Shameeta tahu hidupnya sudah hancur begitu menikah dengan Shaba. Pria yang sebelumnya digadang-gadang akan memberinya kebahagiaan. Ia duduk termenung di tepi kolam renang. Kedua kaki wanita itu menggantung masuk ke dalam kolam, merasakan dinginnya air kolam, sementara tubuhnya merasakan dinginnya udara malam. Hampir saja dia kehilangan janin dalam rahimnya andai saja Dokter yang Shaba minta untuk menggugurkan kandungannya tidak memiliki belas kasih. Dokter wanita yang ternyata tak lain adalah sahabat pria yang berstatus suaminya itu akhirnya tidak tega melihat Meeta menangis dan memohon untuk kehidupan janin yang ia kandung. *** “Shaba tidak akan membiarkan kalian jika ia tahu bayi itu masih ada.” Ucap Dokter Rani setelah membawa tubuh wanita di hadapannya yang semula bersimpuh, berdiri.