Altha menatap Mazida yang turun dari mobil. Disusul kemudian seorang pria yang sebelum-sebelumnya sudah pernah dilihat. Bagas. “Ternyata pengen deketan sama bini?” goda Arman lagi. “Diem lo!” Arman menahan tawa. “Samperin, Tha. Apa lo nggak cemburu bini lo malah dekat sama pria lain?” Arman mengompori. Mazida dan Bagas tidak menyadari ada dua pria random itu karena terhalang mobil Altha. Altha mengeluarkan napas panjang. “Entah disebut apa. Bini mainan atau apa. Dan gue nggak punya alasan buat cemburu. Cinta aja enggak.” Pria itu lantas menatap, lalu mencekal lengan sang sahabat. “Sana pulang! Bini sama anak lo sudah nunggu! Tapi sebelum pulang, suruh pemilik kontrakan tutup mulut mengenai kepindahan gue ke sini yang tiba-tiba. Jangan sampai Mazida curiga.” “Ck! Dasar bos semena-me