roland, maka Lucas akan melakukannya sesuai seperti yang diperintahkan.
Lucas merupan laki-laki yang sangat beriwibawa dan saat ini usianya menginjak 30 tahun. Lucas memang pria yang sangat matang dan membuat kaum hawa juga banyak menginginkannya termasuk Vallerie, ia tidak bisa pungkiri bahwa dirinya juga menginginkan Lucas hanya saja Lucas sepertinya tidak tertarik padanya.
Karena Vallerie sudah sering sekali menggoda pria itu, hanya saja Lucas tidak pernah tergoda sama sekali dengan Valerry dan akhirnya membuat Vallerie tidak lagi menggoda pria yang menurutnya tampan itu dengan brewok yang menghiasi wajahnya.
“Okey.” Jawab Vallerie dan mengikuti Lucas dari belakang.
“Ini Tuan minumannya.” Kata Vallerie dengan lembut sambil meletakkan minuman tersebut di hadapan Roland.
“Tutup tirainya,” Kata Roland dengan tegas pada pengawalnya.
Lucas segera menutup tirai tersebut dan ia menghadap tirai yang ditutupnya. Kini mereka bertiga ada pada tirai yang sudah tertutup. Roland segera menarik Vallerie dan wanita itu kini duduk dipangkuan Roland. Ia segera meraup bibir Vallerie dengan ganas dan wanita itu terkejut.
Hanya saja Vallerie tidak bisa menolak, karena jikalau sudah seperti itu ia tahu apa yang diinginkan oleh bossnya itu. Apa lagi kalau bukan s*x dan ia harus meladeni nafsu bossnya itu. Roland sudah berumur 45 tahun, tetapi ia tidak seperti laki-laki yang berumur 45 tahun.
Roland juga sudah mempunyai istri, hanya saja siapa yang bisa menentang dengan nafsu s*x yang dimiliki Roland? Tidak ada seorangpun yang bisa menentang hal itu termasuk istrinya. Semenjak Vallerie bergabung dengan maskapai milik Roland selama itu juga Vallerie sudah menjadi b***k seks Roland. Vallerie tidak bisa pungkiri bahwa benar semua yang dicapainya karena ia menjadi b***k seks bossnya sendiri dan Vallerie tidak bisa pungkiri hal itu.
Roland terus mencium bibir mungil milik Vallerie dan membungkam wanita itu. Laki-laki paruh baya itu mencumbui bibir sang pramugari dengan sangat bernafsu. Roland begitu tergila-gila dengan Vallerie sejak pertama kali melihat Vallerie menjadi pramugari pengganti di penerbangan yang ia lakukan. Semenjak itu Roland mengganti pramugari pribadinya dengan Vallerie.
Bagaimana tidak dengan wajah cantik, kulit putih, tubuh tinggi semampai dengan lekukan-lekukan yang proporsional dan bukit kembar yang besar membuat siapapun pasti menginginkan Vallerie. Roland merasa sangat beruntung memiliki Vallerie sebagai pramugarinya dan akhirnya ia menjajikan sesuatu dengan Vallerie dengan syarat harus menemui hasrat sexnya.
“Are you ready Tuan?” Tanya Vallerie yang mengerti keinginan bossnya itu. Kalau soal s*x jangan tanyakan dan ragukan lagi bagaimana keahlian seorang Vallerie. Karena wanita itu sangat ahli dalam hal itu, ia sudah banyak belajar bagaimana cara memuaskan seseorang dalam s*x. Makanya Roland sangat menyukai permainan panas yang diberikan Vallerie.
Sehingga Roland tidak pernah puas akan Vallerie, ia ingin lagi dan lagi dipuaskan oleh pramugarinya itu. Vallerie sudah tersenyum menggoda sambil mengusap-usapkan jari telunjuknya pada bibir Roland.
“Yes! Lakukan Slut!” Kata Roland dengan tegas sambil memukul b****g indah milik Vallerie. Kini jari-jari Vallerie merambat turun menuruni leher dan kemudian ingin melepaskan dasi milik bossnya itu.
Namun tiba-tiba Roland mengendong tubuh Vallerie sehingga membuat wanita itu menjerit pelan. Hubungan Roland dan Vallerie memang terjalin sudah cukup lama dan seperti simbiosis mutualisme yang mereka saling membutuhkan dan menguntungkan.
Roland yang haus akan s*x yang membutuhkan kehangatan percintaan sedangkan Vallerie membutuhkan uang untuk kebutuhan hidupnya yang cenderung hedon. Hal itu sudah sangat diketahui oleh seluruh rekannya bagaimana ia menjadi simpanan dari sang boss sehingga tidak ada yang berani bermain-main degan Vallerie.
“Akhhh.” Vallerie menjerit pelan ketika Roland mendudukkannya di atas meja yang seharusnya menjadi meja makanan di dalam pesawat tersebut.
Kemudian mereka kembali berciuman dengan panas. Permainan lida pun kini menghiasi percumbuan keduanya. Lidah mereka saling bertemu dan bertautan. Vallerie memamng tidak sama sekali risih harus b******u dengan laki-laki yang sudah berbeda 21 tahun darinya itu.
Yang lebih gilanya lagi, keduanya tidak merasa risih harus b******u di jet pribadi milik Roland dengan ada orang yang sedang berada di balik tirai tersebut tetapi mereka sudah sangat memaklumi hal itu. Bukan hanya itu ada Lucas yang menjadi pengawalnya yang saat ini bisa ia lihat. Hanya saja Lucas tidak melihat saat ini, walaupun mudah bagi Lucas untuk melihat dengan membalikkan diri karena ia berada di dalam tirai yang sama dengan bossnya itu.
Wangi parfum yang tercium dari tubuh Vallerie membuat nafsu Roland kian menggelora. Vallerie memang sudah menyiapkan diri, jikalau dikatakan ia akan menjadi pramugari pribadi Roland maka ia segera menyiapkan diri salah satunya memakai parfum yang menjadi favorit Roland, karena itu merupakan permintaan bossnya.
Roland segera menanggalkan seragam kerja milik Vallerie begitu saja dan jari-jari Vallerie kini sedang berada di milik bossnya yang sudah Nampak terbuka. Vallerie tahu apa yang harus dilakukan oleh jari-jarinya sehingga membuat tonjolan yang ada menjadi semakin membesar.
Dengan cekatan Roland segera membuka pengait bra milik Vallerie sehingga terpampanglah sebuah gundungan gading kenyal dan padat, dengan putting kecil berwarna merah yang menantang. Senyum Roland jelas terpancar menginginkannya.
“Saya sangat merindukan hal ini.” Kata Roland dengan mengudap dan memelintir pelan putting bukit kembar kanan milik Vallerie.
Wanita itu hanya tersenyum dan mendesah pelan. Tangan Roland mendarat dan meremas bukit kembar kiri sang pramugari yang menurutnya sudah semakin membesar dari pertama kali ia merasakannya. Roland kembali mencium bibir mungil Vallerie dan membiarkan bukit kembar terbuka milik wanita itu.
“Mau dianggurin aja?” Tanya Vallerie menggoda bossnya itu menanyakan keberadaan bukit kembarnya yang kini sudah bebas.
“Tidak akan!” Jawab Roland dengan geram sambil melahap bukit kembar kanan Vallerie ke dalam mulutnya. Dengan penuh nafsu Roland melahap kedua bukit kembar Vallerie secara bergantian. Roland sangat menyukai kedua bukit kembar Vallerie yang sangat montok itu.
Vallerie Nampak menikmati sekali sedotan dan permainan lidah Roland pada kedua bukit kembarnya. Belum lagi remasan tangan Roland yang tak kalah membangkitkan nafsunya. Sambil menggigit bibir bawahnya menahan geli, Vallerie meremas rambut bossnya itu. Vallerie seperti seorang wanita yang sedang menyusui bayi.
“Akhhh,” Pekik Vallerie pelan ketika Roland menggigir putting bukit kembarnya.
“Saya sangat menyukai hal ini.” Kata Roland di sela-sela ciumannya.
“Apakah Tuan suka?” Tanya Vallerie yang merupakan pertanyaan yang seharusnya tidak dijawab. Karena sudah pasti jawabannya Roland menyukai hal itu.
Sambil tetap menikmati kepadatan bukit kembar Vallerie, perlahan tangan kanan Roland turun pada betis Vallerie dan mengelusnya dengan pelan. Roland bisa meraskaan kelembutan kulit Vallerie sehingga merayap ke atas sampai tangan Roland perlahan masuk ke dalam rok span pendek yang dikenankannya membuat geli disekujur tubuh Vallerie.
Vallerie semakin mengangkangan pahanya semakin mempermudah Roland untuk masuk mengakses miliknya. Kini Vallerie bisa merasakan jari-jari tangan Roland telah menyentuh permukaan celana dalamnya.
“Kamu udah basah b***h!”
“Ahhhhh,” Vallerie hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil mendesah. Rok span milik Vallerie semakin tinggi terangkat ketika tangan Roland berada di dalam G-String milik Vallerie dan merabai bulu-bulus halus yang ada disana.
“Ahhhh,” Vallerie berterak ketika Roland menekan klitorisnya.
“Do you like it?” Tanya Roland menggoda pramugarinya itu. Vallerie menganggukkan kepalanya menikmati permainan tangan Roland.
Kemudian Roland memasukkan kedua tangannya ke dalam rok Vallerie dan mulai menarik turun G-String wanita itu. Vallerie sedikit membantu Roland dengan mengangkat pantatnya agar mudah terlepas. Setelah terlepas Roland segera tersenyum melihat kain mungil yang berada ditangannya.
Roland segera berjongkok di depan meja dan melepaskan kedua high heels yang digunakan Vallerie hasil pemberiannya itu. Setelah selesai Roland mulai menciumi jari-jari kaki Vallerie secara bergantian. Vallerie Nampak kegelian dan ia sangat menikmati hal itu.
Ciuman Roland mulai naik menuju kedua betis Vallerie dan terus naik menuju paha wanita itu. permukaan kulit Vallerie membawa sensasi tersendiri bagi Roland. Putih, lembut, wangi dan menjaid candu baginya.
Roland segera membuka lebar kedua paha pramugarinya itu, semakin terlihatlah dengan jelas sebuah lubang kenikmatan dengan bulu-bulu halus tipis di sekitarnya. Lubang kenikmatan yang selalu mampu membuatnya terbang melayang. Masih begitu sempat dan sekat walaupun ia sering memasukinya bahkan lelaki lain sering memasukinya.
Hal itu tidak menjadi masalah bagi Roland, yang penting Vallerie tetap melayaninya dengan begitu nikmat sesuai dengan keinginannya.
“Akhhhh.” Desah Vallerie ketika Roland mulai menjilati lubang kenikmatan miliknya itu.
Valeery bisa merasakan lidah bossnya itu menari-nari dengan lincah dimiliknya. Rasa geli dan sekaligus nikmat yang luar biasa menjalar hebat di sekujur tubuh miliknya.
Sedotan dan tusukan lidah Roland membuat Vallerie mendongakkan kepalanya menahan rasa nikmat yang menyerang vaginanya. Lidah Roland terus menari-nari dan menusuk-nusuk lubang kenikmatannya. Lucas bisa mendengar dengan jelas desahan yang keluar dari mulut Vallerie.
“Ahhhh, ohhhhh.” Desah Vallerie.
Suara decakan terdengar dari dalam, menandakan daerah milik tersebut mulai basah. Roland mendongakkan kepalanya menatap wajah pramugarinya itu. Roland tersenyum melihat wajah wanita yang sedang menikmati permainannya itu.
Roland kembali merasakan v****a milik Vallerie dan aroma wangi cairan Vallerie membuat birahinya semakin membara. Roland semakin liar melahap lubang kenikmatan beserta dengan cairan cinta yang membasahinya. Bulu-bulu lembut yang menutupi area itu tidak menjadi suatu penghalang bagi Roland mala menjadi sensai yang berbeda baginya.
Vallerie segera menarik bossnya itu keatas, ia tersenyum menggoda sambil memegang dasi yang dikenakan bossnya. Vallerie membuka dasi itu dan melepaskan kemeja bossnya. Kemudian dengan cekatan Vallerie meraba milik Roland. Jari-jari Vallerie meremas-remas kepunyaan Roland yang memang sudah mengeras.
Vallerie segera melakukan tugasnya untuk melayani Roland seperti biasanya. Hal itu sudah menjadi tugasnya, Vallerie segera berjongkok di depan bossnya itu. Dengan perlahan untuk menggoda bossnya itu membuka sabuk dan reseleting celana panjang yang dipakai Roland.
Kemudian celana kain itu dilorotkan dengan celana dalamnya, sehingga kini dihadapan Vallerie terpampang sebuah batang yang sudah tegang. Roland segera mengelus-elus kepala Vallerie, sementara jari-jari lentik wanita ini kini sudah bekerja dengan sempurna mengocok kepunyaan Roland.
Dengan telaten Vallerie menjilati, mengulum dan mengocok kepunyaan Roland sehingga mengakibatkan kepunyaan Roland semakin menegang dan membesar. Vallerie memang ahli dalam melakukan oral sehinggal Roland dibuatnya keenakan merasakan permainan lidah dan mulutnya.
Dengan bergantian Vallerie menjilati kepunyaan Roland berserta dengan buah zakarnya. Kuluman mulutnya di bantu dengan kocokan tangan memberikan kenikmatan yang luar biasa bagi Roland.
“Enough!” Roland memegang pundak Vallerie dan kemudian membantu pramugarinya itu berdiri.
Roland segera menyerang putting bukit kembar kanan Vallerie ke dalam mulutnya. Bukit kembar kiri pun ia berikan perlakukan yang sama. Keduanya secara bergilir dihisap dan diemut oleh Roland. Sedangkan tangan kanan Roland kini sibuk kembali maraba selangkanan Vallerie.
Roland merasa Vallerie sudah sangat terangsang dan sangat siap untuk dimasuki. Roland bisa melihat mata sendu milik Vallerie dan Rolan menghentikan kulumannya di bukit kembar Vallerie. Tangan kanan Roland kini mengarahkan kepunyaannya di permukaan v****a milik Vallerie.
“Are you ready?” Tanya Roland dan Vallerie menganggukkan kepalanya.
“Aaaakhhh,” Vallerie berteriak ketika kepunyaan Roland menghujam dengan keras ke dalam vaginanya, dan bagi siapa mendengarnya sangat tahu dengan apa yang terjadi.
“Akhhh, ohhhhhh, ahhhh,” Desahan keluar dari bibir Vallerie seiring kocokan yang diberikan Roland padanya.
Roland merasakan jepitan v****a pramugarinya itu begitu kencang. Kocokan Roland semakin megencang membuat Vallerie menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya yang mulai bergoncang. Kedua tangan Vallerie mencengkram erat ujung meja yang berada di belakangnya.
“Do you like it?” Tanya Roland di sela-sela hujamannya.
“Yah Tuan akhhhhhh, terus lakukan dengan keras Tuan.” Teriak Vallerie melupakan ada Lucas dan beberapa orang yang berada diluar.
Rasa nikmat yang dialami Vallerie jauh lebih dari pada orang-orang yang saat ini mendengarkan desahannya terutama Lucas yang kini sedang meliriknya sedikit. Vallerie memberikan senyuman terbauknya pada Lucas dan pria itu hanya mengabaikannya saja.
Vallerie memeluk tubuh bossnya itu dan mencium bibirnya meredam desahan dan erangan yang keluar dari mulutnya. Vallerie Nampak pasrah lumatan dan juga remasan demi remasan yang dilakukan Roland pada bukit kembarnya.
Ciuman dan lumatan pun tak henti-hentinya dirasakan Vallerie begitu juga dengan lehernya. Apa lagi disaat yang bersamaan genjotan kepunyaan Roland semakin kencang menghujam ke dalam v****a Vallerie. Tak perlu waktu lama untuk membangkitkan gelora gairah bagi keduanya.
“Ohh s**t! Kau memang selalu bisa memuaskanku b***h!” Maki Roland merasakan kepunyaannya yang seperti di jepit dengan erat. Vallerie sedikit bangga dalam pujian yang dilakukan Roland saat ini padanya.
“Akhhhhh,,” Vallerie terus mendesah, ditengah kepunyaan Roland yang sedang memompa di dalam vagnanya. Sementara tangan Roland yang meremasi bukit kembar Vallerie.
Roland segera mencabut kepunyaannya, ia langsung membalikkan tubuh Vallerie dan wanita itu kini mengambil posisi menunggung. Vallerie kembali menggunakan kedua tangannya sebagai penumpu. Roland menatap ke arah bongkahan p****t Vallerie yang sangat montok sambil mengocok kepunyaannya sendiri. Vallerie mengangkat rok spannya dan sedikit menggoyakan pantatnya menggoda Roland.
“Damn! b***h!” Maki Roland membuat gairah Vallerie naik mendengar makian Roland.
Vallerie membuka kedua kakinya semakin lebar untuk mempermudah kepunyaan Roland memasukinya. Kini sebuah p****t montok dengan v****a merah basah tersekpos dengan siap, Roland semakin membelakkan matanya menatap pemandangan indah itu.
Padahal ini bukan menjadi yang pertama bagi Roland tetapi tetap saja melihat v****a milik pramugari favortinya itu memberikan sensai yang berbeda baginya. Kepunyaan Roland sangat tegak dank eras.
“Akhhhh,,” Vallerie tidak bisa lagi menahan lenguhan panjang keluar karena Roland memasukkan kepunyaannya bukan ke dalam vaginanya melainkan kedalam lubang pantatnya. Roland merakan kenikmatan luar biasa dari jepitan lubang a**s pramugarinya itu.
Sedangkan Vallerie menahan rasa sakit karena memang ia tidak siap sama sekali dengan serangan padang lubang pantatnya itu. Vallerie menggigit biburnya berusaha menahan rasa sakit dan cengkramannya semakin kuat. Vallerie tidak bisa protes saat Roland memang menginginkan itu. Karena memang sudah kewajibannya untuk memuaskan bossnya itu.
“Akhhhh, Tuan pelan-pelan.” Kata Vallerie.
“Ohhh sakit,” Lagi Vallerie menyuarakan rasa sakit yang dialaminya.
Mulut Vallerie ternganga lebar ketika Roland kian mempercepat genjotan kepunyaannya. Lubang a**s Vallerie yang masih kering kini semakin sakit. Tanpa bisa Vallerie tahan bulir matanya mengalir dipinggir matanya.
“Ohhh b***h!”
“Aaaakhh Tuan, akhhhh”
“Tuan ampunnn akhhhh”
Memang bukan pertama bagi Vallerie melakukannya baik itu dengan Roland ataupun laki-laki lain. Hanya saja Vallerie belum siap dan belum ada persiapan pasti akan sakit. Roland menghentikan genjotannya dan menarik kepunyaannya.
Rasa perih masih dirasakan Vallerie, tetapi belum sempat ia mengatur nafasnya kini Roland kembali menghujamkan kepunyaannya keras ke dalam v****a Vallerie.
“Ohhh,,” Kembali Vallerie harus melenguh panjang.
“b***h Vallerie! Ahhh.” Desah Roland.
Vallerie kini bisa menikmati persetubuhannya dengan bossnya karena Roland memilih vaginanya. Kini Vallerie menggoyangkan pinggulnya agar lubang kenikmatannya dapat memberikan jepitan maksimal untuk Roland. Rasa sakit itu kini berganti menjadi rasa nikmat.
Roland semakin mempercepat genjotannya demi mencapai pelepasann. Roland berusaha menghujam-hujamkan kejantannnya dengan secapat mungkin membuat Vallerie tak henti-hetinya terus mendesah.
“Akhhhh Tuan.”
“Akhhhh.”
“b***h,”
“Faster,”
Keduanya semakin meracau tak karuan menadakan kalau mereka sudah diambang klimaks. Rasa nikmat yang semakin kencang membuat keduanya semakin sulit menhan teriakan dan derasahan yang terus keluar dari mulut mereka. Maka keduanya berteriak sekencang-kencangnya memnjukkan betapa hebatnya permainan panas yang mereka lakukan saat ini.
“Akhhhhhh,” Vallerie melenguh hebat. Kepalanya terdongak dan matanya terpejam merasakan sensasi nikmat. Di tengah genjotan kepunyaan Roland yang menggila Vallerie mencapai puncaknya.
Tak lama setelah itu Roland juga sekain menampakkan wajah yang memerah, dan akhirnya menyusul mencapai puncak kenikmatan.
“Akhhhhhh.” Roland mendapatkan pelepasannya. Sambil memompa dengan perlahan sampai mengeluarkan semburan yang keluar.
“Thankyou b***h!” Kata Roland dan ia kembali memakaikan bajunya. Vallerie terkapar di sofa yang diduki Roland tadi dan Roland membuka tirainya.
“Kalau kau mau, kau bisa merasakannya Lucas.” Kata Roland pada pengawalnya itu sebelum Roland pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah Roland pergi, Lucas menutup kembali tirai yang dibuka Roland. Karena orang-orang dibalik tirai menatap ingin tahu yang terjadi pada Vallerie saat ini. Lucas bisa melihat mata Vallerie yang memejam yang masih merasakan sensasi yang berbeda dan Lucas memungut pakaian wanita itu dan meletakkannya dikursi kemudian menunggu Vallerie sampai benar-benar sadar.