23. Petaka ATM

1542 Kata

Arin yang awalnya duduk bersandar di sofa, kini sudah turun di karpet sambil mengulurkan kedua kakinya yang pegal. Nampak Arin juga memijat lembut berulang lagi kedua kakinya sambil sesekali menoleh pada pintu kamar anaknya yang masih saja tertutup. Azan magrib pun bergema, dari pukul enam pagi hingga pukul enam sore, ia menunggu dengan sejuta kesal. Arin juga sempat tertidur karena lelah menunggu anak dan menantu yang tidak kunjung membuka pintu. Ponselnya pun mati karena kehabisan baterai. Bik Erna memperhatikan tamunya sedari tadi sambil menggendong Hikaru dengan kain. Sungguh aneh, jika wanita itu ibu dari majikannya kenapa ia tidak menegur cucunya sama sekali? Kasihan sekali Hikaru dicueki oleh neneknya. Lihat saja, nanti aku pasti ceritakan semuanya dengan Bu Tara. Aura orang tida

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN