Bab 4 (21+)

1007 Kata
Gita masuk kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya. Dia bersenandung kecil di kamar mandi. Setelah melakukan ritual mandi yang cukup lama Gita keluar dan bersiap menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Gita memakai baju lingeri berwarna merah terang, dia merias wajahnya dan memakai minyak wangi. "Ini memang yang pertama bagiku. Aku ingin memberikan kepuasan pada suamiku." Ucap Gita yang sedang duduk di meja riasnya. Tanpa Gita sadari Kalandra sudah berada di brlakangnya dan memeluknya dari belakang. "Sayang kamu sangat cantik." Ucap Kalandra sambil mencium tengkuk leher Gita. Kalandra mulai melumat bibir ranum milik Gita. Gita tidak melawan dia hanya menikmati dan mengimbangi permainan suaminya. "Ayo sayang kita pindah ke ranjang." Ajak Kalandra. Tanpa aba- aba Kalandra menggendong Gita dan meletakannya di kasur. Kalandra melancarkan aksinya, dia melumat bibir ranum Gita dengan sangat lembut. Bahkan tangannya tidak hanya diam saja. Dia meraba perut Gita yang rata lalu naik ke atas. Dia meremas gundukan itu dan memainkan p***ngnya. "Aaaakhhhh... geli mas." Desahan yang keluar dari mulut Gita membuat Kalandra semakin b*******h. Dia menghentikan aksi panas ciumannya dan beralih menciumi lehernya bahkan Kalandra merobek lingeri yang menutupi aksesnya. Dia langsung melumat p***ng pink yang sangat mengoda itu. "Aaakkkhhhh, mas sangat geli sayang." Gita meracau saat merasakan kenikmatan dunia yang di berikan suaminya. "Iya sayang teruslah mendesah suaramu sangat indah." Bisik Kalandra yang sekarang sedang mencium telinga Gita. Sedangkan tangannya terus bermain di atas gundukan yang mulai detik ini jadi ke sukaannya. Dia kembali melumat p***ngnya secara bergantian dan tangannya mulai meraba ke benda segitiga yang menutupi asetnya di bawah. "Sayang kamu sudah basah." Ucap Kalandra dengan nafas yang memburu. "Mas... aakkhhhh.." Gita hanya mengeliat merasakan permainan suaminya. Setelah puas bermain dengan gundukan itu. Dia merangkak turun dan mulai memainkannya menggunakan lidah dengan sangat lembut. "Aaakkhhhh... masss..." Gita terus mendesah dan terus meracau membuat Kalandra semakin gila di buat oleh desahan Gita. "Aakkkhhh.. mas aku tidak tahan. Aaakkkhhh.. ini sangat nikmat." Gita menekan kepala Kalandra agar melakukannya lebih dalam lagi. Kalandra yang bahagia menuruti kemauan sang istri. "Masss.. aakkhhhh.. aku mau pipis..." Kalandra yang tahu maksud sang istri, dia mulai mempercepat permainannya. "Keluarkan saja sayang." Ucap Kalandra dengan nafas memburu. "Massss... aakkkhhh.." Gita pun mencapai klimaksnya. Dan Kalandra menghisap habis cairan yang keluar dari v****a Gita. Setelah membiarkan Gita beristirahat. Kalandra mulai nemasukan anacondanya ke v****a Gita. "Mas pelan- pelan aakkhhhh..." "Aakkkhhhh sayang milikmu sangat sempit." "Aakkhhhh... sayang nikmat sekali anacondaku seperti di remas." Racau Kalandra. "Aakkhhh...massss." Sebenarnya Gita merasakan sangat perih dan dia hanya bisa meringis merasakannya. Lama kelamaan rasa perih itu menjelma menjadi kenikmati. Kalandra mengonyakan pinggulnya secara perlahan dan mulai menaikan temponya saat Gita mengatakan ingin pipis kedua kalinya. "Aakkhhhh... iya sayang bareng." "Aakkkhhhhh.. masss.. aku tidak tahan.." "Aakkhhhh..." keduanya pun melepaskan hasrat mereka berdua dan beristirahat sejenak. Setelah beristirahat mereka melakukannya lagi entah berapa ronde Kalandra melakukannya pada Gita. Hingga pukul 03.00 mereka menghentikan aktivitasnya. "Terima kasih sayang." Ucap Kalandra yang tertidur di samping Gita sambil memeluk tubuh mungil gadis kecil itu yang hanya di tutupi selimut. Dan akhirnya pergulatan itu selesai. Mereka terlelap hingga matahari mulai tinggi dan kedua pengantin baru itu masih pulas dengan tidurnya. Mungkin karena pergulatan yang mereka lakukan sampai hampir subuh itu. Kalandra terbangun saat mendengar ponselnyua bergetar. Ddrrttt... ddrrttt.. "Hallo Tuan selamat siang, maaf saya mengganggu waktu Tuan. Tapi bisakah anda ke kantor sekarang Tua? Karena ada beberapa meeting penting yang harus Tuan hadiri. Mereka tidak ingin jadwalnya di ubah Tuan. Mereka klien dari singapore yang akan kembali sore nanti." Ucap Alan menjelaskan dengan detail. Sebebarnya dia takut mengganggu Tuannya. Tapi mau bagaimana lagi dia tidak ingin mengambil resiko tentang pekerjaan dan perusahaannya. "Baik jam berapa meeting?" Tanya Kalandra. "Jam 02.00 Tuan. Dua jam lagi meeting akan di mulai Tuan." Kata Alan. Kalandra yang terkejut langsung melihat jam tangannya yang di nakas. Dan benar saja sekarang pukul 12.00. Dia yang tidak pernah bangun siang pun akhirnya sadar akan pergulatan yang semalam dia lakukan bersama Gita. Dia tersenyum mengingat kejadian tadi malam. "Tuan, apa anda masih di sana?" Kalandra sadar dari lamunannya saat Alan memanggilnya kembali. "Ya, saya masih di sini. Saya akan datang sebentar lagi." Jawab Kalandra dan memutuskan panggilan tersebut. "Sayang bangun sudah siang." Kalandra mencoba membangunkan istrinya. Saat Gita membuka mata dan ingin mengerakkan badannya dia merintih kesakitan. "Aduh mas, perih dan sekali rasanya." Gita yang ingin ke kamar mandi untuk membersihkan diri pun akhirnya di gendong oleh sang suami menuju badtubnya. "Maafkan aku sayang, aku membuatmu seperti ini." Kata Kalandra dengan penuh penyesalan karena sudah menggempur istrinya sampai subuh. "Tidak apa- apa mas, sudah menjadi kewajibanku memberikan kepuasan pada suami ku sendiri." Jelas Gita yang tidak ingin suaminya merasa bersalah. "Sudah, mas keluar sana aku ingin membersihkan diri ku terlebih dahulu." Kalandra pun keluar dan membiarkan Gita mandi seorang diri. Saat ingin duduk di kasur Kalandra melihat seprei yang ada noda darahnya. Kalandra tanpa sadar tersenyum dan bergumam dalan hati. "Aku yang pertama mendapatkannya, aku benar- benar beruntung." Kalandra pun langsung mengganti spreinya dan memasukkan ke ranjang baju kotor. Karena bi sumi dan susi belum datang jadi Kalandra harus melakukannya sendiri. Dia tidak tega membiarkan istrinya melakukan itu semua sendiri. Setelah selesai mengganti sprei dia pun menyuruh Alan untuk membelikan beberapa makan siang dan mengirimnya ke mansion Kalandra. Tok.. tok.. tok.. Kalandra pun langsung turun dan menyuruh Alan menyiapkan makannya di meja makan. Kalandra kembali ke kamarnya, dia melihat istrinya sedang duduk dan merias wajahnya di meja rias. "Sudah selesai sayang?" Tanya kalandra pada Gita dan menciun tengkuk leher istrinya. "Sudah mas, sana mas mandi dulu lengket dan bau badan mas itu." Ucap Gita sambil melepaskan pelukan tangan Klandra. "Iya, iya aku mandi." Kalandra berjalan dengan langkah gontai dan membersihkan dirinya memang lengket akibat aktifitas semalam. Setalah selesai meraka turun ke bawah dan mulai menikamati sarapan sekaligus makan siangnya. Mereka berbincang- bincang di sela makannya. Setelah makanannya habis Kalandra pun berangkat ke kantor dan sudah menjelaskan pada Gita kalo dirinya harus ke kantor karna ada meeting penting. "Aku berangkat dulu ya sayang." "Iya hati- hati ya sayang." Gita mencium tangan suamunya dan di balas dengan kecupan di kening.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN