Janu melangkah cepat memasuki kantor kepolisian. Hari ini adalah jadwal interogasi untuk kasus yang sedang ditanganinya. Semalaman ia bahkan tidak sanggup memejamkan mata mengingat hari ini ia akan kembali bertemu dengan sosok yang sebelumnya telah ia angkat sumpah untuk tidak lagi dia temui seumur hidupnya. Namun nasib membawanya harus kembali bertemu dengan sosok itu. Sosok yang seketika membuat darahnya terasa mendidih begitu mengingat sang Ibu. “ Selamat Pagi Pak Janu … Pak Fendi sudah menunggu di ruang interogasi.” Seorang wanita dengan rambut sebatas telinga bawah memakai seragam kebesaran kepolisian indonesia itu menghampiri begitu ia memasuki lobi. Tanpa menghentikan langkah kakinya, Janu mengangguk kemudian melangkah bersama sang ajudan yang dengan langkah tegapnya mampu mengimba