Tau apa yang lebih merepotkan dari sekadar bubur yang ditolak? Sebentar, Urutan terlebih dahulu. Terutama saat ia yang meragu menjenguk Bujang. Karena apa? Semuanya berawal dari sini. Andai saja Rindu tau ending menjenguk Bujang seperti ini, ia tak akan mau. Beberapa jam sebelum ke rumah sakit. Mau bagaimana pun juga, sebagian besar hatinya Rindu itu dipenuhi rasa bersalah. Seolah mata Bujang itu di mana-mana, lalu berkata, “Saya sakit karena ulah kamu. Tanggung jawab!” Bulu kuduk Rindu meremang begitu ia menyalakan mesin motor. Padahal tempat parkir yang biasa ia sambangi, ramai para pekerja lainnya bersiap pulang. Tak seedikit juga terdengar obrolan santai mengenai hal-hal yang Rindu tak terlalu mengerti. Tapi kenapa ia merasa Bujang ada di sekitarnya? Menatapnya tajam, mulutnya siap