Airin mendengus kesal saat melihat Delano yang tengah tidur terlentang diatas Ranjangnya, impiannya seketika musnah untuk menidurkan tubuhnya dengan nyaman dan lagi, kipas yang selalu menyala kencang membuatnya mual dipagi hari jika ia tetap memtuskan untuk tidur dilantai. Ingin rasanya Airin meneriaki Delano tetapi apa daya, ia hanya dianggap sebagai babu disini, bukan sebagai istri sah. Perlahan Airin melangkahkan kakinya mendekati ranjangnya lalu mengambil selimut dan juga bantalnya, melirik sejenak kearah Delano lalu ia kembali melangkah keluar. Malam ini ia memtuskan untuk tidur diatas sofa, setidaknya diatas sofa ia tidak merasakan pegal-pegal saat bangun. Airin menguap dan mulai memejamkan matanya, malam ini adalah malam paling menyebalkan sedunia baginya. Begitu banyak cobaan y