Papi ku sayang
Pulang cepat nanti. Gak usah main kesana kemari. Inget kan kamu gak lupa malam ini ketemu sama calon kamu?
Akya menghela nafas lelah. Sudah pelajaran ekonomi membuatnya pusing, sekarang pesan dari Papa nya pula. Sumpah, Akya rasanya ingin mati.
"Coba aja Ya tanyain, kalo lo gak mau di jodohin" saran Landira iba
Landira sebetulnya juga kaget saat kemarin di Cafe, Akya mengatakan kepada dirinya dan Ceasy akan di jodohkan.
"Iya Ya tanyain aja sono, cuma gue sih gak heran. Dari semua cerita w*****d yang suka gue baca. Katanya anak dari seorang 'perwira TNI' tuh biasanya sudah di jodohkan" ucap Ceasy yang ikut dalam obrolan dan memelankan suaranya saat mengatakan 'perwira TNI'
Akya menghela nafas lelah, melipat kedua tangannya dan menelengkupkan wajahnya kedalam lipatan tangannya.
"HWAAAAAH" teriak Afa tiba tiba yang reflek saja membuat guri ekonomi di depannya latah
"AKYA! kamu tuh yah duuh. Saya mah sudah senang kamu ikut pelajaran saya. Tapi, jangan bikin saya mati muda! Saya belum nikah!"
Bodo amet.
Akya diam saja. Dunia seakan tak adil, usianya baru 17 tahun. kurang lebih sebulan lagi ia baru akan UAS kenaikan kelas 3. Tapi, ia malah sudah menemukan jodohnya. Ahh salah, orang tuanya sudah menentukan jodohnya.
"Ya. Kata gue si lo nanya ke bokap lo. Bisa gak lo nolak" saran Landira lagi yang diikuti anggukan setuju oleh Ceasy
Akya mengangguk, lalu mengambil ponsel di kolong mejanya. Landira betul, Akya harus menanyakan apakah masih ada celah untuk Akya menolak perjodohan.
Papi ku sayang
Pah, apa Akya bisa nolak di jodohkan?
Hapus. Duh kok kaku banget. Akya menghela nafas
Papiiii, Akya gak usah di jodohin yaaaa
Hapus. Dzaki sangat benci di panggil Papi
Akya boleh nolak di jodohkan?
Send.
Akya kembali menghela nafas. Yatuhan yatuhan. Akya deg degan
5 menit
10 menit
15 menit
Sialan. Akya tak sabar. Apa perlu Akya spam Papa nya dengan 'P' - an?
20 menit
KRIIIIING
Akya menghela nafas. Ia seakan tak butuh bunyi bel istirahat sekarang. Yang ia butuhkan hanya jawaban Papanya.
***
"Udah di bales Ya?" Tanya Ceasy yang tengah mengaduk es jeruknya
Akya yang tengah memakan nasi gorengnya sembari memegang ponsel, menggeleng.
"Gak ada anjir. Gue nunggu dari istirahat pertama sampe kedua beluum jugaaaaaaa" rengek Akya lelah
"Bokap lo balik kantor jam berapa emang Ya?" Tanya Landira yang membuat Akya memukul keningnya pelan
"Oneeeeng oneeeng oneeeeng" pekik Akya kesal
Landira dan Ceasy saling tatap. Tatapan mereka seakan menginsyarat 'Akya kumat lagi nih anehnya?'
"Gue lupa! Papah kan baru balik kalo jam makan siang, jam jam 12an" ucap Akya lagi
Landira melirik sebentar ke arah jam tangannya,lalu berguman "Baru jam 11.55 masih ada 5 menit lagi"
Akya meminum jus Jambunya hingga tandas "Sumpah yah. Sumpah. Gak laaaaaiiiik gueeek di jodohin iiii"
Ceasy dan Landira hanya bisa diam. Mereka tak tahu harus bagaimana. Baru saja Akya menyelesaikan ucapannya, musuh bebuyutan Akya datang.
Isabela.
"Ehh korban pelecehan"
Akya diam, berusaha menulikan telinga. Memang, kabar Abrar yang ingin melecehkan dirinya sudah melebar luar seantero SMA Janus. Dan itu membuat nama Akya semakin di sebut sebut.
"Wajar sih yah di lecehkan, orang cabe gini"
'Bodo amet anjir' batin Akya menggerutu. Namun, Akya tetap diam. Mood Akya untuk ribut sungguh tak ada. Semua moodnya hancur karena 1 kata saja
Dijodohkan.
"Guys guys guy" teriak Isabela tiba tiba dengan tepukan tangan seakan memanggil murid Janus di kantin utama lantai 1 ini berkumpul
Isabela tersenyum licik, senyum penuh kemenangan karena melihat Akya yang diam saja. Isabela berfikir bahwa Akya malu
"Kak belek diem deh. Gak mood gue ribut" ucap Akya malas malasan
Isabela tertawa sumbang, sangat sangat sumbang membuat Akya memutarkan bola matanya malas "Bilang aja, lo di apain aja sama Abrar di gudang? Di cium kah bibirnya? Di grepe grepe kah tubuh lo yang selalu lo bangga banggakan ini? Huh?" Ucap Isabela frontal
Akya memutarkan bola matanya malas. Sumpah demi apapun moodnya untuk bertengkar tidak ada sama sekali.
"Jawab Bisu!" Bentak Isabela dengam grentakan di meja kantin yang di tempati oleh Akya
Akya menghela nafasnya. s****n. Kenapa nenek lampir satu ini selalu bisa memancing emosi Akya sih.
"Eh kutil anak! Ngacaaaaa. Lupa lo gue pernah nyiduk lo ciuman sama MANTAN lo ka Azam di Lantai 4?" Ucap Akya santai
Akya menggerutu dalam hati. Bodoh Akya bodoh. Mengapa ia asal berbicara siih? Bagaimana jika itu tak pernah terjadi? Bisa bisa Akya di laporkan atas pencemaran nama baik! Makin mati sudah Akya di sidang Dzaki.
KRINING
Papi ku sayang
Bisa, asalkan kamu punya pacar yang siap nikahin kamu selulus SMA. Tapi malam ini di bawa.
Akya membelakan mata senang. Sumpah demi apapun Akya senang.
Tanpa menunggu respon yang akan Isabela berikan kepdanya, Akya berjalan cepat, lalu memeluk dan mencium pipi Isabela.
"Udah ya nyet. Gue lagi seneng, cari temen ribut yang lain sana. Gue mau solat sekalian sujud syukur dulu! Babay!" Ucap Akya cepat dan berjalan keluar kantin yang diikuti Ceasy dan Landira
***
"Cari pacar sewaan aja"
"Pacaran sama Mang Karmin penjaga sekolah aja"
"Ka Azam aja sono"
"Ka Gofar tah"
"Nyewa di club Ya"
"Om tentara yang ada di komplek lo tah"
"Naah iya, temen abang uca cakep tah"
"Tentara kodam depan tah"
"Koramil juga boleh"
"Korem juga"
"Ke SMK TNI - AU sana tah"
"Mamang cibay tah"
"Kata gue sih mending polisi yang suka bantu nyebrang depan sekolah"
"Naah iya Ya itu juga boleh"
Ucap Landira dan Ceasy memberikan saran kepada Akya secara bergantian.
Akya mengacak acak rambutnya cepat, lalu menjambaknya kesal "Aaaarrrgggghhh kenapa harus malem ini sih di bawa nya" kesal Akya
"Emaang, yang di jodohin sama lo umur berapa sih Ya?" Tanya Landira hati hati
Akya menghela nafas lelah "Naah itu, gue gak tahuu" jawab Akya lesu "Gimana yang di jodohin sama gue bapak bapak? Udah keriput? Umurnya kaya Kak Aya sama Bang Uca? Hwaaaaaah gamaoooo" lanjut Akya lagi yang di akhiri dengan teriakan memekakan
"Duh berisik sekali ya kalian. Saya mau makan saja tak tenang" tegur seseorang di sebelah meja Cafe yang kini mereka tempati
Akya memutarkan bola matanya malas "Kalo mau tenang, makan sono di kuburan!" Sewot Akya kelewat kesal
"Kalau mau berisik, ngobrol sana di lapangan!" Balas orang tersebut tak mau kalah
Akya membelakan mata kaget. Tumben sekali perkataannya di jawab. Tapi, Akya memilih diam. Pikirannya sedang berkecamuk, memikirkan siapa yang akan menjadi pacar pura puranya.
"Saya dengar, kalian perlu pasangan pura pura. Hmm, saya bersedia. Asalkan syarat dari saya di setujui" ucap orang yang tadi menegur Akya dan kawan kawan
Sontak saja, Akya dan kawan kawan melirik ke arah seorang laki laki berpakaian casual yang tengah berdiri di samping meja mereka.
"Duh Mas, gue butuh cowok yang punya pekerjaan mapan buat jadi pasangan pura pura gue" balas Akya malas
laki laki tersebut mengangguk paham "Saya cukup mapan. Bagaiman? Setuju tidak?" Tawar orang itu lagi
Akya memasang wajah malas. Landira dan Ceasy sudah mengguncang guncangkan lengan Akya. Memaksa Akya untuk menerima tawaran tersebut.
"Udah Ya terima aja. Ini pasti nih"
"Iya Ya. Sisah 4 jam lagi makan malam, lo mau nyari yang gak pasti apa?"
Akya menghela nafas, lalu berdiri dari duduknya sembari mengulurkan tangan untuk berjabat tangan "Lo jadi pasangan semalem gue. Deal?" Ucap Akya yang membuat orang didepannya tersenyum
"Dan kamu juga harus melalukan hal yang sama. Pacar pura pura saya. Deal?" Jawab orang tersebut menyambut uluran tangan Akya
"Deal" ucap mereka berbarengan