“Syukurlah aku enggak kenapa kenapa,” ucapnya lega saat melihat pakaiannya masih terpasang dengan lengkap. Zeline berjalan menuju kamar mandi yang terdapat di kamar itu untuk membersihkan wajahnya. Wajahnya tampak sedikit sembap karena menangis. Pikirannya terasa sangat lelah, apalagi saat melihat cincin yang melingkar di jari manisnya. Setelah itu, Zeline segera keluar dari kamar mewah tersebut. Zeline menghampiri Aksa dengan langkah pelan. “Sa,” panggil Zeline sebelum melanjutkan ucapannya. “Hhmm.” Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Aksa tanpa menoleh kepada Zeline. Laki laki itu terlihat sibuk menekuni lembaran kertas yang ada di atas mejanya. “Aku minta maaf. Mungkin hubungan kita hanya sampai di sini,” ucap Zeline seraya meletakkan cincin pemberian Aksa di atas meja laki la