Bagian III
Selamat Membaca
"Gak mau ulangaaaan" rengek Ceasy yang di sambut anggukan setuju Akya dan Landira
"Camaaaaa" timpal Landira
Lain yang mereka bertiga lakukan, lain pula anak kelas mereka lakukan. Di saat Akya, Ceasy dan Landira merengek tidak mau ulangan, lihatlah teman temannya sedang sibuk menulis sontekan pada kertas. Membuat Akya sedikit kesal.
Akya memang bandel, tapi soal beginian Akya tak suka kecurangan. Kalau teman sekelasnya tidak mau ulangan harusnya kompak menolak ulangan, bukannya malah membuat sontekan alay seperti ini.
Akya berdiri dari bangkunya, lalu berjalan kedepan sedikit jauh karena bangkunya ada pada barisan ketiga dari depan.
"GUYSSS YUHUUUU GIMANA KALO KITA AMBIL SEKALIAN KUNCI JAWABAN DARI PAK DIM DARI PADA NGONSEP GINI BELUM TENTU MASUK KE KEPALA SAMA BISA NYONTEK" teriak Akya
Gila.
Satu kata itu sudah mampu mendeskripsikan Akya yang kini tengah berdiri di atas meja guru sambil melambai lambaikan tangan.
"Eh? Sepi? Yaudah gue sih sudah berbaik hati ngajak kalian kaya gitu. Gue nih yah sebagai siswi bandel tapi untungnya juara umum aja berbaik hati looh mau ajak kali----" ucapan Akya terputus. Matanya melotot kaget melihat ke arah pintu dimana terdalat Pak Dim yang tengah menggebu gebu menahan emosi.
Guru berumur 50 tahun itu sudah kehabisan akal untuk menghukum siswi super bandelnya ini. Dan ia hanya mampu mengoceh dan melaporkan Akya kepada Bu Jay -Guru BK sekolah-
"AKYA MARYAM MUBARAK! TURUN ATAU NILAI ULANGAN KAMU NOL"
Akya tetap diam. Tak berniat turun walaupun dalam hati ia sudah ketar ketir masalah nilai. Ohh ayolah, Papahnya selalu memuji Kedua kakaknya dan Akya yang nilainya nyaris sempurna. Dan apakah ia harus menghancurkan itu hanya karena tidak mau turun dari meja?
"AKYAAA" geram Pak Dim
Akya yang tadinya diam langsung tersenyum jail "Gendooong" pintanya manja yang membuat seisi kelas tertawa karena suara Akya yang di buat buat
"Geli sih nyet najong" umpat Ceasy dengan kekehan
"Eh janda turun b**o jijik sih" Landira tidak mau ketinggalan mengumpat sahabatnya itu
Ceasy dan Landira tidak habis fikir, bagaimana anak dari seorang petinggi Tentara bisa bersifat seabsurd ini? Ohh ayolah walaupun Akya sudah memberikan alasannya tetap saja Ceasy dan Landira tidak habis fikir. Dan satu lagi, dari seluruh sekolah minus guru guru hanya Ceasy dan Landira yang tahu Akya anak dari petinggi TNI
"AKYAAAA. TURUN. ATAU MAU BAPAK SURU---"
Ucapan Pak Dim yang sudah dekat dengan meja guru terhenti saat suara Akya mulai keluar "CATET. SATU A DUA A TIGA SAMPE TUJUH B TERUS DELAPAN SAMPAI SEBELAS D TERUS LAGI---"
"AKYA MARYAM MUBARAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK"
Akya terkekeh geli, lalu turun dari meja yang tadi ia gunakan untuk berdiri "Sayang Pak Dim deh. Makasih jawabannya" ucap Akya lalu keluar dari kelas bersama kedua sohibnya
"Ulangan bapak batalkan, kita ulangan minggu depan" putus Pak Dim setelah Akya keluar kelas
***
"Abang cape ya de. Males abang lama lama hampir tiap hari ke sekolah kamu. Untung aja gak ada kegkatan abangnya"
Akya mengerucutkan bibirnya, kesal. "Yak udah abang ajak aja Mbak yang abang cuci fotonya terus pa---"
Ucapan Akya terpotong ketika Musa sudah menutup mulut adik comelnya itu menggunakan tangannya "Bacot deh kesel nih. Udah sana Papah aja yang dateng kalo gitu" kesal Musa
Mendengar penuturan Abangnya lantas Akya menggeleng "No. Ah abang gak kaci niih. Kesel dede. Papah tahu kasian Papah bang"
"Tau kasian sama Papah tapi masih aja bandel nyusahin gue" balas Musa
"Abang ku sayang yang gak pulang pulang. Akya tahu loh nama instagramnya Mbak yang Abang pasang fotonya. Mbak Syafa kan? Abang mau Akya be----"
Musa menutup kembali mulut adik bungsunya itu menggunakan tangan "Fine. Impas kita udah. Udah ah abang mau balik ada jamdan"
Akya mengangguk, lalu mencium pipi abangnya ini yang di balas Musa dengan mencium kening adiknya "Lo udahan bandelnya dede. Di jodohin tahu rasa. Gak lupa kan Papah sama Mamah ketemu karena di jodohin"
Akya terdiam mendengar perkataan Musa. Gaswat. Alarm siaga 1 Akya perihal jodoh berbunyi.