'Mama ...,' Andhara buru-buru bangkit dan membawa kembali piring berisi gorengannya menghampiri Bi Ica yang tampak sedang menyiapkan pesanan Andhara itu. Tika yang tengah mengunyah tempe gorengnya tampak terkejut, ia hanya menatap Andhara tidak mengerti. "Bi, pesanan saya dibungkus saja bisa? Sama ini," Andhara menyodorkan sepiring gorengannya. "Bisa, sini biar bibi bungkus!" Andhara tersenyum kecut, perasaannya tidak enak. Ia kemudian menanti dengan cemas Bi Ica membungkus pesanan Andhara. Ia harus segera pulang kerumah! Harus! Entah mengapa ia merasa bahwa sikap aneh dan wajah pucat mamanya itu ada hubungannya dengan jepit rambut yang ia temukan di mobil sang papa. "Ini An!" guman Bi Ica sambil menyerahkan plastik berisi gorengan dan nasi soto pesanan Andhara. "Ini uangnya, Bi." An