30. Rencana Lain Mutia

1679 Kata

"Kamu ...." Mutia mencoba kembali menutup pintu, tetapi ditahan oleh pemilik lengan besar itu. "Tunggu! Kita perlu bicara!" lelaki berwajah tampan, berpostur tinggi, tegap, layaknya seorang aparatur negara itu, masuk begitu saja ke dalam apartemen Mutia. "Kita sudah putus, Her, untuk apa kamu ke sini lagi?" Mutia masih berdiri di depan pintu apartemen. Ia tidak mau menutupnya karena berbahaya bila berduaan dengan Heri saja di dalam apartemen. "Siapa yang putus? Aku gak mau kamu putusin!" kata lelaki tegas. "Ayolah, Her, memangnya kamu tidak punya malu menemuiku kembali?" Mutia mencibir dan memandang dengan jengah lelaki yang dahulu pernah ia kejar-kejar. "Kenapa harus malu? Aku hanya ingin memperjuangkan cintaku padamu." "Cinta dengan kepalsuan!" Mutia semakin muak dengan lelaki ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN