Mobil yang Dzakki kemudikan akhirnya sampai di lobby kantor. Fikar yang memang meminta tolong untuk diturunkan di lobby saja.
Setelah menurunkam Fikar, Dzakki kembali melajujan mobilnya menuju parkiran kantor.
"Pak Fikar biasa numpang ya Mas?"
"Ya ngga setiap hari juga. Terkadang aja." sahut Dzakki dengan tatapan fokus memarkirkan mobilnya.
Akhirnya mobil sudah terparkir dengan baik. Baru lah Dzakki dan Talita turun dari mobil secara bersamaan.
"Nanti kamu ke bagian receptionis aja ya. Mas duluan."
Cup,
Mengecup pucuk kepala Talita menjadi sebuah rutinitas yang selalu Dzakki lakukan sebelum meninggalkan adiknya itu.
"Good luck sayang."
"Thanks Mas."
Dzakki mengambil langkah yang berbeda dengan Talita. Jika Talita berjalan menuju pintu yang mengarahkan ke meja receptionis, Dzakki menuju lift yang biasa dia gunakan.
Talita menarik nafasnya lebih dulu lalu dia hembuskan secara perlahan. Jujur, ini baru pertama kali dalam sejarah hidupnya melamar pekerjaan.
"Permisi, Mbak saya yang mau interview."
Pelayan receptionis itu langsung berdiri, "Atas nama siapa ya Mbak?"
"Atas nama Talita Dzakira Azzahra Mbak."
"Baik, tunggu sebentar ya Mbak." pelayan receptionis langsung mencarikan nama Talita. Dan ternyata ada.
Kernyitan di dahi penjaga receptionis muncul ketika merasa ada yang mengganjal dengan sesuatu. Tidak biasanya, bos besar mereka mau menginterview secara langsung calon karyawan.
"Mbak Talita?"
Merasa namanya terpanggil, Talita langsung bangkit dari duduknya.
"Iya Mbak saya,"
"Mbak bisa langsung ke ruang HRD ya. Ruangannya ada di sebelah sana. Mbak nanti lurus saja, mentok belok ke kiri ya Mbak. Pas di sebelah kiri itu ada ruangan HRD nya."
Talita menundukkan kepalanya sedikit, "Terima kasih Mbak."
"Sama-sama Mbak."
Baru setelah itu, Talita melangkahkan kakinya menuju ruang HRD yang tadi receptionis itu katakan.
"Katanya lurus, terus belok kiri." guman Talita. Ternyata benar, ruangan HRD berada tepat pas belok kiri.
Ternyata banyak juga yang melamar jerja seperti dirinya. Terlihat ada beberapa orang yang mengenakan seragam yang sama dengan Talita, yaitu hitam putih.
"Pak, maaf ini berkas saya." Talita menyerahkan berkas miliknya ke penjaga di depan ruangan tersebut.
"Oh baik Mbak. Mohon ditunggu."
Tanpa menaruh rasa curiga, Talita mencari tempat duduk. Tidak mungkin selama menunggu namanya dipanggil, Talita hanya berdiri saja.
Melihat sosok yang dia kenal datang, Talita mengernyitkan dahinya bingung. Bukannya kata masnya, Fikar itu boss ya? Lalu kenapa datang ke ruang HRD? Ah, mungkin saja ada urusan denagn kepala HRD nya, ujar Talita dalam hati.
"Atas nama Mbak Talita Dzakira Azzahra." merasa namanya terpanggil, Talita bangkit dari duduknya dan berjalan menuju penjaga HRD yang memanggil dirinya.
"Iya Pak, saya."
"Silakan masuk Mbak."
Ceklek,
Pintu terbuka, dan membuat Talita langsung tercengang. Ternyata boss besar kantor ini yang duduk di depan meja HRD. Tapi tadi jika Talita tidak salah lihat, ada seorang pria yang baru keluar dari dalam ruangan ini. Berarti itu tandanya, Fikar memang menggantikan posisi pria yang keluar tadi.
"Selamat pagi Pak."
"Pagi." sahut Fikar cuek.
Jujur, Talita kurang suka dengan pria yang sangat cuek seperti ini. Tapi melihat kegantengan Fikar, bisa dibicarakan lah secara baik-baik.
"Mau apa kamu datang ke sini?"
"Saya mau melamar kerja Pak."
"Apa yang membuat kamu tertarik dengan perusahaan saya?"
Talita bingung ingin menjawab apa. Boleh tidak hanya menjawab, iya atau tidak saja? Argh, jika pertanyaan sulit seperti ini lebih baik dia mencari pekerjaan lain.