K.M.P // PERASAAN BARU

1011 Kata
"Kalau kau tidak ingin melepas pakaian itu, aku yang akan melepasnya." Adam menyeringai tepat di depan wajah Teresa. *** Seperti terhipnotis dengan suara berat Adam, Teresa hanya terdiam menatap Adam yang juga sedang menatapnya. "Kalau aku tidak mau?" Teresa dengan berani mengucapkan itu kepada Adam. Karena memang Teresa menganggap jika pakaian yang dia pakai masih layak. Kenapa juga Adam harus menyuruhnya membuang pakaian yang masih bagus. Adam malah menyunggingkan senyumnya. "Aku akan membuka paksa pakaian sialan ini." Tangan Adam siap untuk menarik pakaian yang dikenakan oleh Teresa. Entah kenapa Teresa menjadi takut, dia pun menahan tangan Adam yang sudah siap untuk menarik pakaiannya. Teresa pun mendorong Adam agar menjauh darinya dan berlari begitu saja dari hadapan Adam. Teresa pergi ke kamar mandi yang terdapat dilantai bawah. Ia memegang d**a nya sendiri karena degupan hebat dari jantungnya akibat jarak dia dan Adam sangat dekat. Wajahnya memerah padam karena berpikir yang iya-iya jika saja tadi dia tidak menghindar. "Apa-apa dia, seenaknya. Lagipula pakaian ini masih layak untuk dipakai. Dasar om-om mesum." Teresa mengipas-ngipasi wajahnya yang terasa panas. "Jantung sialan." Teresa memukul-mukul dadanya berharap degupan jantunnya kembali normal. "C'moon Tere, jangan lemah. Kamu pasti kuat." Teresa menyemangati dirinya sendiri. Kuat yang dia maksud adalah, kuat untuk tidak tergoda dengan pesona Adam yang luar biasa meskipun diusia matangnya. Teresa berdiri dan kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaian baru yang dibawakan oleh Adam untuknya. Untuk saat ini dia akan menuruti kemauan Adam, tapi nanti Teresa akan tetap memakai pakaian bekas entah siapa karena memang masih bagus dan layak pakai itu. Untungnya saat Teresa kembali kedalam kamar, Adam sudah tidak ada dan Teresa bergegas mengganti pakaiannya. Setelah selesai, Teresa kembali kedapur untuk membereskan semua yang ada disitu. Melakukan pekerjaan selama dia menumpang di istana Adam sampai kopernya kembali. *** Tiga hari berlalu, tidak terasa Teresa sudah berada di rumah Adam, menjadi asisten rumah tangga di rumah Adam. Tapi selama Teresa dirumah itu, dia tidak pernah melihat Adam sedikitpun. Karena penasaran, akhirnya Teresa bertanya kepada Diana, asisten lama Adam. "Diana, kemana perginya Mr, Archer?" Tanya Teresa. Diana tersenyum menatap Teresa. Melihat Diana yang tersenyum tiba-tiba pun menjadi aneh. 'Ada apa dengannya?' tanya Teresa dalam hatinya. "Adam baiknya tidak mengetahui apapun yang ada disini." Diana menepuk bahu Teresa sambil tersenyum. "Baik." Teresa mengangguk mengerti, meskipun otaknya berpikir ada apa dengan rumah ini dan pemilik rumah. Apa yang disembunyikan sampai-sampai apapun ditutupi disini. "Dia bukan penjual narkoba bukan?" Tanya Teresa lagi kepada Diana, lupa jika baru saja dia mengatakan dilangsungkan bertanya, tapi malah bertanya. Diana hanya menjawab Teresa dengan senyuman, lalu pergi meninggalkan Teresa sendirian. "Tuan dengan asisten rumah sama saja. Sama-sama aneh." Ucapnya. Lalu kembali menyibukan diri dengan memasak meskipun sang tuan tidak berada dirumah. Teresa menganggap itu mubazir, tapi sudah peraturannya seperti itu, mau tidak mau Teresa mengikuti kalau tidak mau didepak dirumah itu. ** Teresa sedang menyiapkan makanan yang dia masak di meja makan. Setelah selesai Teresa bangga melihat semua hasil makanan nya yang terjajar rapih. Entah kenapa Teresa sangat berharap Adam mencicipi masakannya. Tapi Teresa hanya menelan ludahnya saat semua masakan yang dia hidangkan hanya teronggok tidak disentuh oleh Adam. Suara mobil masuk pun terdengar. Teresa pun menjadi semangat dan berlari untuk membukakan pintu untuk si tuan rumah. Akhirnya dia bisa melihat hasil makanannya disentuh oleh Adam. Senyum Teresa mengembang saat membukakan pintu, tapi tidak lama senyum itu luntur saat melihat Adam datang bersama wanita. Adam pun melengos begitu saja tanpa menyapa Teresa. Teresa memperhatikan Adam dengan wanita yang terus menempel padanya. Entah kenapa Teresa merasa kesal tapi tidak bisa melakukan apapun. Daripada kesal, Teresa memilih meninggalkan ruang makan. Adam melirik Teresa yang meninggalkan ruang makan, lalu kembali fokus kepada makanan yang dibuat oleh Teresa. "Ada apa?" Tanya wanita itu melihat Adam melirik Teresa. Adam tidak menjawab dan lebih memilih melanjutkan makan. "Siapa wanita itu?" Tanya wanita yang datang bersama Adam, penasaran akan sosok Teresa. Adam kembali tidak menjawab. "Apa pembantu baru?" Tanyanya lagi dan lagi. Kesal karena acara makannya terganggu, ada menagih sendoknya ke meja dengan sedikit menggebrak. Wanita itu terlonjak kaget dan memilih untuk diam. Tapi didalam hatinya berjanji akan mencari tahu siapa Teresa karena melihat Adam dengan lirikan berbeda untuk Teresa. **** Selesai membereskan alat makan, Teresa lanjut membersihkan lantai. Dari lantai bawah, hingga lantai atas yang terdapat kamar Adam. Teresa mengepel bagian tangga. Hingga sampai dekat kamar Adam. Teresa mendengar sesuatu yang menggelitik di telinganya. Karena rasa penasaran begitu besar, dia pun mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup sempurna. Dan betapa terkejutnya Teresa melihat di dalam kamar ada. Teresa melihat Adam sedang bersandar di kasur nya, dengan wanita yang berada di atas pangkuannya sambil menggoyangkan pinggulnya. Teresa terkejut melihat adegan itu. Tapi rasa pemasaran kembali menggerogoti nya. 'Apa dia sedang melakukan seks? Tapi pakaian mereka lengkap.' Teresa masih mengintip memperhatikan mereka. Yang Teresa lihat memang seperti adegan seks, tapi nyatanya mereka tidak melakukan apapun. Hanya wanita yang sedang meliukkan tubuhnya diatas pangkuan Adam yang masih lengkap dengan pakaiannya. Wanita yang berada diatas Adam mendesah membuat Teresa menggigit bibir bawahnya. Teresa menyandarkan tubuhnya di samping pintu kamar Adam sambil mendengarkan si wanita sedang mendesah. Teresa menghayal jika dirinya lah yang sedang bersama Adam. Tangannya pun tanpa sadar menyentuh miliknya dibawah sana yang entah kenapa terasa lembab. Teresa membayangkan jika dirinyalah yang berada diatas Adam, dan Adam menyentuh dirinya dengan sangat lembut. Teresa menutup matanya untuk merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan. Menjadikan tuannya sebagai objek fantasinya tanpa sadar. Tangan Teresa kini bahkan menyentuh gundukan nya sendiri, lalu membayangkan tangan kekar Adam yang menyentuhnya. Lalu tangannya kembali turun menyentuh titik paling sensitifnya sendiri. Teresa merasakan jika dirinya ingin meledak entah kenapa. Lalu mencengkram miliknya yang berkedut dan menahan suaranya sendiri agar tidak ada yang mendengarnya. Teresa pun meledak dengan Adam menjadi objeknya. Nafasnya memburu, matanya masih terpejam. Teresa, wanita dua puluh lima tahun, wanita yang belum pernah merasakan apa itu pelepasan, sekarang tidak menyadari jika dirinya mencapai titik itu. Dadanya bergemuruh masih membayangkan Adam berada di dekatnya. Tanpa sadar, Adam keluar dan melihat Teresa sedang memejamkan matanya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Adam bertanya. Teresa pun baru tersadar akan kehadiran Adam. *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN