“Sampai!” guman Yudha ketika mobil yang ia bawa berhenti di depan kontrakan Andhara.
“Terima kasih banyak, Mas sudah mau membuang waktu unutk mendengarkan ceritaku yang mungkin tidak penting buat Mas,” Andhara melepaskan seat belt-nya, ini sudah subuh! Mereka menghabiskan banyak sekali waktu hanya untuk duduk di dalam mobil sambil bercerita.
“Kalau boleh jujur, aku senang kamu mau membangi duka dan bercerita masalah hidupmu kepadaku, An!” senyum Yudha begitu tulus, membuat ada sedikit perasaan hangat menjalar di dalam relung hati Andhara.
“Baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih banyak, Mas!”
“Sama-sama, An. Segera istirahat, aku pulang dulu ya?” Yudha tersenyum, Andhara hanya mengangguk kemudian membuka pintu mobil dan melangkah turun.
Yudha bergegas membawa mobilnya pergi, se
