Teresa mulai gelagapan mencari alasan, dia sudah terpergok oleh Adam karena mengintipnya meskipun tanpa sengaja. Bagaimana jika Adam mengusirnya dan Teresa luntang-lantung tidak tahu kemana dia harus pergi.
"Em.. Itu, saya ingin membersihkan kamar anda." Bohongnya. Tidak, memang awalnya Teresa ingin membersihkan lantai atas tapi tidak sengaja mendengarkan yang iya-iya dari kamar Adam. Matanya pun ternodai dengan adegan yang seharusnya tidak ia lihat.
Adam hanya diam saja tidak membalas Teresa, matanya tajam melihat wanita asing yang tiba-tiba ada dirumahnya. Lalu Adam berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun diikuti oleh wanita yang bersamanya. Wanita itu pun menatap Teresa dengan tatapan tidak sukanya.
Teresa akhirnya bisa bernafas lega. Ia kira Adam akan mengintrogasi nya dengan pertanyaan yang banyak, tapi nyatanya Adam sama sekali tidak mengucapkan itu. Teresa sedikit takut karena diamnya Adam. Yang Teresa tahu, orang diam akan menyeramkan saat sedang marah. Teresa berharap jika Adam tidak seperti itu.
***
Teresa melanjutkan pekerjaan sementara dirumah Adam. Sekarang Teresa sedang memasak untuk Adam. Dia dengan cekatan memilih bahan apa yang akan dijadikan santapan majikan dadakannya. Setelah memilih-milih Teresa akhirnya memasak capcay seafood untuk dihidangkan.
Satu jam berlalu hidangan pun sudah tertata rapih dimeja makan. Teresa menunggu Adam, tapi pria itu belum juga keluar dari ruangan kerjanya. Padahal jam sudah melewati jam makan malam. Teresa hendak memanggil Adam, tapi mengingat kejadian tidak sengaja tadi membuat Teresa merasa takut berhadapan dengan Adam.
Tapi Adam tidak juga datang-datang akhirnya Teresa memberanikan diri untuk keruangan Adam dan memanggilnya untuk makan malam lebih dulu.
Di depan ruang kerja Adam, Teresa hanya diam saja. Tangannya enggan untuk mengetuk pintu itu karena takut. Akhirnya Teresa hanya mondar-mandir didepan ruangan Adam tanpa pengetuk ataupun memanggil nya.
Setelah keberaniannya sudah terkumpul, Teresa memberanikan diri untuk mengetuk pintu. Lagipula dia hanya mengetuk dan memanggil Adam untuk makan saja, bukan untuk mengintip.
Tangan Teresa sudah siap untuk mengetuk, tapi belum juga kepalanya jarinya mengetuk, pintu ruangan itu sudah terbuka dan menampakkan sosok Adam yang karismatik.
"Apa yang sedang kau lakukan." Suara bariton Adam membuat bulu kuduk Teresa berdiri. Ditambah tangannya di udara seperti ingin memukul membuatnya salah tingkah.
"Itu-" Jika sudah berhadapan dengan Adam, Teresa menjadi sangat gugup.
"Kau ingin memukulku?" Adam menurunkan tangan Teresa yang masih ada di udara.
Teresa tidak menjawab karena takut dengan Adam yang berwajah masam.
"T-tidak!! A-aku hanya-" Belum Teresa menyelesaikan ucapannya, Adam terlebih dahulu menyelanya.
"Atau kau ingin menguntit seperti tadi?" Adam mengungkit kejadian tadi saat Teresa tidak sengaja terpergok.
"Aku tidak menguntitmu." Bela Teresa. Karena memang awalnya Teresa bukan mau mengintip, dia hanya ingin membersihkan lantai atas. Tapi karena suara sialan itu yang membuatnya hilang fokus dan malah memperhatikan mereka yang sedang berbuat iya-iya bersama.
"Lalu apa yang kau lakukan diatas, di depan kamarku?" Adam menyudutkan Teresa.
Teresa mengambil kembali ucapannya yang mengatakan jika Adam pendiam. Nyatanya sekarang dia sedang diberondong dengan pertanyaan.
"S-sudah aku katakan, k-kalau-" Teresa menampar pipinya sendiri karena berbicara gagap seperti itu.
'Arrgghh.. Dasar bodoh.. kenapa aku sulit berbicara.' Batin Teresa memaki dirinya sendiri.
"Pokoknya aku tidak menguntitmu." Setelah mengucapkan Teresa berlari sambil berteriak.
"Sudah waktunya makan malam.." Teriaknya.
Tanpa sadar Adam tersenyum melihat tingkah Teresa yang seperti itu. Lalu tiba-tiba ia tersadar dan kembali mengubah mimik wajahnya seperti biasa.
Adam pun akhirnya turun untuk makan malam yang sudah disiapkan Teresa untuknya. Setelah sampai diruang makan, Adam melihat beberapa lauk yang sudah disiapkan oleh Teresa. Adam mengambil tempat duduk dan mulai menyantap makanan yang terhidang di depannya.
Teresa mengintip dari belakang, memastikan jika Adam makan masakannya.
Kruyyuk..
Perut Teresa berbunyi tanda ia juga lapar. Teresa tidak makan lebih dahulu karena menunggu Adam yang memakan makanannya lebih dulu. Jika ada sisa maka itulah yang Teresa makan. Tapi jika Adam tidak menyisakan untuknya, mau tidak mau Teresa berpuasa dulu.
"Perutmu mengganggu konsentrasi makanku." Tiba-tiba suara Adam terdengar. Teresa menjadi malu karena suara perutnya yang tidak bisa dikompri.
"Kemarilah dan makan." Adam menyuruh Teresa untuk bergabung.
Teresa ragu untuk datang karena masih takut Adam akan memberondong nya dengan pertanyaan. Lagipula tidak sopan jika orang asing duduk bersama dengan pemilik rumah. Tapi ada rasa senang karena dengan kata lain Adam menghawatirkan nya.
"Aku tidak mau berurusan dengan polisi jika ada seorang wanita mati kelaparan ditempatku." Ucapnya lagi. Teresa kesal karena Adam bukan menghawatirkannya, melainkan karna tidak mau berurusan dengan polisi.
Teresa menghampiri meja makan dan langsung duduk dihadapan Adam tanpa malu. Itu semua karena Adam yang membuatnya kesal.
"Makanlah, agar kau bisa pergi dengan hidup-hidup." Ucap Adam lagi kepada Teresa.
Teresa mendecak kesal karena ucapan Adam. Tapi syukurlah Adam mau memberikannya makan dan tempat tinggal meskipun Teresa masih tidak tahu apa pekerjaan Adam.
***
Teresa sedang membaca buku masakan di kamarnya. Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, tapi matanya masing enggan untuk diperankan. Akhirnya Teresa memilih untuk membaca-baca buku masakan agar dia tidak bingung memasak untuk Adam.
Saat membaca, otak Teresa kembali mengingat apa yang sudah ia lihat tadi siang. Mata Adam yang terpejam seperti sedang menikmati. Teresa memejamkan matanya dan membayangkan bagaimana jika posisi wanita yang datang bersama Adam itu diganti dengan dirinya.
Teresa mengigit bibir bawahnya saat otak liarnya mulai bekerja dengan membayangkan Adam. Yang tadinya fokus membaca resep masakan, kini malah sedang membayangkan wajah Adam di dalam hayalannya.
Otak liarnya benar-benar bekerja sangat cepat. Bahkan kini Teresa membayangkan jika Adam sedang membelai wajahnya, menyusuri setiap jengkal diwajahnya. Teresa kembali menggigit bibir bawahnya saat otak kotornya bertambah berani memikirkan Adam yang sedang menatapnya lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Teresa.
Saking menghayati pikiran liarnya, tanpa sadar tangan Teresa bergeliat menyusuri tubuhnya sendiri. Pikiran itu terus saja bergeliat membuat Teresa benar-benar dimabuk kepayang. Hanya hayalan saja, tapi Teresa seperti benar-benar melakukannya dengan Adam.
Mata Teresa masih terpejam dengan rapat. Kini tangannya dengan nakal meremas gundukan nya sendiri. Teresa merasa jika yang dia lakukan sendiri seolah-olah Adam yang melakukannya.
Tidak puas dengan bagian atas, kini tangan Teresa bermain-main 'miliknya' matanya terus terpejam sambil membayangkan Adam berada dibawahnya sedang mencumbu mesra dirinya. Lalu tanpa sadar juga Teresa memekikan nama Adam dialam bawah sadarnya.
Beberapa detik kemudian Teresa tersadar dan menganggap dirinya gila karena sudah membayangkan Adam didalam pikirannya.