"Sudah, jangan banyak bacot! Cepat pulang sana!" sergahku pada gadis imut itu. Dia pun menurut dan segera pergi tanpa berkata-kata lagi. Ingin rasanya kutonjok kedua pemuda yang terlihat bersikap kurang ajar pada Safira. Untung saja aku masih bisa menahan diri, dan tidak melakukannya. Syukurlah dia tidak apa-apa, mungkin hanya sedikit terkejut karena ulahku. Setelah memastikan dia masuk ke kosannya, aku pun berbalik pergi. Kembali melewati serombongan pemuda yang tadi menggoda Safira. Kuacuhkan tatapan sinis mereka, dan berjalan melewati gerombolan itu dengan tenang. Namun, tidak kusangka.mereka memprovokasi dengan melemparkan kaleng kosong dan mengenai punggungku. Aku berhenti berjalan, kemudian berbalik. Dengan langkah tegap kuhampiri mereka. Namun sebuah kenyataan konyol membuatku se