Keesokan harinya Sherly kembali menemuiku di kantor.
“Untuk kedepannya, aku akan meminta sekretaris ku untuk memblacklist mu untuk bertemu denganku, jika kau akan mendiskusikan hal hal remeh, tidak usah denganku. Buang buang waktu saja” ucapku pada Sherly.
“Dave, apa kau masih belum memaafkan ku?” tanya Sherly.
“Memangnya kau salah apa?” sinisku.
“Maaf aku telah meninggalkanmu dulu” lirih Sherly.
“Aku berterima kasih untuk itu” kekehku.
“Aku menyesal Dave, sudah meninggalkanmu” cicit Sherly.
“Kenapa? karena aku jauh lebih kaya daripada suami tuamu itu?” ledekku.
Sherly bungkam, dia kalah telak karena tidak bisa mengelak.
“Bagaimana hubunganmu dengan Zea?” tanya Sherly mengalihkan topik pembicaraan.
“Bukan urusanmu” cibirku.
“Kau tidak mencintainya bukan? apa kau sudah menanyakan
