"Apa? Kamu memergoki mereka berbuat seperti itu?" Yudha tampak sangat terkejut, tidak bisa ia bayangkan bagaimana perasaan Andhara harus menyaksikan hal itu dengan mata kepalanya sendiri. Andhara hanya mengangguk dengan berurai air mata, membuat Yudha kembali menyodorkan tissu. Yudha menatap iba wanita yang ada dihadapannya itu, ternyata penderitaan Andhara jauh lebih hebat daripada penderitaannya. "Jika kamu berkenan, kamu bisa membagi dukamu bersamaku, An. Mungkin dengan bercerita kepadaku itu bisa sedikit mengurangi dukamu," guman Yudha lirih. Andhara menatap mata yang juga tengah menatapnya lekat-lekat itu, ia dapat melihat dan merasakan bahwa sorot mata itu begitu tulus, begitu hangat dan meyakinkan. Andhara kembali menyeka air matanya. "Ceritanya sedikit panjang Mas, aku bahkan s