BAB 7 - Kejahatan Yang Direncanakan

2085 Kata
Halo, Fellas. Kembali lagi dengan cerita bertema remaja dan misteri dariku. Berharap kalian menyukainya. Akan sangat menyenangkan jika kalian dapat menyukai dan memberikan komentar membangun pada ceritaku yang berjudul "Ten Reasons Why She's Gone." ini. Atas kekurangan yang akan kalian temukan dalam cerita ini, penulis memohon maaf. Terima kasih. *** • Selamat Membaca • Dua hari sebelum menghilangnya Valerie. Hujan yang menjatuhi bumi tadi malam tak bersisa di keesokan harinya. Begitu pula dengan kenangan milik Valerie. Gadis itu membuka mata. Kedua maniknya yang hitam dan sipit hanya menemukan langit-langit kamar yang didominasi oleh warna putih. Ia menarik napas, lalu membuangnya dengan kasar. Seolah beban berat itu masih di sana, menempel di tubuhnya dan membuat dadanya begitu sesak. Ia kemudian beranjak, bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Seandainya saja boleh memilih, Valerie tentu ingin sekali berdiam diri di kamarnya. Tidak melakukan apapun. Namun jika hal itu terjadi, dapat dipastikan bahwa gadis itu hanya akan semakin merasa sedih. Semua kenangan manis tentang keluarga yang utuh hanya akan membayang-bayanginya di sana. Di sebuah bangunan yang dulunya gadis itu sebut sebagai rumah. Valerie melewatkan sarapan. Ia tidak ingin bertatap muka, membicarakan basa-basi biasa di antara keluarga dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tak akan pernah ia siap untuk dengar. Valerie akan ikut dengan siapa? Gadis itu berlalu menuju ke halaman parkir. Melewatkan kedua orang tuanya yang duduk di meja makan. Keheningan menyelimuti mereka. Valerie tahu keduanya hanya berpura-pura. Mereka berdua, Edwin dan Wina, tidak bersungguh-sungguh untuk duduk bersama di meja makan yang telah ada di rumah itu semenjak sepuluh tahun yang lalu. Valerie ingat betul momen makan bersama yang selalu mereka lewati. Wina memberikan masakan terbaiknya setiap hari dan Edwin selalu tersenyum serta memuji. Pemandangan yang tak akan pernah ditemukan lagi oleh gadis itu. Sekolah adalah satu-satunya tempat untuk gadis itu melarikan diri. Ia pun duduk di jok belakang dan menikmati perjalanan seolah semuanya baik-baik saja. Meski Pak Jaka tahu gadis itu tidak begitu. Obrolan basa-basi dan sapaan pagi hari yang biasa dilontarkan oleh supir pribadi keluarga Edwin itu tak terdengar hari itu. Ia dan istrinya, Bi Inah, sudah mendengar semuanya tadi malam. Jadi rasa-rasanya, berdiam diri dan memberikan waktu untuk anak dari majikannya itu untuk menenangkan diri adalah keputusan bijaksana. "Kita sudah sampai, Non," kata Pak Jaka. Membuat Valerie yang sejak tadi melamun, menatap ke luar jendela, menjadi terdistraksi. Ia pun menoleh, memastikan seraya melihat ke depan. Sebelum kemudian melihat Pak Jaka dan mengangguk. "Makasih, Pak." Jika biasanya pria bertubuh kurus itu akan memberikan semacam wejangan atau kata-kata untuk sekadar menenangkan hati Valerie, kali ini Pak Jaka memilih berada di zona aman. Ia tahu permasalahan gadis itu tak seperti biasanya. Ini masalah serius. Orang tua yang bercerai, bukanlah masalah yang mudah untuk dihadapi oleh anak-anak. Gadis itu kemudian turun dari mobil hitam. Dan sang supir pribadi yang dipercayakan oleh Edwin tersebut pun pergi meninggalkan area sekolah. Tak lama setelahnya, seorang teman di kelas, Mila, menghampiri Valerie yang baru saja duduk di bangkunya. "Tadi Bu Rini nitipin ini," katanya. Valerie mengernyitkan keningnya sembari melepaskan ransel dari satu bahunya. Ia kemudian melihat Mila, gadis itu menyodorkannya selembar kertas kepada Valerie. "Apa, nih?" "Hasil test kita minggu lalu. Tadi kebetulan ketemu sama Bu Rini. Nih." Dan setelah menerima kertas tersebut, Mila pun kembali ke kursinya, berbicara dengan teman-teman lain di kelas. Sementara itu, Valerie kini mengamati hasil ujiannya. Ia merasa bingung. Bukan hanya karena nilainya yang mendadak merosot, tetapi juga karena tulisan tangannya yang agak berbeda. Sesuatu telah terjadi. Dan Valerie berinisiatif untuk mencari tahu. Pada bagian kolom nama, gadis bertubuh kurus itu menyadari bahwa tulisan asli sudah ditimpali oleh tip-X. Valerie pun mengangkat kertas tersebut ke udara. Membuatnya berada tepat di bawah cahaya matahari yang menyelinap masuk melalui celah-celah jendela di dalam kelas. Matanya menyipit, berusaha membaca satu persatu huruf yang ditutupi tersebut. Dan dari ujung-ujung huruf, Valerie akhirnya sadar bahwa kertas hasil jawaban itu bukanlah miliknya. "Sial!" Valerie membanting meja dan mengepalkan kedua tangannya di sana, sebelum kemudian kedua matanya teralihkan oleh kedatangan tiga orang yang tak asing di sana. Abigail, Lala dan Karina. Seseorang yang seharusnya bertanggung jawab atas kesalahan di tangan Valerie. Tanpa babibu, Valerie lantas meninggalkan kursinya, kemudian menghampiri Abigail. Ia bahkan tak peduli karena sudah menabrak Ardito yang baru saja masuk ke dalam kelas dan mendorong bahu Abigail. Membuat gadis berambut ikal itu meringis. "Awh. Apa-apaan, sih, lo!" Valerie tersenyum miring. "Lo yang apa-apaan." Gadis itu kemudian mengangkat kertas jawaban yang sudah ditukar itu ke udara, sengaja mendekatkannya ke wajah Abigail, musuh bebuyutannya sejak lama. "Lo udah nukar kertas jawaban gue di tes minggu lalu, 'kan?" Semua orang di dalam kelas kini memperhatikan. Perseteruan antara gadis-gadis memang selalu menarik perhatian. Bahkan Ardito sekalipun, yang sejatinya malas berurusan dengan masalah-masalah seperti ini, ikut mengawasi. Ia cukup merasa penasaran. Bukan dengan keributannya, tapi karena Valerie. Kemarin malam, Valerie menangis di bawah hujan dan membaur ke dalam pelukannya. Sesuatu yang tidak akan pernah ia duga sebelumnya. Namun hari ini, gadis itu tampak baik-baik saja dan sudah terlihat sinis seperti biasanya. "Maksud lo apa ya? Uhm, emangnya lo punya bukti?" Dari nada suaranya, Valerie tahu bahwa Abigail sedang mengejeknya. Ia pun melempar kertas di tangannya ke sembarang arah dengan kasar. Ia benar-benar kesal sekarang. "Apa tujuan lo ngelakuin ini, hm?" Abigail menyilang kedua tangannya di d**a. Ia melihat kedua sahabatnya, Lala dan Karina yang mulai cemas di belakang Valerie, sebelum kemudian kembali berhadapan dengan lawan bicaranya. Gadis yang terkenal karena menjadi ketua cheerleader di sekolah itupun mengangkat satu alisnya, menantang. "Well ... Lo selalu tahu kalau gue nggak suka ada yang nyaingin gue di sini." "Dan lo sengaja nukar kertas ujian itu biar nilai gue jelek? Gitu?" Valerie mendecih. Merasa jijik terhadap sikap Abigail. "Sebegitu rendahnya ya lo sampai ngelakuin hal kotor kaya gini. Lo mikir nggak, kalau apa yang lo lakuin ini udah keterlaluan banget." "Duh, Val, nggak usah jadi manusia munafik, deh," kata Abigail meremehkan. "Lo juga pacaran sama Andreas, because you want to get something. Right?" Alis Valerie mengerut dalam-dalam. "Apa?" "Andreas sendiri yang bilang ke gue kalau-" Tiba-tiba saja Andreas datang dan berdiri di tengah-tengah keduanya. Ia tampak ingin menyela pembicaraan karena sedetik kemudian, laki-laki itupun langsung menginterupsi. "Abigail, udah." Wajahnya lantas berpaling kepada Valerie. "Val, udah ya. Masalah ini biar aku selesaiin sama Abigail." Namun Valerie justru merasa aneh karena mantan pacarnya itu bersikap tidak masuk akal. "Ini urusan gue sama Abigail. Buat apa lo ikut-ikut?" Andreas meraih tangan Valerie, mencoba menggenggamnya meski berkali-kali Valerie menepisnya. "Plis, kasih aku kesempatan. Aku bakal selesaiin semua masalah kamu dan--" "Andreas, cukup," potong Valerie. Ia melihat semua orang di depannya sebelum akhirnya berseru, "Kalian semua sama aja." *** INFO'S TIME. Tidak semua orang yang menjalani hubungan menyadari kalau hubungannya tersebut tidak berjalan bahagia. Hal ini membuat mereka yang sudah terjerat, sulit untuk keluar dari hubungan yang toxic. Arti dari toxic relationship sesuai dengan sebutannya, yakni “meracuni” kesejahteraan fisik dan mental Anda diam-diam. Itulah sebabnya, penting bagi Anda untuk mengenali tanda apa saja yang muncul dari toxic relationship agar bisa segera melepaskan diri. Tanda Anda terjebak dalam hubungan toxicHubungan asmara bisa dikatakan “sehat” juga bisa sebaliknya tidak sehat. artinya kedekatan yang Anda jalin dengan pasangan memberikan kenyamanan dan kebahagiaan ketimbang . Ini berbanding terbalik dengan toxic relationship. atau juga Anda kenal dengan . Hubungan asmara yang dapat dikatakan toxic adalah ketika kedua pihak tidak saling mendukung, tidak saling menghormati, dan tidak memiliki kebersamaan. Ketika ada konflik, salah satu pasangan justru berusaha untuk merusak atau merendahkan pasangannya. Hubungan ini sangat beracun karena bisa menguras tenaga dan pikiran, terutama yang menjadi korbannya. Berikut ini adalah ciri-ciri Anda berada di dalam hubungan yang toxic (toxic relationship): 1. Merasa gagal jadi diri sendiriTanda pertama yang bisa dikenali ketika seseorang berada dalam toxic relationship adalah tidak menjadi diri sendiri . Anda sulit menjadi dan menerima diri sendiri akibat terus-terusan dibombardir kritikan pedas oleh pasangan yang merusak kepercayaan dan harga diri. Tanda yang berikutnya, Anda bahkan tidak merasa bisa untuk berbicara atau terbuka padanya. Jika Anda yang dulu bahagia dan penuh energi sekarang justru lebih banyak diam dan cepat pasrah. Apabila saat ini Anda sedang mengalami hal ini, coba telaah kembali. Hubungan asmara yang sehat adalah yang saling mendukung, membahagiakan, dan tentu saja membuat Anda bebas menjadi diri sendiri. 2. Tidak pernah bisa berkomunikasi dengan baikSetiap konflik dan perdebatan yang ada dalam hubungan idealnya diselesaikan melalui . Sekarang coba ingat-ingat, apakah Anda dan pasangan melakukan hal itu? Jika pasangan justru tak ingin membahasnya hingga melakukan , Anda perlu hati-hati karena ini bisa jadi Anda menjalani hubungan yang toxic. Apabila untuk hal sepele dan remeh pasangan meluapkannya dengan cara yang kasar, sebaiknya pikirkan kembali kualitas hubungan Anda. Pasalnya, komunikasi dan negosiasi menjadi aspek penting dalam sebuah hubungan. 3. Selalu dikendalikan oleh pasanganSalah satu tanda utama dari toxic relationship yaitu ketika salah satu pasangan sangat mengendalikan atau . Anda bahkan tak bisa lagi leluasa bergaul dengan teman, keluarga, dan siapa pun orang yang ditemui selain pasangan. Bahkan, pasangan bisa sampai membuat daftar hal apa saja yang boleh dan tidak boleh Anda lakukan. Meski terlihat jelas, sayangnya banyak yang tak sadar bahwa dirinya telah dikendalikan dan masuk dalam jeratan toxic relationship. Banyak yang menganggap bahwa pasangannya melakukan hal ini karena terlalu cinta. Padahal, tidak ada cinta yang diwujudkan dengan cara mengendalikan Anda secara tidak sehat. 4. Sulit untuk berkembangSudah menjadi hak setiap orang untuk tumbuh dan belajar setiap hari. Dalam hubungan yang sehat, pasangan biasanya akan mendukung dan mendorong Anda untuk menunjukkan sisi terbaik dalam diri. Sayangnya dalam hubungan yang toxic, ciri-ciri yang muncul justru sebaliknya. Perkembangan diri Anda dan keinginan untuk belajar justru dipandang sebagai ancaman. Sebagai contoh, ketika Anda mengutarakan keinginan untuk les masak pasangan justru meremehkan. Pasangan mungkin mengatakan bahwa Anda tidak akan pernah bisa meski belajar bertahun-tahun. Padahal pasangan yang baik adalah yang menyemangati dan mendukung selama hal itu baik untuk Anda ke depannya. 5. Orangtua dan teman tidak menyetujui hubungan AndaKetika seseorang sering kali logikanya tertutup oleh perasaan. Perasaan yang begitu besar membuat seseorang selalu memaklumi semua kesalahan yang dilakukan pasangannya tanpa perlu diperbaiki. Ketika Anda tidak bisa melihat hal ini sebagai hal yang kurang sehat, orangtua dan teman terdekat biasanya mampu melihatnya. Orang-orang di luar hubungan Anda biasanya dapat melihat dan menilai tanda toxic relationship yang tidak disadari. Jika orangtua atau teman terdekat pernah , coba pikirkan baik-baik. Jangan justru bersikap defensif atau menolak mentah-mentah apa yang mereka katakan. Mereka melakukan hal itu karena menyadari tanda bahayanya dan menyayangi Anda. Setelah “dibangunkan” oleh orang sekitar, kini saatnya Anda mendengarkan kata hati untuk menilai apakah hubungan ini layak diteruskan atau tidak. Dampak buruk dari hubungan toxicDisadari atau tidak, ternyata . Hubungan yang tidak sehat sangat mungkin membuat seseorang tidak bahagia dan terus berhadapan dengan stres yang tidak berujung. Akibatnya, bukan hanya kesehatan mental saja yang memburuk, fisik pun juga menjadi sasaran. Dilansir dari situs yang dikelola oleh , hubungan yang toxic membuat seseorang berisiko tinggi mengalami . Ini karena membuat seseorang cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi, obesitas, dan mengalami perlambatan dalam proses penyembuhan luka. Tips jitu terlepas dari hubungan toxicHubungan yang tidak sehat bisa terjadi pada siapa saja, termasuk Anda. Untuk terlepas dari jeratan hubungan yang toxic dan ingin mengubah hubungan menjadi lebih baik, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini. Cobalah untuk menjalin kembali komunikasi yang lebih sehat dan tegasKomunikasi adalah , sekaligus untuk memperbaiki hubungan yang tidak sehat. Tetapi, ingat bahwa komunikasi ini tidak digunakan untuk saling menyalahkan. Alih-alih membuat hubungan lebih nyaman, komunikasi yang salah justru bisa menyulut api pertengkaran. Jikalau ingin memperbaiki hubungan, cobalah untuk menjalin yang lebih intens namun tegas. Tujuannya, untuk saling membuka diri; membicarakan bagaimana perasaan Anda dan pasangan dari hati ke hati dalam menjalani hubungan tersebut. Anda juga bisa menyampaikan kritik pada pasangan agar menjadi lebih baik sekaligus menerima kritikan dari pasangan. Lewat cara ini, Anda akan tahu masalah yang dihadapi sekaligus memikirkan solusi terbaik untuk menyelesaikannya. Ingat selalu untuk tidak melontarkan kata-kata yang bisa menyakiti perasaan, merendahkan, maupun menyudutkan pasangan. Baik Anda atau pasangan harus bisa mengendalikan diri. Minta bantuanJika Anda dan pasangan hanya menemukan jalan buntu untuk memperbaiki hubungan yang toxic. Jangan ragu untuk meminta bantuan pada sahabat, orangtua, atau psikolog. Jangan biarkan diri Anda tenggelam dalam masalah yang ujungnya bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik. Putuskan untuk keluar dari hubungan tersebutBila Anda merasa pasangan tidak mau memperbaiki hubungan, keluar dari hubungan toxic ini adalah jalan terbaik. Anda mungkin butuh waktu untuk menilai apakah hubungan lebih baik diteruskan atau tidak. Pasalnya, jika memaksakan diri untuk menjalin hubungan yang toxic akan membuat Anda terus berada di .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN