Akya menekan nekan tombol lift di sekolahnya ini. s****n, Akya akan terlambat masuk kelas jika seperti ini. Suasana lift yang penuh sesak membuat Akya tak kuasa menahan gerah. Padahal, AC di dalam lift nyala, tapi tetap saja tak kerasa.
"Awas heh itu ada Ka Akya, senggol bacok dia mah"
Akya mencebik kesal mendengar perkataan siswi di belakangnya ini. Ini nih yang bikin Indonesia ga maju maju
Asal menilai orang, tanpa tahu kebenarannya.
"Satu bulan yang lalu katanya Kak Akya abis di tembak Ka Gofar yah? Tapi di tolak katanya" bisik Siswi yang lainnya
"Iya padahal Ka Gofar sama Ka Akya cocok loh yah" timpal yang satunya lagi
"Iya cocok banget. Kan ka Gofar kelas 3 tuh ka Akya kelas 2 pas kan? Ih kalo jadian pasti jadi best couple" komentar yang satunya lagi
"Betul, tapi yaa ka Akya gak mau kali. Denger denger kan Risa anak Tentara tuh, kan Risa saudaranya ka Akya siapa tau ka Akya anak tentara juga" yang satunya lagi ikut berkomentar
"Mana ada anak tentara acak acakan gitu aneh" balas yang lain
Akya geram.
Akhirnya, Akya membalikan tubuhnya ke arah siswi kelas 10 yang kelasnya ada di lantai dua dan sebentar lagi akan sampai
"Lo kalo mau ngomongin orang pinter dikit dong, bisik bisiknya jangan sampe kedengaran gue atau ohh iya bisa lo pada ngomongin gue di kantin atau kelas. Biar keciri banget kan gibahin orangnya" ucap Akya panjang lebar dengan santai
Padahal, Akya berbicaranya tidak ketus .
Tidak jutek.
Malah terkesan biasa saja.
Namun, karena sudah di cap sebagai 'badgirl' oleh anak anak Janus, jadilah akhirnya Akya sering di takuti.
Akya heran, wajahnya? Cantik, ucapannya? Nyantai. Akya bukan setan helauu yang di takuti apalagi tuhan. Sungguh, Akya tak habis fikir dengan anak anak Janus.
TING
Lift berdenting untuk pertama kalinya, menandakam bahwa mereka berada di lantai 2 area kelas 10. Siswi yang tadi membicarakan Akya keluar dari lift takut takut. Akya mendengus kesal, s****n di kira Akya setan kali.
***
Akya memposisikan kedua tangannya pada kedua bola matanya untuk tetap terbuka. Pelajaran sejarah, jika saja yang menerangkannya Bu Tiq yang dulu mengajari Akya kelas 10, sudah di pastikan Akya akan senang sekali mendengarkannya. Namun ini Pa Josh, menjelaskannya seperti berdongeng. Membuat Akya tak kuasa menahan kantuk
Landira tetap fokus meskipun ingin tertawa melihat sohib sebangkunya yang mati matian menahan kantuk, sebetulnya sejak bel pergantian jam pelajaran ke 3 dan 4 Akya sudah mati matian mengajak Landira dan Ceasy untuk membolos ke kantin.
Namun, namanya juga kelas. Ada saja yang Cepu meneriaki Akya, Landira dan Ceasy bahwa jika mereka membolos akan melaporkannya kepada Pak Josh yang tak pernah mengabsen jika masuk kelas.
Awalnya, ingin Ceasy tampar mulut perempuan itu. Namun, di tahan oleh Akya.
"Jangan di ladenin, setan kalo di ladenin seneng" ucap Akya skraktas membuat Landira dan Ceasy tersenyum senang melihat raut wajh kesal teman sekelasnya
Dan berakhirlah mereka berngantuk ngantuk ria di dalam kelas diatas meja "Udah sana Ya, bobo aja gak akan kelitan Pak Josh" usul Landira yang membuat Akya menggeleng
"Gak. Lihat tuh si Alifah, udah tajem banget ngeliatin gue. Ck minta di ceburin ke kolam ikan"
Landira terkekeh pelan, Akya memang bandel. Sangat. Bahkan, landira mulai bandel karena bergaul dengan Akya. Namun, enaknya berteman dengan Akya yaitu Akya tak akan pernah membiarkan mereka bodoh dalam pelajaran.
Landira dan Ceasy khususnya Landira yang tak pernah masuk 10 besar semenjak SMA dan bergaul dengan Akya, Landira menduduki posisi 10 besar bagian ke 9 dan ke 10 adalah Ceasy. Jangan tanya juara 1 nya siapa, karena yang pasti adalah Akya.
Moto Akya dalam sekolah simpel.
Nakal boleh, tapi harus pinter. Biar nakalnya bisa ngotak.
Mungkin, jika badgirl badgirl lain nakal dan hanya modal tampang tapi otak nol, maka Akya tidak.
Landira bersyukur dalam hati di pertemukan oleh orang sebaik dan seabsrud Akya.
"Yang berat itu bukan rindu, tapi ngantuk di jam pelajaran" ucap Akya tiba tiba yang di akhiri dengan menguap
"Setuju Jubaedah" jawab Ceasy yang duduk di belakang Akya dan Landira
***
"
Bangsat!" Teriak Akya dengan tamparan
Abrar tersenyum tipis melihat wanita didepannya kalut "Kenapa sayang? Takut?"
Akya melotot tajam "Heh setan! Gue bacain ayat kursi juga nih lo biar hilang!"
Abrar tertawa seram, membuat Akya merinding setengah mati.
Tadi, setelah Akya solat dan memakai sepatu di Musollah yang berada di lantai 1, Abrar menarik tangan Akya erat dan berjalan menuju gudang di lantai 4 ini. Lantai 4 di sekolah Akya khusus ruangan labolatorium dan ruangan eskul, jadi di saat istriahat kedua seperti ini akan sepi.
Abrar berjalan mendekati Akya yang berdiri si tengah gudang sepi berdebu bercahaya lampu yang redup. Abrar terkekeh seram "Akhirnya lo takluk juga Akya"
Akya menarik ujung bibirnya kaget "Apa Brar? Takluk? Pala lu sempoyongan takluk!" Balas Akya kesal
Abrar yang masih dalam langkah pelannya menuju Akya terkekeh pelan "Terus? Apa yang mau lo lakuin sekarang?"
Akya memutar bola matanya malas, lalu brjalan ke pintu gudang "Ya mau keluar lah b**o! Pake nanya kaya dora!"
Tangan Akya bergerak membuka handle pintu.
1 kali, tidak bisa?
2 kali, belum juga bisa?
3 kali, s****n. Akya di kunci.
Akya membalikan badannya malas "Mana kuncinya monyet? Gue mau keluar"
"Gak bisa segampang itu manis" ucap Abrar dengan seran
'Monyet monyet monyet. Gak gak boleh takut. Depan nih setanjin. Sumpah. Anjing gue takut!' Batik Akya berseteru
"Apa sih mau lo apaa?" Tanya Akya malas
Abrar mengunci Akya dengan kdua tangannya yang bertumpu pada dinding dekat pintu. s****n. Akya baru sadae bahwa dirinya sudah terpojokkan.
"Mau gue?" Tanya Abrar balik dengan senyuman setengah "Mau gue tuh bisa nikmatin tubuh Ratu Janus yaitu Akya Maryam Mubarak" sambung Abrar sambil menyentuh halus tangan Akya
Akya merinding, bulu kuduknya berdiri. s****n. Akya tidak boleh lemah.
Abrar yang sudah melihat Akya lemas bukan main tersenyum setan "Hahah" tawa seramnya keluar "Seorang Akya Maryam Mubarak ketakutan huh?" Tanya Abrar puas
"Gak!" Sentak Akya mengumpulkan keberaniannya
Tangan Abrar mulai nakal, Abrar mulai mengelus Akya dari kaki jenjang Akya yang tertutupi rok span tak mengetat selutut dan di lanjut tangan Akya hingga menuju kebagian terlarang
'Abaaaang tolong Yaya abaaang. Hiks. Abaaaang' batin Akya menangis
BRUUUK
"ANJING! JANGAN BERANI BERANI LO NYENTUK AKYA!" teriak Landira setelah berhasil mendobrak pintu gudang menggunakan lemari
Abrar yang melihat kedatangan Landira, Ceasy dan satpam diam terpaku.
Sedangka Akya sudah tersenyum lemah dengan air mata di pipinya.
Landira dan Ceasy langsung menghampiri Akya yang kancing bajunya sudah terbuka. Bahkan, Akya tak sadar kapan Abrar membukanya. Untung saja Akya menggunakan kaus dalaman.
"Ce, Lan hiks takut" rengek Akya yang membuat Landira dan Ceasy mengangguk iba.
Tak pernah mereka melihat Akya setakut ini.
Tak pernah.
"Nih, telfon abang lo buru" ucap Ceasy sembari menjulurkan HP Akya yang tertinggal di meja kelas
"Halo bang? Hiks Yaya. Hiks. Yaya hampir di perkosa bang"