Bab 3

1069 Kata
Kini tibalah saat di mana hari bahagia mereka akan mengikat hubungan mereka dengan janji sakral. Setelah lima hari mereka sama sekali tidak berjumpa. Terlihat dekosrasi yang sangat indah. IbuSofi yang melakukan ini semua, dia sangat antusias dengan pernikahan putra semata wayangnya itu. Dia juga sudah memilihkan gaun pengantin yang sangat indah untuk Gita. Selama lima hari mereka selalu berdua dan menghabiskan waktu untuk mengenal lebih dekat. Bahkan sekarang mereka saling menyayangi satu sama lain. "Nak, kamu cantik sekali." Ucap bu Sofi yang melihat penampilan Gita yang sangat cantik. "Terima kasih bu, ini semua berkat ibu yang selalu ada dan mendukung Gita." Ucap Gita yang langsung memeluk sang mama dengan mata berkaca- kaca. "Sudah nak jangan menangis, apa kamu sudah siap?" Tanya Sofi dan di balas anggukan oleh Gita. Mereka pun berjalan menuju tempat untuk melaksanakan akad nikah. Mama Sofi ada di pihak Gita karena memang Gita tidak mempunyai siapa- siapa. Dan pak Aji berama dengan Kalandra. "Kamu cantik sekali sayang." Kalandra menggoda canlon istrinya yang memang sangat cantik hari ini. "Mas! Jangan begitu aku gerogi ini, kenapa kamu malah menggodaku." Jawab Gita dengan nada kesal. "Baik semua hadirin mari kita mulai acara ini dengan mengucap basmalah. Bismillahirahmanirahim." Pak penghulu menjabat tangan mempelai pria. "Sudah siap?" Tanya pak penghulu. "Sudah pak!" Jawab Kalandra dengan lantang. "Baik, bismillahirahmanirahim. Saya nikahkah engkau Kalandra Galant Prasetya dengan Gita Hapsari binti bapak Dani Mahesa dengan mas kawin emas 25 gram serta sebuah rumah di bayar tunai." "Saya terima nikah dan kawinnya Gita Hapsari binti bapak Dani Mahesa dengan mas kawin tersebut di bayar tunai." "Sah?" Tanya pak penghulu. "Sah.. sah!" Jawab semua tamu undangan. "Alhamdulillahirabilalamim." Setelah ijab kabul selesai Kalandra dan Gita menemui bu Sofi dan pak Aji untuk meminta restu pada kedua orang tua itu. "Bu, terima kasih ya sudah merestui hubungan aku dengan Gita. Bahkan ibu yang menyiapkan ini semua." Kata Kalandra sambil menangis di pelukan ibunya. "Tidak apa nak, kebahagiaan kamu yang nomor satu buat ibu. Sekarang kamu sudah menikah nak. Ingat ya! Jangan pernah kamu sakiti hati istri kamu. Dan kamu harus jadi suami yang tanggung jawab pada istrimu ingat itu Kalan!" Wejenang bu Sofi. Dia juga ikut meneteskan air matanya yang sudah membasahi pipinya. Dan di akhiri dengan sebuah pelukan. "Bu, terima kasih telah menerima Gita untuk menjadi istri mas Kalandra. Gita janji akan merawat dan menjaga mas Kalandra. Gita juga janji akan ngasih ibu cucu yang lucu." Tangis Gita pun pecah. Karena dia sangat sedih di acara pernikahannya ini. Dia tidak mempunyai saudara dan harus sendiri di acara yang sangat sakral ini. "Sayang, ibu bahagia karena kamu yang menjadi istri Kalan. Ibu titip Kalan ya sayang. Kalau dia menyakiti putri ibu yang cantik ini, kamu harus beritahu ibu agar ibu yang hukum dia." Kata bu Sofi yang tau betul apa yang sedang di rasakan mantunya itu dan dia memeluk Gita sampai itu tenang. "Pak.." Belum sempat Kalandra dan Gita berbicara Pak Aji sudah memeluk mereka berdua. "Semoga rumah tangga kalian menjadi rumah tangga yang sakinah, mawadah, waroman ya sayang. Bapaky sayang kalian." Ucap pak Aji yang tak kalah sedih karena dia hanya memiliki anak semata wayangnya yaitu Kalandra. Setelah bersalaman pada anggota keluarga mereka pun duduk di singgahsana yang sudah di sediakan mereka menyambut tamu dengan senyuman. "Sayang?" Panggil Kalandra. "Iya mas, ada apa?" Jawab Gita. "Tidak ada apa- apa sayang, mas hanya ingin mengingatkan untuk nanti malam supaya kamu tidak tidur terlebih dahulu." Goda sang suami. "Ihh mas, apaan sih malu tau." Rengek Gita. Rona warna di pipi Gita terlihat jelas, dia sangat bahagia dengan godaan sang suami kepadanya. "Mas kan hanya mengigatkan sayang." Ucap Kalandra dengan mata penuh kasih sayang. "Iya.. iya, Gita akan ingat mas. Terima kasih telah mengingatkan Gita mas Kalan." Gita yang tau perubahan dari suaminya,, dia memilih meladeni pertanyaan suaminya. Sampai ketika sahabat Kalandra mendekati mereka untuk memberi selamat. "Wih bro, hebat banget lo balik dari Amrik malah bawa istri wah.. wah." Kata Rafa dengan antusias. "Selamat ya bro semoga cepat di kasih momongan." Kata Rafi yang tak kalah antusias. Kedua kakak beradik kembar itu berbincang- bincang dengan Kalandra. Dan sempat- sempatnya mereka membahas bisnisnya. Ya walaupun sedang dalam acara pernikahan mereka masih sempat membahas bisnisnya. Setelah seharian menghadapi banyak tamu. Akhirnya acara tersebut selesai juga. Sore harinya Sofi dan Aji pulang terlebih dahulu karena meraka tahu bahwa anak mereka tidak akan pulang malam ini. Karena Kalandra akan bermalam di mansion pribadi miliknya. Kalandra dan Gita pun pulang dengan mengendarai mobil yang sudah di siapkan oleh Alan. "Mas kita mau kemana?" "Kita akan ke mansion kita sayang." "Apa kita akan tinggal berdua saja mas. Tidak dengan ibu dan bapak saja?" "Tidak sayang, kita akan menghabiskan waktu berdua saja. Biar ibu dan bapak cepat punya cucu." Goda Kalandra. Setelah percakapan di sepanjang jalan akhirnya mereka sampai di depan mansion. Gerbang di buka oleh beberapa penjaga yang memang sudah di ada di sana yang di siapkan oleh Alan. Namanya pembisnis, mereka tetap harus berwaspada walaupun bukan mafia yang memiliki banyak musuh. Mereka juga memiliki mata- mata yang Ingin menghancurkan perusahaan Prasetya yang sangat sukses dan hebat itu. "Wah.. mas ini besar sekali! Apa tidak terlalu sepi kalo kita tinggal hanya berdua saja." "Tidak sayang, besok bi Sumi dan pelayan Susi akan datang untuk mengurus rumah ini jadi kita tidak hanya berdua sayang." "Baiklah, mas aku ingin mandi dulu. Aku gerah memakai gaun ini seharian." Gumam Gita yang memang sudah lelah memakai gaun yang sangat besar dan indah itu. "Hemm, kamu semakin terlihat cantik saat sedang kesal seperti itu sayang." Tanpa aba- aba Kalandra langsungmencium bibir ranum Gita. Gita yang mendapat serangan mendadak tidak bisa melawan, dia hanya menikamti aksi suaminya itu. Sampai akhirnya ciuman panas mereka terlepas karena Gita kebahisan nafas. "Mas sudah, aku tidak bisa nafas." Gerutu Gita. "Maaf sayang abisnya kamu bikin mas gemas." "Kan bisa nanti kasih waktu buat aku mandi dan bersiap mas. Ini yang pertama kalinya aku akan melakukannya mas. Aku ingin menjadi malam terindah dan berkesan bukan depan cara seperti ini." Ucapan Gita membuat Kalandra tercengang sekaligus bahagia. "Baiklah sayang, ayo kita ke kamar dan kamu bisa bersiap di sana." Ucap Kalandra sambil mengendong istrinya menuju lift. Kamar pribadi mereka berada di lantai 3. Setelah pintu lift terbuka mereka memasuki kamar dan membersikan diri. "Kamu mandi di sini saja ya biar mas mandi di kamar sebelah nanti kalo sudah selesai mandi mas akan balik kesini untuk memintah jatah mas." Goda Kalandra lalu dia keluar dari kamar pribadi mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN