Gezzzz! Suara mesin cukur otomatis mengiringi gerakan membersihkan rambut halus yang tumbuh di daguku. Cermin memantulkan bayangan wajahku yang sedang tertutup krim cukur. Sejak pulang dari KL, memang aku belum sempat memperhatikan penampilan secara detil. Mengingat banyaknya hal yang harus kuurusi dan juga jadwal padat hingga harus menyempatkan jalan-jalan bersama Ami dan Fira siang tadi. Hmmm. Guru Ami itu benar-benar gadis yang teguh pendirian. Dia sama sekali tidak takut untuk menolakku dengan terang-terangan. Namun, setelah itu dia masih bisa bersikap sopan meski aku sudah jelas-jelas hendak mengambil keuntungan darinya. Memang tadi siang itu, aku sengaja menggodanya. Barangkali dia sama seperti perempuan-perempuan lain yang bersikap jinak-jinak merpati. Malu-malu tapi mau kalau d