Keluar dari pintu rooftop, Rindu berjalan pelan dengan menemukan punggung tegap yang membelakangi itu. Abijar berdiri seperti menantang angin, yang memang lumayan kencang di atas sini. Jas almamater beserta dasi berkelebat ke samping. Lantas celana panjang yang dikenakannya pun sama goyahnya. Rindu ingin sekali memeluknya erat. Tapi karena perubahan sikapnya yang tiba tiba itu, Rindu menjadi agak takut padanya. Memelankan langkah demi agar bisa menghentikan waktu, malah semakin s**l, karena lelaki itu kini memutar tubuh dan menatap padanya. Dia menyadari kehadirannya. Lalu Rindu dibuatnya mematung di sana. Tatapan gelap yang lekat itu terasa seolah hendak akan membakar dirinya. Ayo lari Rin! bisik gadis itu pada dirinya sendiri. Namun yang terjadi adalah kedua kaki kenjang itu melangkah c