Empat hari berlalu sejak Aku, Ami dan Papanya pergi ke butik. Kehidupanku kembali normal, kecuali sepulang sekolah aku harus ikut ke rumah Ami hingga sore hari. Memang sih, semuanya serba tercukupi, tapi aku merasa sikap Mbak Winda padaku makin dingin dan nggak enak. Awalnya kuabaikan saja, tapi lama kelamaan aku jadi 'ewuh pakewuh' alias anggak enak sendiri. Dia menganggapku seolah nggak ada Padahal aku ada di satu ruangan dengannya, seperti sekarang ini. Aku dan Ami sedang belajar, usai dia mandi sore. Namun sedari tadi, Mbak Winda hanya ngobrol dengan Ami saja, tentang acara ulang tahun yang diselenggarakan di sekolah esok hari. "Ami mau hadiah apa?" tanya Mbak Winda. "Ami mau boneka yang saaaaaaaangat besaaal. Boneka Olaf," katanya lagi. "Oke, Nanti Mbak Winda bilang ke Mama," uja