Amel menatap pada karyawan perusahaan Hansel yang menatapnya dengan tatapan mata seolah Amel sedang dalam masalah. Amel mengerutkan keningnya. Tidak mengerti kenapa mereka semua menatapnya seperti ini? Apa yant terjadi padanya? “Huh! Enak ya Mel, nikah sama Pak Hansel.” “Iya, pasti enak dong. Pak Hansel aja kaya raya dan setampan itu. Siapa yang bisa nolak coba? Pasti Amel ketagihan sama service dan kejantanan Pak Hansel yang besar. Duh! Pengen deh punya suami yang anunya gede dan kaya raya lagi. Juga tampan. Mel, kamu beruntung tahu nggak. Dinikahi sama atasan kita sendiri.” Ucap salah satu karyawan. Amel mendengarnya tidak mengatakan apapun. Beruntung? Semua orang mengatakan dia beruntung mendapatkan Hansel. Tapi bagi Amel sendiri, dia tidak beruntung sama sekali. Malahan Amel har