Trouble has Begun

4574 Kata
Mimpi buruk membangunkan Andrew dari tidur lelapnya, napasnya tersengal mukanya sangat pucat. Sudah beberapa hari ini dia terus memimpikan hal yang sama, mimpi itu selalu berakhir dengan kehancuran dari tiga kerajaan besar di dunia sihir. Dia cukup takut jika mimpinya itu memang pertanda kehancuran dunia sihir dan juga kemenangan bagi musuh mereka. Yang lebih mengerikan lagi adalah penglihatannya mengenai kematian salah satu raja di dunia sihir, setiap kali dia menyelamatkan Edward maka David yang terbunuh begitu pun sebaliknya. Melihat orang yang kita kenal meninggal bukanlah hal yang menyenangkan sekalipun itu hanya mimpi. “Kau tidak apa-apa?” tanya Nicole, sepertinya Andrew tidak sengaja membangunkan Nicole. Nicole sangat khawatir pada Andrew karena dia tahu beberapa hari ini Andrew tidak bisa tidur dengan tenang. Dia tahu pasti ada yang tidak beres dengan Andrew. “Aku tidak apa-apa, maaf membangunkanmu!” jawab Andrew sambil tersenyum mencoba menenangkan Nicole. Tapi Nicole tidak semudah itu percaya pada perkataan Andrew. Dia masih yakin ada yang tidak beres dengan Andrew, namun dia tidak membahas itu lebih jauh. Dia akan bertanya jika Andrew sudah merasa lebih baik terlebih dahulu. “Tidurlah lagi, besok kau harus ke sekolah bukan!” Andrew hanya mengangguk, kemudian dia kembali berbaring. Saat dia memejamkan matanya tiba-tiba sepasang tangan memeluknya. Andrew awalnya kaget, tapi dia kemudian menyamankan tubuhnya dalam pelukan Nicole. Dia hanya berharap tidurnya nyenyak kali ini. *** Alexander tampak sendirian di kelas pertama hari ini, dia memang sengaja datang lebih awal karena ingin menyendiri. Dia duduk di kursi paling belakang di dekat jendela, pandangannya kosong menatap keluar. Dia kembali memikirkan mimpi yang dia alami selama beberapa hari ini. Entah kenapa firasatnya selalu buruk setelah mengalami mimpi-mimpi buruk tersebut. “Kemana dua temanmu? Biasanya kalian selalu datang bersama!” tanya sebuah suara, menyadarkan Alexander akan lamunannya. “Bukan urusanmu!” jawab Alexander acuh, dia kembali melihat keluar saat dia tahu kalau yang bertanya itu Glory. “Kau benar-benar sangat dingin yah!” kata Glory sambil duduk di samping Alexander. Orang yang diajak bicara sama sekali tidak memberikan respon. “Ah ya, aku sangat terkesan dengan sihir pertahananmu di praktik pedang kemarin!” lanjut Glory yang sama sekali tidak ditanggapi oleh Alexander. Sementara itu, David dan Edward yang baru saja sampai di kelas merasa heran saat melihat Glory dan Alexander duduk bersama. Ibaratnya apa yang mereka lihat itu adalah beauty and ugly, karena jika beast mungkin lebih merujuk ke muka yang terlihat seperti monster. Tapi muka Alexander tak seperti itu, hanya saja tampilannya membuat dia terlihat jelek. David dan Edward hanya bisa menertawai Glory yang diacuhkan oleh Alexander. Mereka tahu jika Alexander sepertinya sangat tidak tertarik dengan gadis yang berada di sampingnya itu. Tapi bukan mereka jika tidak bersikap jail bukan. Mereka sudah sangat gatal ingin meledeki Alexander. ‘Wah, bahkan dengan muka yang pas-pasan seperti itu kau bisa menggaet wanita juga!’ ledek Edward lewat telepatinya ke Alexander. Alexander yang tiba-tiba mendengar suara Edward langsung mencari keberadaan si pemilik suara di kepalanya itu. Saat mereka bertemu pandang, Edward langsung menyeringai ke arah Alexander. ‘Aku sedang tidak dalam mood untuk bercanda.’ Jawab Alexander sambil memalingkan mukanya ke arah jendela. ‘Sepertinya akan menyenangkan jika Nicole tahu hal ini!’ timpal David yang ternyata ikut-ikutan meledek Alexander. Dahi Alexander berkedut kesal karena adiknya ikut-ikutan meledeknya. ‘Kalian berdua benar-benar menyebalkan!’ geram Alexander. Melihat Alexander yang kesal mereka berdua hanya bisa tertawa dalam hati. Mereka cukup sadar diri jika mereka berdua tertawa tiba-tiba, mereka mungkin bisa dianggap gila oleh siswa lain di sana. Di sisi lain Alexander yang melihat mereka berdua menahan tawa ingin sekali melempar keduanya dengan sepatu miliknya. Beruntung dia sedang tidak ingin melakukan apa pun,  jadi mereka berdua aman dari lemparan sepatunya. Tidak lama setelah perdebatan tidak penting mereka Ricky masuk dan mengatakan kalau pembelajaran hari ini dibatalkan karena ada kunjungan dari para Raja dunia sihir. Para siswa itu nampaknya sangat bersemangat mendengar kalau para Raja akan berkunjung ke sekolah mereka. Sangat jarang melihat ketiganya dalam satu tempat yang sama, karena mereka semua sibuk tentu saja. Setelah mengatakan kehadiran para raja di sekolah mereka, Ricky kemudian meminta para siswa ke aula sekolah. Karena mereka akan bertemu ketiga Raja itu di sana. Para siswa sekolah sihir berbondong-bondong memasuki aula sekolah. Mereka duduk di kursi yang memang selalu ada di aula sekolah. Mereka semua sepertinya sudah tidak sabar menunggu raja-raja yang menguasai dunia sihir tersebut. Namun mereka harus menunggu lama karena mereka datang menjelang siang. Tapi tetap saja mereka senang saat melihat ketiga raja tersebut. Ketiga Raja tersebut naik ke atas podium, mereka semua mengenakan pakaian kebesaran mereka. "Hei!" sapa David sebagai perwakilan dari ketiga Raja itu. "Kalian pasti heran kenapa kami tiba-tiba datang ke sekolah ini bukan!" lanjut David yang dibenarkan oleh para siswa tersebut. "Kalian mungkin tahu kalau kami adalah alumni sekolah ini! Dan karena itu kami merasa kalau sekolah ini terlalu banyak berubah ke arah yang buruk!" jelas David yang membuat para siswa itu tidak mengerti. Memang perbuatan buruk apa yang sudah mereka lakukan pikir mereka. "Langsung saja! Karena Raja David terlalu bertele-tele!" potong Edward "Penyalah gunaan gelar bangsawan, penindasan siswa dari kalangan bawah, dan juga tidak menghormati guru yang mengajar di sekolah ini! Kami menghapuskan semua itu! Jika ada yang melanggar hukumannya adalah penangguhan kenaikan kelas bagi siswa yang melanggar" jelas Edward yang langsung diserbu oleh protes dari siswa dari kalangan atas atau bangsawan. "Jika kalian masih protes dengan hal ini! Kami tidak segan-segan menangguhkan gelar bangsawan pada keluarga kalian!" kata Andrew yang langsung membuat para siswa itu diam. Mau bagaimana lagi para raja itu memang bisa mencabut gelar bangsawan pada mereka. Jadi untuk saat ini mereka mau tidak mau harus menuruti peraturan itu. Walau mereka yakin mereka masih bisa menggunakan kekuasaan keluarga mereka di sekolah. "Karena sudah tidak ada yang protes, aku mengumumkan kalau Ricky akan ditunjuk sebagai pengawas perwakilan dari Kerajaan Luce!" dan pupus sudah rencana mereka untuk menentang peraturan itu diam-diam. Ricky adalah orang kepercayaan David, dan semua orang di Kerajaan Luce tahu hal itu. Ricky tidak pernah membeda-bedakan siswanya baik itu kalangan bawah dan kalangan atas. Dan karena itu pula banyak siswa kalangan atas merasa segan pada Ricky. "Untuk perwakilan dari Kerajaan Lunar aku mengutus Ryuzaki sebagai pengawas!" mendengar hal itu para siswa kembali murung. Mereka benar-benar sudah tidak bisa melanggar peraturan itu sekarang. Memang siapa yang mau berurusan dengan guru mereka yang satu itu. Mereka cukup kapok dengan segala kelakuan aneh Ryuzaki saat mengajar mereka. "Aku tidak mau! Itu sangat merepotkan!" protes Ryuzaki yang langsung membuat para siswa itu melihat secercah cahaya yang mungkin bisa membantu mereka mencari celah dari peraturan yang menurut mereka sama sekali tidak menguntungkan itu. "Kau tidak punya hak untuk protes Ryu! Ingat kau sedang di hukum di sini!" jawab Andrew yang langsung membuat Ryuzaki murung. "Terima saja Ryu! Kau tidak ingin Nicole juga menghukummu bukan!" ejek David, hal itu membuat Ryuzaki semakin kesal. Dia tahu kalau mereka sudah berkomplot untuk mengerjai nya. "Baiklah!" kata Ryuzaki terpaksa, dan para siswa kembali kehilangan semangat mereka. Lihat saja nanti aku akan balas dendam, pikir Ryuzaki. Dia sedang merencanakan pembalasan yang menyenangkan untuk mereka bertiga. "Untuk perwakilan Kerjaaan Valk aku akan mengutus penasehat Kerajaanku yaitu Clarisa untuk mengawasi kalian!" ucap Edward. "Karena tidak protes lagi! Peraturan ini akan mulai berlaku besok!" kata Andrew "Kalau begitu, sampai jumpa lain waktu!" kata David sambil tersenyum. "Ricky, setelah jam sekolah selesai datanglah ke istana! Ada yang harus aku diskusikan denganmu!" kata David pada Ricky. "Baik Yang Mulia!" jawab Ricky, setalah mendapat jawaban David mengajak Andrew dan juga Edward untuk pulang ke kerajaan mereka masing-masing. Para siswa itu masih sangat kecewa dengan keputusan para Raja tersebut. Apa salahnya menggunakan sedikit kekuasaan mereka di sekolah. Lagipula banyak siswa atau guru yang memang harus ditundukan menggunakan hal itu. Misalnya untuk guru-guru yang menurut mereka tidak becus untuk mengajar. Atau siswa kelas bawah yang dianggap kurang ajar pada mereka. Jika seperti ini mereka yang bukan kalangan bangsawan pasti akan melunjak pikir mereka. Setelah para raja itu pergi, para siswa kembali ke kelas mereka masing-masing. Masih ada 2 kelas lagi sebelum mereka pulang. Walau mereka tahu mungkin pada akhirnya mereka sama sekali tidak belajar hari ini. Tapi apa salahnya masuk ke kelas untuk jaga-jaga bukan. "Peraturan itu benar-benar menyebalkan! Lihat saja aku akan protes pada pamanku nanti!" ujar Clyvon kesal. "Sepertinya percuma, aku rasa Raja David tidak akan merubah peraturan itu!" ujar Geno salah satu teman dekat Clyvon. "Itu benar! Terlebih itu keputusan dari ketiga Raja! Jika Raja David mengubah hal itu sendiri bukankah itu justru membahayakan untuk kerajaan kita!" dukung Harrold yang juga teman dekat Clyvon. "Tahu apa kalian? Pamanku pasti akan mendengarkanku! Dan peraturan sekolah ini tidak ada hubungannya dengan keselamatan kerajaan ini!" Marah Clyvon pada kedua temannya. Siswa lain yang melihat itu merengut takut, tempramen Clyvon tidaklah baik. Dia sangat mudah meledak marah, dan hal itu tidak baik bagi keselamatan mereka. Dia suka melampiaskan kemarahannya kepada orang-orang di dekatnya. "Aku tidak tahu kalau keponakan seorang Raja bisa sebodoh ini!" sindir David, mendengar hal itu kemarahan Clyvon semakin menjadi. "Anak baru sepertimu tidak perlu ikut campur dengan urusanku!" ujar Clyvon dengan nada marah yang sangat kentara. "Aku tidak ikut campur! Aku hanya membayangkan betapa malunya Raja David saat tahu sikap keponakannya yang bodoh seperti ini!" Kata David acuh, dia sama sekali tidak terganggu dengan kemarahan Clyvon. "Kau....." tunjuk Clyvon pada David, orang yang ditunjuk sama sekali tidak peduli dengannya. "Sudahlah Clyvon! Lagipula apa yang dikatakan pleh Harrold memang benar! Jika sampai Raja David mengubah peraturan itu sepihak, dia bisa dianggap melanggar perjanjian mereka dan itu bisa mendatangkan masalah untuk kerajaan kita!" lerai Glory yang sudah tidak tahan dengan sikap Cyvon. "Kau membela mereka?" marah Clyvon "Aku tak membela siapapun! Aku hanya mengatakan kemungkinan yang terjadi jika Raja David mengubah peraturan itu hubungan politik ketiga kerajaan itu akan kacau! Mereka bisa saja memboikot kerajaan kita!" jelas Glory "Kau sepertinya tidak mengerti, asal kau tahu yang sekolah di sini tidak hanya warga dari kerajaanmu, tapi juga ada yang dari Kerajaan Lunar dan Kerajaan Valk dan para Raja itu hanya melindungi warga mereka dengan peraturan yang mereka buat karena mereka tahu kebanyakan siswa di sini berasal dari Kerajaan Luce. Jika tiba-tiba Raja David mengubahnya itu sama saja seolah Raja David mengesampingkan siswa dari kerajaan lain! Dan itu dianggap mencoreng kehormatan para Raja yang lain apa kau masih tidak mengerti. Aku heran apa yang Raja David pikirkan sampai keponakannya tak tahu taktik politik semudah ini!" kata Alexander yang membuat Clyvon semakin marah dan juga sedikit malu. Mereka menghinanya terang-terangan seperti itu. "Diam! kau bahkan tak tahu seperti apa pamanku!" marah Clyvon. "Aku tahu, bukankah tadi kita bertemu dengan nya!" kata Alexander sambil menguap, entah kenapa dia merasa ngantuk sekarang. Clyvon semakin marah dengan apa yang di katakan oleh Alexander. Apalagi melihat Alexander yang terkantuk-kantuk setelah mengatakan hal itu. Dia menganggap jika Alexander sama sekali tidak menghargainya sebagai keponakan Raja. Karena itu dia ingin memukul Alexander karena kesal. Tapi sebelum sempat memukul Alexander, David sudah lebih dulu mencengkram tangan Clyvon. Merasa ada yang salah dengan ekspresi muka David, Edward pun memegang tangan David. Jadi posisi mereka sekarang adalah David mencengkram tangan Clyvon sementara tangan David yang mencengkram dipegang oleh Edward. "Wah sepertinya kalian sedang bermain pegang tangan." Kata Ryuzaki yang entah sejak kapan berada di kelas mereka. Dia berdiri sambil tersenyum tidak jelas melihat David, Edward dan Clyvon. Melihat adanya Ryuzaki mereka bertiga mau tidak mau melepaskan tangan mereka dan duduk di kursi terdekat. "Tolong bangunkan teman kalian yang tidur itu!" kata Ryuzaki lagi sambil duduk di kursi yang disediakan untuk guru. David membangunkan Alexander, setelah Alexander bangun Ryuzaki pun mengatakan maksud kedatangannya. "Aku hanya akan mengatakan jika minggu depan kalian sudah akan praktek untuk pertahanan sihir hitam. Aku harap kalian bersiap-siap!" Mendengar hal itu para siswa merasa senang tidak senang. Senang karena mereka terlepas dari teori yang membosankan. Dan tidak senang karena mereka pikir gurunya itu pasti menyembunyikan sesuatu di balik praktek sihir mereka. Yah entahlah lagipula tidak ada yang bisa menebak pikiran guru mereka itu bukan. "Sir anda kan dekat dengan para Raja di dunia sihir! Aku ingin bertanya kenapa mereka tiba-tiba datang kesini dan merubah peraturan sekolah ini?" tanya Geno yang penasaran dengan kedatangan para Raja ke sekolah mereka. "Ah itu.... Setahuku mereka awalnya akan menyerahkan tugas itu pada Oma Maria nenek Raja Andrew dan Raja Edwad, tapi Oma Maria memutuskan kalau mereka bertigalah yang harus mengumumkan peraturan itu dan menunjuk pengawas untuk peraturan itu, dan sialnya aku justru salah satu pengawas itu!" curhat Ryuzaki. Seharusnya mereka yang s**l karena diawasi oleh seorang Ryuzaki pikir para siswa itu. Ryuzaki itu hampir sama dengan Ricky jika dalam masalah disiplin, bahkan mereka pikir Ryuzaki jauh lebih mengerikan dari Ricky. Mereka masih trauma dengan apa yang Ryuzaki lakukan, dan karena itu pula mereka merasa kurang siap dengan praktek sihir yang akan mereka lakukan. "Sir, aku ingin bertanya!" kata Glory tiba-tiba. "Tanyakan saja!" kata Ryuzaki "Pengawas yang satu lagi seperti apa?" tanya Glory "Ah... Clarisa... Dia orang yang baik dan sangat cantik dan juga baik tapi kadang menakutkan dan cerewet! Aku jadi ingat dulu salah satu impianku adalah menikah dengannya, sayang sekali itu tidak terjadi!" jelas Ryuzaki dengan ekspresi yang dibuat-buat. Hal itu tentu membuat para siswa tersebut berekspektasi bahwa Clarisa seumuran dengan Ryuzaki. Mereka tidak tahu saja orang yang mereka bicarakan itu sudah berkepala 6 dan akan memiliki cucu kedua sebentar lagi. "Kenapa anda tidak bisa menikah dengan nya sir?" tanya Harrold yang penasaran dengan penjelasan Ryuzaki. "Dia menyukai orang lain, dia bahkan tidak pernah melihatku sebagai lelaki!" jawab Ryuzaki dengan nada sesedih mungkin. Hal itu membuat para siswa sedikit simpati dengan guru mereka. Namun hal itu tidak berlaku bagi Alexander, David dan Edward. Edward cukup geli dengan penjelasan Ryuzaki. Sementara David dan Alexander merasa kesal, Ryuzaki benar-benar mencari masalah dengan mereka. Alexander tahu jika cinta pertama Ryuzaki itu adalah Clarisa ibunya, dan dia kesal jika Ryuzaki mengungkit hal itu. Tentu saja dia kesal, dia masih ingat dengan jelas saat mereka berumur 10 tahun Ryuzaki terus saja memaksanya memanggil dia dengat sebutan ayah karena dia akan menikah dengan Clarisa dan menjadi ayahnya. Dan tentu saja dia merasa kesal, mana ada yang mau memanggil teman sebayanya dengan sebutan ayah. Kecuali jika kau bermain rumah-rumahan mungkin. Dan lagi tentu saja Clarisa tidak menganggapnya laki-laki dia menganggap Ryuzaki itu anaknya, jadi tidak mungkin mereka menikah. "Sir, kau terdengar konyol!" celetuk David saat Ryuzaki akan menjelaskan mengenai 'rasa cintanya' pada Clarisa. "Benarkah? Maafkan aku, nostalgia masa lalu memang selalu membuatku konyol!" Ryuzaki mencoba membela diri sambil tak lupa menampilkan cengiran konyolnya. "Biasanya anda juga konyol sir!" sindir Edward yang sama sekali tidak di dengar oleh Ryuzaki. "Karena tidak akan ada lagi guru yang masuk kalian bisa pulang sekarang!" kata Ryuzaki mengabaikan Edward. Yang diabaikan hanya mendengus kesal karena Ryuzaki. **** Sementara itu di Kerajaan Valk, para pelayan kerajaan mendadak sibuk karena kunjungan mendadak dari Raja Andrew. Tidak seperti biasanya, dia tidak datang bersama Ratu Nicole. Dia hanya datang sendiri kali ini. Wajahnya pun tidak ramah seperti biasanya, dia terlihat sangat marah kali ini. Tanpa basa-basi dia langsung pergi ke taman bunga istana karena dia tahu mereka sedang berkumpul di sana bersama Putri Diandra. "Kenapa kalian memutuskan sesuatu tanpa berunding denganku dulu?" tanya Andrew saat dia tiba di taman belakang. Dia sekuat tenaga menahan amarahnya karena keponakannya sedang berada di sana. "Apa ini soal Mom yang aku tugaskan ke sekolah?" tanya Edward tenang. "Jika kau tahu kenapa bertanya lagi!" seru Andrew kesal, Edward seharusnya bisa memilih siapa saja di kerajaannya tapi bukan keluarganya. Mereka sudah sepakat tidak akan melibatkan lebih jauh keluarga mereka untuk masalah ini. Masalah ini terlalu berbahaya. "Mommy sendiri yang mau Andrew, jangan salahkan Edward dengan masalah ini!" bujuk Clarisa pada Andrew yang memang marah pada Edward. "Tapi setidaknya kalian bisa membicarakan ini denganku dulu! Aku merasa seperti orang bodoh di sekolah tadi, dan beruntung aku masih bisa menahan amarahku disana!" jelas Andrew yang membuat mereka merasa bersalah. "Dengar Andrew! Mommy mu sangat kuat, Daddy yang jamin hal itu! Dan daddy yakin mommy tidak akan terluka dengan mudah!" jelas Sein "Kalian tidak mengerti! Kalian tidak tahu apa yang menhantuiku setiap malam!" kata Andrew frustasi "Tenanglah, di sana ada Ricky dan Ryu! Dan kalian juga ada di sana, jadi tidak mungkin terjadi sesuatu yang fatal!" ujar Sein mencoba menenangkan Andrew. "Kalian sama sekali tidak mengerti! Terserah kalian saja, tapi jika terjadi sesuatu dengan mommy, jangan salahkan aku jika aku menyerang kerajaan ini!" ancam Andrew serius, kemudian dia membuka portal dimensi dan pergi kembali ke kerajaannya. "Tenang saja, itu hanya emosi sementara kakakmu!" ucap Clarisa menenangkan Edward. "Aku rasa itu bukan emosi sementaranya! Aku rasa ada yang disembunyikan oleh Andrew!" kata Daniel yang sejak tadi memperhatikan mereka bicara. "Itu benar, Andrew tidak biasanya seperti itu!" tambah Oma Maria membenarkan perkataan Daniel. "Jangan menakuti kami mom, dad!" seru Sein panik, dia benar-benar takut ada sesuatu yang serius yang disembunyikan oleh Andrew. Terlebih mereka tahu kalau Andrew menuruni bakat meramal Daniel. Mereka takut jika Andrew melihat sesuatu yang buruk tentang mereka. "Sebaiknya kalian berbicara lagi dengan Andrew saat dia sudah lebih tenang!" nasihat Oma Maria, mereka hanya mengangguk mengiyakan perkataan Oma Maria. Karena bagaimana pun mengajak seseorang yang sedang emosi bicara itu adalah hal yang sulit. Di sisi lain di Kerajaan Lunar, Nicole sangat panik karena Andrew tiba-tiba pergi entah kemana. Dia menunggu Andrew dengan khawatir di ruang kerja raja. Tidak biasanya Andrew pergi tanpa bilang kepadanya, dan lagi ekspresi marahnya membuat Nicole semakin khawatir ada sesuatu dengan suaminya itu. "Kau dari mana?" tanya Nicole saat Andrew keluar dari portal dimensinya. Dia sangat panik sampai melupakan semua tata krama kerajaan yang mengharuskannya berkata sopan pada Andrew. "Aku dari Kerajaan Valk!" jaeab Andrew seadanya. "Ada apa sebenarnya?" tanya Nicole khawatir karena Andrew tidak bersikap seperti biasanya. "Hanya memberi peringatan pada Edward karena dia bersikap seenaknya!” “Apa ini masalah mom yang diutus jadi pengawas di sekolah sihir?” tanya Nicole hati-hati karena takut menyinggung hati Andrew. Andrew hanya mengangguk frustasi, Nicole menghela napas. Kadang dia merasa Andrew terlalu melindungi apa yang dia miliki sampai tak sadar hal itu justru menyakitkan bagi orang yang melihatnya. “Andrew dengarkan aku, aku yakin Edward sudah memikirkan hal ini dengan matang! Dia sudah tahu semua resiko yang akan terjadi saat mom di sekolah!” nasihat Nicole "Aku tahu, hanya saja semuanya terasa berbahaya bagiku!" curhat Andrew yang kesal karena dirinya sendiri. "Apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya Nicole "Tidak ada yang tahu berapa penyusup di sekolah! Dan insiden yang terjadi pada Ryuzaki masih menggangguku!" adu Andrew "Dengarkan aku, mom itu sangat kuat dan aku yakin dia bisa menjaga dirinya sendiri! Berikan kesempatan pada mom untuk membantu kalian!" nasihat Nicole "Aku tak tahu!" kata Andrew tak yakin, semua mimpi buruk yang dia alami selama beberapa hari ini sangat mengganggunya. Dan itu membuatnya sangat rapuh, entah kenapa dia harus memiliki kemampuan mengerikan ini. Jika bisa dia ingin membuang kemampuannya itu. "Istirahatlah, kau terlihat sangat kacau!" ujar Nicole khawatir, keadaan Andrew memang tidak baik selama beberapa hari ini. Nicole memeluk Andrew mencoba menenangkan suaminya itu. Terlalu banyak yang dipikirkan oleh Andrew, dan terlalu banyak juga kekhawatiran yang dialami suaminya itu. Dia tahu hal itu karena hampir setiap malam tidur Andrew gelisah. Dia tahu suaminya itu tidak bisa benar-benar tidur beberapa hari ini. Dia hanya berharap itu bukanlah pertanda buruk. "Apa kau akan terus meneruskan rencanamu itu?" tanya Nicole "Eum.." kata Andrew sambil mengeratkan pelukannya pada Nicole. "Hanya itu cara mudah bagi semuanya! Aku harap kau mengerti!" "Jangan terlalu memaksakan dirimu, kau boleh meminta bantuanku jika semuanya terasa sulit!" ucap Nicole dengan nada memelas. Andrew hanya mengangguk, berharap itu bisa mengikis kekhawatiran Nicole walau sedikit. Suara ketukan pintu membuat mereka harus melepaskan pelukan mereka. Andrew menyuruh orang yang mengetuk pintu tersebut untuk masuk ke dalam ruangan. Saat tahu siapa yang mengganggu mereka, Andrew semakin tak suka. Orang itu adalah panglima Vromme, salah satu panglima tinggi di kerajaannya. Hal yang membuat Andrew tidak menyukainya adalah karena panglimanya itu menyukai Nicole. Dan selalu mencari alasan untuk dekat dengan ratunya. Bisa di bilang dia tidak suka pada panglima Vromme karena dia cemburu panglimanya itu sering mendekati Nicole. "Ah... Ada apa panglima Vromme?" tanya Nicole ramah, dan hal itu membuat Andrew semakin tidak suka dengan panglima itu. "Ini mengenai tugas dari anda Yang Mulia Ratu!" jawab panglima Vromme "Katakan saja, apa ada perkembangan dengan tugas yang aku berikan kepadamu?" kata Nicole antusias "Sebenarnya ketika saya menjaga di perbatasan utara, saya sepertinya menemukan salah satu tempat persembunyian orang-orang bawah tanah!" jelas panglima Vromme, Andrew mendadak tertarik dengan apa yang dikatakan oleh panglimanya. "Benarkah? Apa kau tahu seperti apa disana?" tanya Andrew antusias "Saya tidak tahu bagaimana di dalamnya, akan tetapi itu hanya seperti rumah kayu tua yang terbuang! Saya tidak bisa masuk ke dalam karena mereka sepertinya menggunakam kunci khusus untuk masuk ke dalam!" "Apa kau tahu seperti apa kuncinya?" tanya Andrew tak sabar "Itu bukan kunci biasa, bentuknya seperti butiran salju yang diperbesar! Mereka semua menunjukan kunci itu baru bisa masuk!" kata panglima Vromme "Itu kemajuan yang bagus, sepertinya paman Denish harus tahu hal ini!" ucap Andrew, dia pun menyuruh pelayan yang berjaga di luar untuk memanggil Denish datang ke ruangannya. Dia juga menyuruh pelayan untuk menyiapkan teh, karena dia merasa pembicaraan mereka akan berlangsung lama. Sementara itu di kerajaan Luce, Ricky sedang berjalan menuju ke ruangan David. Dia datang ke istana karena David memanggilnya tadi, jika tidak mungkin dia tidak akan atau lebih tepatnya tidak ingin datang ke istana ini. Bukan dia tidak ingin bertemu dengan David, hanya saja keadaan istana sangat menyesakan untuknya. Terlebih jika dia berpapasan dengan sang ratu seperti saat ini. "Untuk apa kau datang kemari?" tanya Ratu Hazel setiap melihat Ricky berkeliaran di istana. "Yang Mulia memanggil saya!" jawab Ricky sambil memberi hormat pada Ratu Hazel. Kebiasaan yang hanya dia lakukan di Kerajaan Luce, karena saat berkunjung ke Kerajaan Lunar maupun Kerajaan Valk dia akan dimarahi jika bersikap seperti ini oleh Nicole dan Raina. "Jangan berpikir karena kau teman suamiku, kau bisa seenaknya datang kemari!" gertak Ratu Hazel kemudian pergi berlalu meninggalkan Ricky. Ricky hanya bisa menghela napas, dia heran kenapa Hazel selalu membencinya. Padahal dia sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan pada ratu Kerajaan Luce tersebut. Setelah insiden kecil tersebut, Ricky kembali melanjutkan perjalanannya ke ruangan David. Dia yakin David sudah menunggunya di sana sekarang. Dia memang agak terlambat datang karena ada hal yang harus dilakukan olehnya dulu di sekolah. "Maaf saya terlambat!" kata Ricky saat dia sampai di ruangan David. Saat dia masuk, David tidak sendiri dia ternyata sedang bersama pangeran Larian yang merupakan pangeran mahkota kerajaan Luce. "Tidak apa, duduklah!" kata David sambil duduk memangku anaknya. "Ada apa anda memanggil saya?" tanya Ricky sopan, membuat David mendengus kesal. Dia sangat tidak suka dengan semua kekakuan ini jika sedang bersama temannya. "Jangan terlalu sopan, aku tidak suka! Bicaralah seperti biasa!" protes David, Ricky hanya mengangguk sambil tersenyum. "Jadi kenapa kakak memanggilku?" tanya Ricky lagi "Mengenai Clyvon..." kata David ragu "Aku tidak memberitahukan itu kepada kakak karena aku takut kakak tersinggung! Dan lagi dia tidak sampai keterlaluan menggunakan nama kak Dav!" jelas Ricky yang tahu apa maksud oleh David. Larian hanya mengamati kedua orang tua itu dengan tatapan polosnya. Dia tahu kalau mereka membicarakan sepupunya, tapi dia tidak mengerti tentang apa. "Benarkah?" tanya David ragu, Ricky mengangguk mantap. Melihat hal itu David sedikit lega, setidaknya keponakannya tidak seburuk apa yang dia pikirkan. "Apa ada perkembangan mengenai masalah kita di sekolah?" tanya David penasaran. Dia memang berada di sekolah, tapi sebagai siswa ruang geraknya sangat terbatas. Karena itu dia ingin tahu apa Ricky bisa mendapatkan informasi lebih mengenai hal itu. "Sejauh ini hanya Sir Bailey dan Sir Gill yang terlihat mencurigakan! Sir Grant juga sedikit mencurigakan, dia sering cuti tiba-tiba!" jelas Ricky, David hanya mengangguk. "Apa ada yang aneh dengan tingkah siswa disana?" tanya David lagi "Secara umum tidak, tapi club perkumpulan sihir hitam sering melakukan kegiatan yang tidak biasa!" "Contohnya?" tanya David tidak sabar "Mereka sering melakukan ritual terlarang bahkan setelah beberapa kali ditegur! Mereka juga sering menanyakan buku-buku aneh ke penjaga perpustakaan!" tutur Ricky, David hanya mengangguk. "Baguslah setidaknya ada perkembangan informasi mengenai hal ini! Teruslah mengawasi mereka, aku hanya bisa mengandalkanmu disini!" ujar David serius "Aku mengerti!" Kata Ricky, setelah itu dia pamit pergi. David menghela napas, semua masalah ini membuatnya sangat pusing. Sebisa mungkin dia ingin semuanya cepat selesai. Meskipun itu hanya bisa menjadi angannya saja. Melihat ayahnya yang terlihat sangat kacau, Larian memegang wajah ayahnya seolah menguatkan ayahnya dari segala masalah yang ada di bahunya. Kembali ke Kerajaan Lunar, Denish sudah berada di ruangan Andrew sekarang. Mereka sedang duduk melingkar di kursi. Mereka masih belum memulai pembicaraan karena di sana masih ada pelayan yang menyiapkan teh dan cemilan untuk mereka. Setelah pelayan itu pergi merekapun memulai pembicaraan mereka. "Paman kau tahu panglima Vromme mendapat informasi penting mengenai orang-orang bawah tanah yang kita cari!" Jelas Andrew antusias "Jadi apa informasi yang anda dapatkan?" tanya Denish langsung Panglima Vromme pun menjelaskan informasi yang dia dapatkan pada Denish.  Dia menceritakan sama persis dengan apa yang dia katakan pada Andrew dan Nicole. Mendengar penjelasan panglima Vromme, Denish berpikir sebentar sebelum alhirnya dia merogoh ke dalam bajunya. Mengambil kalung dengan liontin snowflake yang selalu dia kenakan. "Apa bentuknya seperti ini?" tanya Denish yang membuat panglima Vromme kaget dan memasang posisi siaganya pada Denish. "Jangan takut, paman Denish bukan bagian dari mereka! Dia punya benda itu jauh sebelum aku lahir, lagipula ayahku dan paman Kenzo juga punya benda itu!" kata Andrew menenangkan panglima Vromme. "Bagaimana bisa?" tanya panglima Vromme kaget. "Itu kami dapatkan saat melawan yeti jauh saat kami masih muda!" jelas Denish "Tapi...." "Percayalah, kami sudah mengalami banyak hal yang menurut sebagian orang mitos! Tapi hal itu memang ada!" ujar Nicole membuat panglima Vromme sedikit tenang. "Mereka sepertinya jauh lebih mengerikan dari apa yang kita bayangkan!" ucap Denish tiba-tiba "Kenapa?" tanya panglima Vromme tidak mengerti. "Untuk membuat penghalang dengan ini sebagai kuncinya kau harus menangkap yeti hidup-hidup dan melakukan ritual menggunakan darahnya sebagai persembahan!" jelas Denish "Bukankah itu hal biasa, orang kota pheonix juga pernah melakukannya bukan?" kata Nicole yang juga tidak mengerti dengan ritual penghalang yang dikatakan oleh Denish. "Yeti berbeda dengan pheonix! Darah yeti akan cepat membeku dan hancur dalam hitungan detik, tidak mungkin mengambil darahnya dan melakukan ritual. Kecuali... " Andrew tidak bisa melanjutkan perkataannya. Seluruh pandangannya berputar, hal terakhir yang dia lihat adalah wajah khawatir Nicole dan Denish. Dengan panik, Denish langsung menggendong Andrew dan membaringkannya di sofa. Dia langsung memeriksa Raja Kerajaan Lunar tersebut. Detak jantung Andrew masih ada walau pelan. Dia beranjak dari sofa itu dan memeriksa teh yang diminum oleh Andrew. Wajah paniknya berubah jadi marah saat tahu ada yang menaruh racun di teh tersebut. Di sisi lain,  panglima Vromme masih belum sadar dari keterkejutannya. Melihat sang Raja tumbang di hadapannya menjadi pukulan sendiri bagi sang panglima. Dia merasa sudah gagal melaksanakan tugasnya melindungi kerajaan ini. "Paman bagaimana ini?" suara Nicole memecah keheningan diantara mereka. "Raja Andrew sebaiknya kita bawa ke kamarnya! Jangan biarkan seorangpun masuk ke sana tanpa pengawasan!" Kata Denish sambil menggendong Andrew yang tidak sadarkan diri digendongannya. "Panglima Vromme sadarkan dirimu! Dengan kau yang duduk terdiam disana tidak akan mengubah keadaan apapun!" teguran Denish menyadarkan panglima Vromme bahwa apa yang dia lakukan tidak ada gunanya. Dia berdiri kemudian pergi dari ruangan itu untuk mencari para anak buahnya. Sementara itu Denish melanjutkan perjalanannya ke kamar Andrew di temani oleh Nicole. Nicole memang cukup terkejut dengan apa yang terjadi. Tapi dia juga harus kuat, setidaknya untuk anak yang ada di dalam kandungannya. TBC Akhirnya bisa update.... Maaf lama, terlalu banyak kebuntuan yang author alami :( Author harap kalian suka dengan ceritanya. :)
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN